Femalenial
Tradisi Lebaran Serba Baru Menurut Femalenial Witha Ananda Putri: Tergantung Mindset
Tradisi serba baru ini juga cukup menjadi beban bagi masyarakat dimana semenjak pandemi covid-19 banyak yang kena PHK, gaji di potong dan hingga saat
Penulis: Ade Setyawati | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Hari Raya Idul Fitri 1442 Hijriah atau yang kerap disebut Lebaran memiliki tradisi serba baru, mulai dari baju, celana, sepatu atau sendal, toples kue lebaran, taplak meja dan lain sebagainya.
Tradisi serba baru ini juga cukup menjadi beban bagi masyarakat dimana semenjak pandemi covid-19 banyak yang kena PHK, gaji di potong dan hingga saat ini perekonomian belum stabil.
Hal itu membuat lebaran kurang menyenangkan dan menjadi beban bagi sebagian orang akibat tradisi serba baru lebaran tersebut.
Menurut Witha Ananda Putri yang kerap di sapa Witha, mahasiswa UIN STS Jambi berpendapat tradisi lebaran yang serba baru tergantung mindset, dan mana dari lebaran bukanlah serba baru.
"Di Indonesia memang memiliki tradisi serba baru di saat lebaran, bahkan seperti toples kue, taplak meja dan lain sebagainya jika masih bagus pun akan diganti dengan yang baru termasuk juga di Jambi," jelas Witha
"Dan sebenarnya ini tidak terlalu perlu, namun masyarakat tetap melakukan nya bahkan jika tidak cukup budget akan di carikan untuk ini, itulah tradisi ala Indonesia, masyarakat memiliki kepuasan tersendiri, dan mengatakan lebih terasa suasana lebarannya," tambahnya.
Namun melihat kondisi seperti saat ini, tradisi serba baru bukan lah sesuatu yang harus dilakukan, dengan perekonomian masyarakat yang belum stabil.
"Tradisi lebaran yang serba baru itu kembali lagi ke mindset kita, karena seperti apa keuangan kita hanya kita yang tau, dan jika tidak memungkinkan tidak perlu di paksa, kita hanya perlu membersihkan rumah dan gunakan yang ada seperti toples kue maupun taplak meja yang masih bagus, menggunakan baju lama yang bagus," lanjutnya.
Jika dengan seperti itu merasa suasana lebaran kurang terasa, bisa menekan budget di baju, tetap mengguankan baju yang terlihat berbeda dengan budget yang sangat minim.
Ia pun membagikan tips tetap minum budget namun tetap terasa suasana lebaran nya, dengan pakaian yang terlihat baru.
"Ini tips agar tetap terasa suasana lebaran dan tidak menguras kantong, jika biasanya membeli baju baru minimal memakan Rp.200 ribu, bahkan lebih, untuk tahun ini bisa membawa baju gamis ke tukang jahit dan minta rubah modelnya, dengan metode ini hanya mengeluarkan budget kisaran Rp.25 hingga Rp.30 ribu saja, dan ini sudah sangat membantu," tutupnya.
Ia juga mengatakan Makna lebaran bukan lah sesuatu yang serba baru, namun seperti apa kita menjadi pribadi lebih baik setelah bukan ramadhan, Jiak belum bisa berkumpul dengan keluarga di tahun ini tetap sabar, tetap jadi versi terbaik diri kita dan jangan lupa beri hal yang baik juga untuk orang lain.
Baca juga: H-5 Jelang Idul Fitri, Harga Cabai Merah di Jambi Naik, Masyarakat Mulai Menyetok
Baca juga: MEMANASNYA Hubungan Edy Rahmayadi dengan Bobby Nasution, Menantu Jokowi Sampai Diminta Tanya Tuhan
Baca juga: THR Presiden Jokowi Puluhan Juta Rupiah Lebih Tinggi dari Wapres, Begini Rinciannya