Israel dan Hamas Setuju Gencatan Senjata, Usai 11 Hari Perang Gaza, Akankah Pertempuran Berakhir?

Amerika Serikat bahwa Israel dan Hamas setuju untuk menghentikan tembakan yang melintasi perbatasan Jalur Gaza mulai Jumat (21/5/2021).

Editor: Rohmayana
POOL PHOTO/MAHMUD HAMS via AP
Api ledakan kantor media Al Jazeera dan Associated Press di Gaza, setelah serangan udara Israel pada Sabtu (15/5/2021). 

Dalam pidato yang disiarkan televisi, Abu Ubaida, juru bicara sayap bersenjata Hamas, mengatakan:
"Dengan pertolongan Tuhan, kami dapat mempermalukan musuh, entitasnya yang rapuh, dan tentaranya yang buas."

Dia mengancam akan menembakkan roket Hamas yang akan mencapai seluruh Israel jika negara itu melanggar gencatan senjata atau menghantam Gaza sebelum jam implementasi.

Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz mengatakan di Twitter bahwa serangan Gaza telah menghasilkan keuntungan militer yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Baca juga: Kata Gadis Palestina yang Berkuliah di Aceh, Akun Instagramnya Sempat Diblokir oleh Israel

Berbicara dengan mitranya dari AS Lloyd Austin, Gantz mengatakan pembentukan pertahanan Israel akan terus bekerja sama penuh dengan Pentagon dan pemerintah AS untuk menstabilkan kawasan.

Sejak pertempuran dimulai pada 10 Mei, pejabat kesehatan di Gaza mengatakan 232 warga Palestina, termasuk 65 anak-anak, telah tewas dan lebih dari 1.900 terluka dalam pemboman udara.

Sementara, pihak Israel mengatakan serangan mereka telah menewaskan sedikitnya 160 pejuang di Gaza.

Baca juga: Indonesia Pernah Tolak Tiket Piala Dunia Demi Palestina, Soekarno Minta Timnas Tolak Lawan Israel

Pihak berwenang Israel menyebutkan, jumlah korban tewas di Israel sebanyak 12 orang, dengan ratusan orang dirawat karena cedera dalam serangan roket yang menyebabkan kepanikan dan membuat orang bergegas ke tempat penampungan.

Aksi kekerasan itu dipicu oleh kemarahan Palestina atas apa yang mereka pandang sebagai pembatasan Israel atas hak-hak mereka di Yerusalem, termasuk selama konfrontasi polisi dengan pengunjuk rasa di masjid Al-Aqsa.

Hamas sebelumnya menuntut agar setiap penghentian pertempuran Gaza harus disertai dengan penarikan pasukan Israel di Yerusalem.

Seorang pejabat Israel mengatakan kepada Reuters bahwa tidak pernah ada kondisi seperti itu dalam gencatan senjata.

"Satu-satunya cara akan ada hubungan Hamas-Yerusalem adalah jika mereka setuju kami menenggelamkan mereka di 'Pantai Yerusalem' di Tel Aviv," kata menteri kabinet keamanan Tzachi Hanegbi kepada Channel 12 TV Israel pada Kamis pagi.

Hamas dianggap sebagai kelompok teroris oleh Barat dan Israel, yang menolak untuk mengakuinya. (*)

SUMBER : KONTAN/ TribunnewsBogor.com

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved