Berita Internasional

Malaysia Naik Pitam Usai Jet Tempur China Terobos Wilayahnya, Namun Tiongkok Malah Salahkan AS

Malaysia melalui Kemenlunya mengatakan akan memanggil utusan China untuk menjelaskan "gangguan" mereka di langit Negeri Jiran.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
defenseindustrydaily
Ilustrasi Jet tempur milik China 

Layanan berita yang juga didanai pemerintah AS Radio Free Asia mengutip bahwa Collin Koh, seorang analis keamanan maritim yang berbasis di Singapura, turut mengkritik tindakan angkatan udara China "tidak hanya intimidasi terang-terangan terhadap Malaysia, tetapi juga predator dan oportunistik."

"Tuduhan seperti itu sama sekali tidak berdasar," tulis dari media China.

China juga menilai, hubungan China-Malaysia selalu dalam keadaan yang relatif baik dan stabil.

Misalnya, pada 21 Mei, Perdana Menteri China Li Keqiang turut mengadakan konferensi video dengan Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin.

Selama konferensi berlangsung, mereka juga bertukar pandangan mendalam tentang hubungan dan kerja sama Tiongkok-Malaysia, serta kerja sama internasional dalam perang melawan COVID-19.

"Tidak ada "intimidasi" antara China dan Malaysia. Kami percaya insiden ini pada akhirnya akan diselesaikan secara damai melalui cara-cara diplomatik."

"Namun, beberapa media dari AS dan negara-negara Barat lainnya telah menghipnotis apa yang disebut teori ancaman China mengenai insiden ini. Jelas, niat mereka yang sebenarnya adalah untuk menarik garis pemisah antara China dan Malaysia dan terus merusak perdamaian dan stabilitas regional."

AS juga mengklaim sebagai kekuatan dari pentingnya dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia-Pasifik.

Namun tidak setiap negara regional menginginkan Washington untuk meningkatkan kehadiran militernya.

Baca juga: Daftar 6 Wisata Kolam Renang di Jambi, Berenang di Akhir Pekan Bersama Keluarga

Baca juga: NASIB Nikita Mirzani yang Derita Penyakit Serius, Sampai Menggigil dan Menangis Kala Jalani Syuting

Baca juga: Kementrian yang Dipimpin Prabowo Subianto Disebut Ingin Utang Rp1.700 Triliun Demi Belanja Alutsista

Faktanya, ujar China, AS adalah salah satu alasan mengapa ketegangan di Laut Cina Selatan terus meningkat, karena Washington mempromosikan apa yang disebut kebebasan navigasi di kawasan itu dan terus-menerus melakukan latihan militer dengan sekutunya.

AS merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap ketidakstabilan kawasan Asia-Pasifik, bukan China, ujar Beijing.

"Ini bertentangan dengan apa yang digembar-gemborkan oleh beberapa opini publik Barat."

"China tidak pernah menggunakan kekuatan militernya untuk menyerang negara lain. Memang, China memperkuat militernya hanya untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas, dan negara-negara seperti AS perlu membiasakan diri dengan kekuatan militer China yang semakin besar."

China juga dengan tegas menyebut bahwa media Barat telah mengobarkan sentimen anti-China dan berspekulasi tentang apa yang disebut teori ancaman China.

Menurut mereka, dengan menyamarkan Washington sebagai pembela keamanan regional, media di Barat secara terang-terangan berusaha membuat negara-negara ini sepenuhnya condong ke arah Washington.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved