Berita Internasional

Perang China Vs Australia Makin Nyata Saja, Indonesia Wajib Waspada Bila Negara Kangguru Berperang

Ancaman China pada Australia beberapa waktu lalu soal siap luncurkan rudal ke negara tetangga Indonesia itu nampaknya bukan gertak sambal biasa.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Xinhua
Pasukan militer China (PLA) telah meningkatkan kesiapan tempurnya 

TRIBUNJAMBI.COM - Ancaman China pada Australia beberapa waktu lalu soal siap luncurkan rudal ke negara tetangga Indonesia itu nampaknya bukan gertak sambal biasa.

Sehingga perang antara China Vs Australia agaknya makin serius dan bakal terjadi, bahkan kabar terbaru Amerika Serikat (AS) siap membantu negeri Kanguru itu.

Ketegangan itu meningkat antara Australia dengan China dalam beberapa waktu terakhir ini.

Mengutip dari express.co.uk pada Jumat (28/5/2021), agresi China di Laut China Selatan dan di seluruh dunia mendorong aliansi militer AS-Australia menjadi lebih sangat erat.

Presiden China Xi Jinping saat melakukan inspeksi pasukan sebelum digelarnya parade perayaan 70 tahun Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat, di Qingdao, Provinsi Shandong, Selasa (23/4/2019).
Presiden China Xi Jinping saat melakukan inspeksi pasukan sebelum digelarnya parade perayaan 70 tahun Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat, di Qingdao, Provinsi Shandong, Selasa (23/4/2019). (SCMP / XINHUA)

Berita itu juga muncul ketika pada hari Rabu pemerintah Australia mengkonfirmasi laporan bahwa mereka telah menerima pengiriman lebih banyak senjata.

Tujuannya untuk mempertahankan diri dari kekuatan besar Presiden China Xi Jinping di Asia timur itu yang mendadak memperluas kemampuan militernya.

Tentu saja ini akan memicu kekhawatiran perang habis-habisan.

Menteri Dalam Negeri Australia Karen Andrews mengatakan: “Ini mengirimkan pesan yang sangat kuat bahwa kami waspada, kami tidak khawatir."

“Tapi kami melakukan semua yang kami bisa untuk bersiap.”

Dia juga kemudian berterima kasih kepada AS atas dukungannya selama meningkatnya ketakutan akan perang habis-habisan dengan China itu.

"Amerika Serikat adalah sekutu yang sangat kuat Australia dan kami akan terus bekerja dengan mereka," kata Andrews.

Tetapi pemimpin Partai Hijau Australia Adam Bandt mengeluarkan sebuah peringatan kepada negaranya atas rencana baru untuk menyimpan senjata dari AS.

"Ada risiko nyata bahwa jika Australia hanya melakukan apa pun yang diinginkan AS, kita akan membawa diri kita lebih dekat ke perang."

"Itu akan sangat menghancurkan."

ILUSTRASI. Kapal perang rudal berpemandu Angkatan Laut Australia HMAS Parramatta (FFH 154) (kiri) berlayar dengan kapal serbu amfibi Angkatan Laut AS USS America (LHA 6), kapal penjelajah peluru kendali kelas Ticonderoga USS Bunker Hill (CG 52) dan Penghancur rudal
ILUSTRASI. Kapal perang rudal berpemandu Angkatan Laut Australia HMAS Parramatta (FFH 154) (kiri) berlayar dengan kapal serbu amfibi Angkatan Laut AS USS America (LHA 6), kapal penjelajah peluru kendali kelas Ticonderoga USS Bunker Hill (CG 52) dan Penghancur rudal (US Navy via Reuters)

Agresi China itu juga mendorong aliansi militer AS-Australia menjadi lebih erat setelah Australia semakin khawatir tentang kekuatan China di wilayah tersebut.

Beberapa bulan terakhir juga telah terjadi peningkatan besar-besaran di China dalam hal kekuatan militer dan diplomatiknya di seluruh dunia.

Mulai dari Laut China Selatan hingga Taiwan, hingga serangan dunia maya di negara-negara barat dan genosida terhadap Muslim Uyghur di barat negara itu.

Beberapa pekan terakhir juga telah terlihat ancaman besar dari China terhadap Taiwan.

Ini karena kekhawatiran yang meningkat atas rencana China untuk kemungkinan menginvasi Taiwan dan pengambilalihan.

China juga telah membuat beberapa negara sampai jatuh dalam cengekeramannya melalui proyek Belt and Road.

Baca juga: Teka-teki Den Harin Pasukan Super Indonesia yang Misterius, Anggotanya Prajurit Pilihan TNI-Polri

Baca juga: Warga Batanghari Laporkan Petugas Kebersihan Tak Pakai Seragam, Ini Jawaban Kadis Lingkungan Hidup

Baca juga: DETIK-DETIK Kapal Terbakar di Ternate hingga Buat Penumpangnya Lompat ke Laut, Apa Penyebabnya?

Di mana China turut menggaet negara-negara miskin untuk meminjam uang kepada mereka. Lalu meminta imbalan sebagai bayarannya.

Misalnya Angola yang kini mengizinkan China untuk membangun proyek infrastruktur besar.

Seperti jalan dengan imbalan yang menguntungkan China seperti penambangan bahan mentah dan ekstraksi lainnya.

(*)

Berita lainnya seputar China

Berita lainnya seputar Australia

SUMBER: SOSOK.ID

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved