Penjelasan Wilayah Israel dan Palestina Tampak Buram di Google Earth

Sebagian besar wilayah Israel dan Palestina terlihat di Google Earth sebagai citra satelit beresolusi rendah, meskipun citra dengan kualitas lebih tin

Editor: Muuhammad Ferry Fadly
ist
Kiri: Citra terbaru menara Hanadi di Gaza dari Google Earth, kanan: citra satelit resolusi tinggi menunjukkan menara tersebut telah hancur. (SERAMBINEWS/google) 

TRIBUNJAMBI.COM - Masalah Gaza tampak kabur di peta google sedang disoroti oleh para peneliti yang menggunakan informasi sumber terbuka alias open-source dan informasi yang tersedia untuk umum - termasuk data pemetaan - untuk menentukan lokasi serangan dan mendokumentasikan kehancuran di wilayah tersebut.

"Fakta bahwa kami tidak mendapatkan citra satelit resolusi tinggi dari wilayah Israel dan Palestina menghambat kerja kami," kata Samir, seorang investigator open-source seperti di lansir BB News Indonesia, 17 Mei 2021.

Sebagian besar wilayah Israel dan Palestina terlihat di Google Earth sebagai citra satelit beresolusi rendah, meskipun citra dengan kualitas lebih tinggi tersedia dari perusahaan-perusahaan satelit.

Baca juga: Tidak Jadi Rudapaksa Korban, Perampok Ucapkan Terimakasih Dan Pamit Pulang

Baca juga: Ramalan Zodiak Cinta Hari ini, Aries Mungkin Menghadapi Beberapa Masalah Ego dengan Pasangan

Baca juga: Ucok Meringkuk di Penjara gara-gara Menghina Palestina, Cuma Iseng Bikin Konten TikTok Supaya FYP

Bandingkan dengan citra satelit Pyongyang, ibu kota Korea Utara, di mana mobil-mobil di jalanannya tampak jelas dan setiap individu manusia dapat dibedakan dari yang lainnya.

Mengapa citra satelit begitu penting?

Citra satelit menjadi elemen penting dalam pelaporan suatu konflik.

Pada saat konfrontasi terbaru di Timur Tengah ini pecah, para penyidik independen berusaha mengonfirmasi lokasi tembakan rudal dan bangunan yang menjadi sasaran di Gaza dan Israel dengan menggunakan satelit.

Namun, di Google Earth, platform penginderaan jauh yang paling banyak digunakan, citra terbaru untuk Gaza memiliki resolusi yang rendah dan karenanya tampak kabur.

"Citra paling baru di Google Earth berasal dari tahun 2016 dan kelihatan jelek sekali. Saya memperbesar citra beberapa daerah pedesaan di Suriah yang dipilih secara acak, dan sudah ada lebih dari 20 citra yang diambil sejak saat itu, dalam resolusi yang sangat tinggi," kata Aric Toler, seorang jurnalis dari kolektif jurnalis investigatif Bellingcat, dalam sebuah twit.

Google mengatakan mereka bertujuan "memperbarui [citra] tempat-tempat padat penduduk secara teratur" tetapi itu tidak terjadi dalam kasus Gaza.

Apakah citra resolusi tinggi tersedia?

Sampai tahun lalu, pemerintah AS membatasi kualitas citra satelit untuk wilayah Israel dan Palestina yang boleh disediakan oleh perusahaan Amerika secara komersial.

Pembatasan itu dicantumkan dalam Kyl-Bingaman Amendment (KBA) - undang-undang AS yang dibuat pada tahun 1997 - untuk mendukung kepentingan keamanan negara Israel.

Di bawah aturan KBA, penyedia citra satelit di AS hanya diizinkan untuk menyediakan citra resolusi rendah, dengan ukuran pixel tidak kurang dari 2m (6ft 6in, membuat obyek seukuran mobil hampir tampak, namun tidak lebih kecil dari itu).

Gambar lokasi-lokasi seperti markas militer memang biasanya dikaburkan - tetapi KBA adalah satu-satunya kasus di mana satu negara masuk dalam pembatasan seperti itu.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved