Berita Internasional
INILAH Rudal Buatan Hamas yang Buat Israel Ketar Ketir dan Bahkan Bisa Tembus Pertahanan Iron Dome
Diyakini bahwa Hamas masih memiliki ribuan roket yang siap dalam memporak-porandakan Negara Zionis itu.
TRIBUNJAMBI.COM - Tidak ada kata damai yang mencuat hingga kini dari Konflik Israel-Palestina, bahkan peran Hamas semakin membuat Israel semakin brutal dalam membalas serangan.
Seperti yang diketahui, Hamas lah yang selama ini banyak membalas serangan Israel.
Melansir dari Kontan.co.id, selama sepekan terakhir ini Hamas telah meluncurkan 3.000 roket.
Diyakini bahwa Hamas masih memiliki ribuan roket yang siap dalam memporak-porandakan Negara Zionis itu.
Karenanya, Israel pun dibuat ketar-ketir dengan senjata-senjata milik Hamas.

Diberitakan Jerusalem Post, Hamas sendiri awalnya sama sekali tak mampu membuat roket untuk ditembakan ke Israel.
Seperti yang diektahui, dulu, Palestina memiliki roket dari Iran atau sekutu asing lainnya yang diselundupkan melalui laut atau melintasi perbatasan Sinai-Gaza.
Ogah ketergantungan dengan negara lain, Hamas akhirnya secara cepat mempelajari sendiri bagaimana untuk membuat roket.
Mereka belajar selama bertahun-tahun dari roket Iran dan mengembangkannya menjadi versi mereka sendiri.
Akhirnya, terciptalah rudal Qassam yang jangkauannya tidak begitu jauh itu.
Kendati demikian, hal itu sanggup membuat Israel sampai terkejut mengingat Hamas membuat roket tersebut dengan keadaan serba terbatas.
Seiring berjalannya waktu, roket-roket buatan Hamas itu semakin canggih.
Daya ledak semakin besar dan jangkauan semakin bervariasi.
Roket-roket itu kebanyakan dipakai saat konflik pada 2014.
Baca juga: Buat Hamas Frustasi, Inilah Iron Dome Milik Israel yang Bisa Menghalau Roket, Harganya Sungguh Mahal
Baca juga: BELUM Ada Kata Damai, Israel Kembali Kirim Serangan Udara dan Hamas Janjikan Lebih Banyak Roket
Baca juga: Israel Diberi Lampu Hijau Siapkan Serangan Ke Semua Operator Hamas, Malaysia Turut Jadi Target
Roket jarak pendek buatan Hamas yang pertama kali terungkap pada 2019 diyakini sudah ada sejak 2001.