Berita Internasional

TERKUAK Borok China di Kudeta Militer Myanmar, Penyokong hingga Pemberi Jet Tempur Buat Ancam Warga

Sempat heboh kabar adanya campur tangan Xi Jinping dan China di kudeta militer yang terjadi di Myanmar.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
New York Times
China 

PetroChina, sebuah perusahaan terdaftar yang dikendalikan oleh China National Petroleum Corporation milik negara, tidak menanggapi permintaan komentar tentang pengiriman bahan bakar tersebut.

Reuters turut melaporkan Pada Kamis (20/5/2021), berdasarkan data impor yang belum dipublikasikan, PetroChina International mengirimkan 13.300 ton bahan bakar jet dan 4.000 ton bensin onboard tanker MT Yu Dong untuk pengiriman di terminal Thilawa Myanmar pada 15 April.

Negara-negara Barat termasuk Amerika Serikat (AS) dan Inggris telah mengutuk junta karena membunuh ratusan warga sipil.

Mereka telah secara terbatas menerapkan sanksi Myanmar. Tetapi saat ini tidak ada tindakan internasional yang melarang pengiriman produk minyak.

ASEAN, yang mengikut sertakan Myanmar sebagai anggotanya, telah menyerukan diakhirinya kekerasan dan dialog di antara para pihak.

Mereka tidak lagi menyerukan sanksi dalam pernyataan April.

Presiden China Xi Jinping
Presiden China Xi Jinping (CGTN)

Namun demikian ternyata indikasi keterlibatan China dalam kudeta di Myanmar sebenarnya sudah terlihat.

China juga memang diketahui membantah tudingan terlibat dalam kudeta tetapi tak begitu kuat dalam mengutuk junta militer Myanmar.

"Mengingat keinginan Beijing untuk meningkatkan pengaruhnya di Naypyidaw, tampaknya tidak mungkin setiap perusahaan negara China akan terlalu khawatir dengan ancaman reaksi dari komunitas internasional atas berbisnis dengan pemerintah Myanmar," ujar Henrick Tsjeng, seorang rekan peneliti di the Sekolah Studi Internasional S. Rajaratnam di Universitas Teknologi Nanyang Singapura.

Kelompok aktivis Justice for Myanmar pun mengutuk penjualan bahan bakar tersebut.

"Kami terkejut PetroChina mengekspor bahan bakar jet ke Myanmar. (PetroChina) Melakukan bisnis dengan penjahat perang yang melakukan serangan udara tanpa pandang bulu terhadap komunitas etnis," kata juru bicara Yadanar Maung.

Jet militer pun melakukan serangan bom terhadap tentara etnis Myanmar, yang menentang junta di Myanmar utara dan timur.

Hal itu pun menunjukkan adanya peningkatan pertempuran sejak kudeta Februari, yang menggulingkan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi.

Salah satu pasukan yang mendapat serangan bom, Tentara Kemerdekaan Kachin, mengatakan kepada Reuters bahwa mereka telah menyerang tujuh truk minyak.

Pasokan itu diduga membawa bahan bakar penerbangan melalui jalan darat dari China minggu ini.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved