PDIP Ribut, Pengamat: Apa Salah Kalau Ganjar Ingin Jadi Presiden?

Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno pun turut berkomentar terkait konflik PDIP dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Editor: Teguh Suprayitno
Kolase/Tribun Jambi
Ganjar Pranowo sedang tak romantis dengan PDIP 

PDIP Ribut, Pengamat: Apa Salah Kalau Ganjar Ingin Jadi Presiden?

TRIBUNJAMBI.COM - Kisruh yang terjadi di internal PDIP jelang Pilpres 2024 menarik perhatian publik.

Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Adi Prayitno pun turut berkomentar terkait konflik PDIP dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Ia justru mempertanyakan keputusan untuk tidak mengundang Ganjar dalam perayaan ulang tahun PDIP yang diadakan di Semarang, Sabtu (22/5/2021) pekan lalu.

Menurut Adi, tidak ada yang salah dengan keinginan Ganjar mencalonkan diri sebagai calon presiden (capres) dalam pemilu 2024 mendatang.

"Kalau dalam perspektif awam publik, apa salah kalau kader partai sebagai gubernur populer punya mimpi jadi presiden?" kata Adi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (27/5/2021).

Menurutnya, keinginan menjadi capres adalah mimpi setiap orang yang terjun di dunia politik.

Baca juga: Isyarat Prabowo dan Puan Duet di Pilpres 2024 Semakin Jelas, Pengamat: Ibarat Dua Sejoli yang CLBK

Baca juga: Megawati Terlibat Serangan PDIP ke Ganjar Pranowo? Pengamat: Sentral di PDIP Itu Hanya Mega

Ia menyebut, tujuan untuk bergabung dalam partai adalah untuk menjadi pemimpin negara.

"Mimpi indah kepala daerah atau orang yang duduk di kursi DPR ya menjadi capres. Tujuan berpartai itu bukan untuk masuk surga, tapi untuk menjadi pemimpin di negara ini," lanjut Adi.

Menurut Adi, kader potensial seperti Ganjar tidak sebaiknya mendapatkan serangan dari partainya sendiri. Sebab hal itu akan menumbuhkan sentimen negatif dari masyarakat terhadap PDI-P itu sendiri.

"Kalau ada kader potensial, ini malah suruh berhenti berkampanye, hal ini membuat publik tidak habis berpikir," kata Adi.

"Artinya di PDI-P haram bermimpi menjadi capres jika belum ada keputusan dari Ketua Umum," sambungnya.

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo. (DOK. Humas Pemprov Jateng)

Diketahui hubungan tak sedap antara Ganjar dengan PDIP tercium pasca Gubernur Jawa Tengah itu tidak diundang dalam perayaan ulang tahun PDIP di Semarang.

Padahal acara itu dihadiri oleh Ketua DPP PDIP Puan Maharani, serta seluruh pimpinan partai dan kader kepala daerah dari seluruh Jawa Tengah.

Ketua DPP PDI-P Bidang Pemenangan Pemilu Bambang Wurianto atau Bambang Pacul, menyebut Ganjar tidak diundang karena tidak sejalan dengan partai.

Bambang menilai saat ini Ganjar terlalu ambisius untuk menjadi capres, padahal Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri belum mengadakan pembicaraan terkait pencapresan di ranah internal partai.

Baca juga: Rizieq Shihab Tak Jadi Dipenjara, Hakim Nilai Kasus Kerumunan di Megamendung Tak Disegaja

"Tidak diundang! (Ganjar) wis kemajon (kelewatan). Yen kowe pinter, ojo keminter (kalau kamu pintar, jangan merasa paling pintar)," sebut Bambang.

Lebih lanjut Bambang bahkan mempersilahkan jika Ganjar ingin keluar dari PDI-P dan berpindah haluan dengan bergabung ke partai lain.

Sementara itu Ganjar mengkonfirmasi ketidakhadirannya karena ia merasa tidak diundang oleh partainya itu. "Saya tidak diundang (acara PDI-P)," ucap Ganjar melalui pesan singkat.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pengamat: Memang Apa Salahnya kalau Ganjar Ingin Jadi Capres?"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved