Israel Menyesal Hancurkan Gedung Ini Saat Perang dengan Palestina di Gaza, AS dan PBB Bereaksi
Sebuah gedung 14 lantai di Jalur Gaza hancur dihantam roket Israel. Israel menuding jika menara itu adalah lokasi logistik milik kelompok Hamas.
Israel Menyesal Hancurkan Gedung Ini Saat Perang dengan Palestina di Gaza, AS dan PBB Bereaksi
TRIBUNJAMBI.COM - Sebuah gedung 14 lantai di Jalur Gaza hancur dihantam roket Israel.
Israel menuding jika menara itu adalah lokasi logistik milik kelompok Hamas.
Serangan Israel ke Palestina berakhir setelah 11 hari saling serang dengan kelompok Hamas.
Sejumlah bangunan di Jalur Gaza pun hancur dihantam roket Israel selama perang terjadi.
Banyak gedung tinggi runtuh, dan rumah hancur dibombardir jet tempur dan roket.
Perang roket itu akhirnya berakhir setelah Isarel-Palestina sepakat lakukan gencatan senjata yang ditengahi oleh Mesir.
Belakangan, Isarel dikabarkan telah mengakui penyesalannya setelah menghancurkan gedung 14 lantai di jalur Gaza.
Gedung tersebut dihancurkan karena diklaim lokasi logistik milik Hamas.
Baca juga: Video Gus Dur Soal Konflik Palestina-Israel Viral, Banyak Umat Islam Tak Paham Israel Tak Salah
Baca juga: KKB Papua Bakal Porak Poranda Hadapi Pasukan Setan, TNI Kirim 400 Malaikat Maut ke Papua
Gedung 14 lantai yang berisi sejumlah media asing, luluh lantak setelah menjadi target serangan Isarel.
Mereka yang ada di dalam gedung diminta untuk segera mengosongkan gedung dan diberi waktu selama satu jam.
Akhirnya gedung hancur setelah dihantam roket oleh Israel.
Namun belakangan dilaporkan Isarel telah menyesal menjadikan gedung tersebut sebagai targetnya.
Jika Israel menyatakan penyesalannya, lantas apa sebenarnya motivasi mereka menyerang gedung tersebut.
Pemerintah Israel mengeluarkan pernyataan mengejutkan dengan menyatakan penyesalan mendalam atas peledakan satu menara di Jalur Gaza, Palestina.

Gedung itu berisi Kantor Berita AP dan sejumah media asing,
Komentar itu muncul pada Minggu (23/5/2021), ketika warga Palestina mulai membersihkan jalan-jalan dari puing-puing bangunan.
Di Kota Gaza, sekelompok pria dan wanita muda menggunakan sapu untuk membersihkan debu dan puing-puing dari jalan-jalan utama.
Saat bersamaan, aksi di luar ruangan diadakan untuk 248 korban serangan udara dan tembakan artileri Israel .
Para pejabat AS memperkirakan biaya memperbaiki rumah sakit, sekolah, dan infrastruktur yang rusak di Jalur Gaza mencapai miliaran dolar.
Sedangkan PBB mengatakan ratusan rumah telah hancur total.
Itu terjadi ketika The New York Times melaporkan beberapa pejabat militer Israel "menyesali" keputusan untuk menyerang menara media di Kota Gaza.
Baca juga: Inilah Sosok Senaf Soll yang Dikenal Kejam, Sudah Bunuh 2 Prajurit TNI, Kini Gabung KKB Papua
Berisi Kantor Associated Press, kantor berita utama AS, dan Al-Jazeera, serta sejumah media asing lainnya.
Israel menyatakan serangan udara itu dibenarkan karena mengklaim aset Hamas ada di dalam gedung tersebut.
Tentara Israel memberi waktu satu jam kepada wartawan untuk mengevakuasi menara, dan tidak ada yang tewas dalam serangan itu.
Namun menurut New York Times, beberapa pejabat militer Israel telah membantah serangan udara tersebut.
Bahkan, sekarang menganggapnya sebagai kesalahan.
Seorang pejabat juga merasa kerusakan yang disebabkan oleh serangan terhadap reputasi internasional Israel lebih besar.
Daripada keuntungan menghancurkan peralatan Hamas, tambah laporan itu, mengutip tiga sumber.
Hamas menyangkal asetnya berada di menara media.
Menuduh Israel melakukan kejahatan perang dengan menyerang bangunan sipil, meskipun Israel menolaknya.
Dalam wawancara dengan Telegraph pada Minggu (23/5/2021), seorang pejabat senior Hamas menyalahkan Israel atas pecahnya konflik di Jalur Gaza.
Juga memperingatkan negara Yahudi itu sedang bermain api.
Dr Bassem Naim, Kepala Kantor Hubungan Internasional Hamas di Gaza, mengatakan adegan polisi Israel memukuli jamaah di Masjid al-Aqsa.
Menyebabkan Hamas itu meluncurkan roket ke Jerusalem.
Faktor penting lainnya, katanya, adalah upaya penggusuran warga Palestina dari lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur.
Keluarga yang menghadapi penggusuran mengatakan Israel berusaha secara paksa menggantikan mereka dengan pemukim Yahudi.
"Ketika sampai pada eskalasi terakhir, cerita dimulai ketika Israel, melawan hukum internasional ..." tambahnya.
"Secara paksa mengusir orang-orang kami dari Syekh Jarrah, menghina jamaah di kompleks al-Aqsa, di bulan suci Ramadhan, " dia berkata.
Israel membantah menggunakan kekuatan yang berlebihan untuk mengendalikan protes di asjid al-Aqsa, situs tersuci ketiga dalam Islam,
Israel mengklaim bahwa perselisihan di Sheikh Jarrah hanyalah perselisihan real estate antara pihak swasta.
Juga pada Minggu (23/5/2021), Israel mengawal 120 warga Yahudi ke Temple Mount, situs tersuci dalam Yudaisme, yang juga menampung kompleks Masjid al-Aqsa.
Micky Rosenfeld, seorang juru bicara polisi Israel, mengatakan situs itu terbuka untuk kunjungan rutin.
Polisi berada di tempat kejadian untuk mencegah insiden" yang melibatkan warga Palestina.
Demikian informasi pihak Israel yang belakangan menyesali atas tindakan mereka meroket gedung 14 lantai di Jalur Gaza.
Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Pemerintah Israel Mengaku Menyesal Hancurkan Gedung 14 Lantai di Jalur Gaza, AS dan PBB Bereaksi.