Sahabat Rasulullah

Kisah Sahabat Nabi, Zaid bin Tsabit Sang Penghimpun Al-Qur’an

Zaid bin Tsabit adalah sahabat Nabi dari golongan Anshar dari Madinah. Zaid bin Tsabit memiliki banyak keistimewaan.

Penulis: Deddy Rachmawan | Editor: Deddy Rachmawan
tribun jambi/ist
Surah Yasin salah satu surah dalam Alquran 

TIBUNJAMBI.COM – Zaid bin Tsabit adalah sahabat Nabi dari golongan Anshar dari Madinah. Zaid bin Tsabit memiliki banyak keistimewaan.

Ia mampu mengafal Al-Qur’an dan menulis wahyu untuk Rasulullah serta unggul dalam ilmu dan hikmah.

Zaid adalah orang yang diperintahkan Nabi Muhammad saw untuk mempelajari bahasa asing dan ia mampu mempelajarinya dalam waktu singkat.

Mengutip buku Rijal haula Rasul saw karya Khalid Muhammad Khalid yang diterjemahkan menjadi Biografi 60 Sahabat Rasulullah saw, Zaid bin Tsabit ditakdirkan sebagai penghimpun Al-Qur’an,

Ia memulai tugasnya sejak wahyu mulai turun pertama kali.

Selama kurang lebih 21 tahunAl-Qur’an diturunkan, ada sahabat Nabi yang menghafal ada pula yang mencatatnya.

Setelah perang Yamamah sejumlah penghafal Al-Qur’an gugur sebagai syuhada, saat itulah sahabat Umar bin Khatab menemui khalifah Abu Bakar ra agar kaum muslimin segera menghimpun Al-Qur’an.

Akhirnya Abu Bakar memerintahan Zaid bin Tsabit untuk mulai menghimpunnya.

Pada masa khalifah Utsman bin Affan ra, Zaid bin Tsabit juga ditunjuk untuk menyeragamkan mushaf Al-Qur’an.

Zaid lalu mengumpulkan para murid dan sahabatnya dan memerinthkan mengambil mushaf yang ada di kediaman Hafsah binti Umar.

Mereka yang membantu Zaid bin Tsabit adalah para penulis wahyu dan penghafal Al-Qur’an, setiap kali mereka berbeda pendapat, mereka menjadikan pendapat Zaid sebagai hujah dan pemutus.

Benarlah firman Allah swt, yang artinya Sesungguhnya, Kami-lah yang menurunkan al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar memliharanya. (Al Hijr:9).

Menurut Khalid Muhammad Khalid, peristiwa penghimpunan Al-Qur’an dalam satu mushaf itu tidak pernah dikisahkan, kecuali bersamaan dengan nama sahabat besar ini.

Namun ada kisah lain yang membersamai sahabat Nabi Zaid bin Tsabit ra ini.

Dialah sahabat Nabi yang berkali-kali meminta kepada Rasulullah saw agar diizinkan ikut berperang. Sekalipun Zaid masih remaja.

Khalid Muhammad Khalid mengisahkan dalam bukunya, bahwa Zaid adalah sahabat Anshar dari Madinah.

Baca juga: Muadz bin Jabal Sahabat Nabi yang Pendiam dan Paling Tahu Halal Haram

Baca juga: Si Burung Surga Gelar Jafar bin Abi Thalib, Sahabat Nabi yang Sangat Mirip Rasulullah

Baca juga: Perbatasan Jambi-Sumbar Dikawal Ketat, Keluar Masuk Dihentikan Petugas

Baca juga: Wajib Tahu! Tinggalkan Salat Jumat 3 Kali Berturut turut, Ini 5 Hukuman Keras dari Rasulullah

Saat Rasulullah  datang berhijrah ke Madinah, Zaid bin Tsabit masih berumur sebelas tahun.

Selanjutnya, remaja ini pun masuk Islam bersama keluarganya yang masuk Islam dan mendapat berkah dari doa Rasulullah untuknya.

“Dalam Perang Badar para keluarganya yang telah dewasa membawa Zaid Namun, Rasulullah menolaknya karena umur dan tubuhnya yang terlalu kecil. Sementara itu, dalam Perang Uhud Zaid bersama sejumlah kawan sebaya pergi menemui Rasulullah saw. Mereka berharap agar beliau menerima mereka dan meletakkan dalam barisan para pejuang,” tulis Khalid Muhammad Khalid.

Ketika ia dan teman-temannya mendatangi Rasulullah agar diberi izin ikut memanggul senjata, Zaid belum diizinkan.

Rasulullah saw mengizinkan Rafi’ dan Samurah yang masih berusia 15 tahun, tapi tidak dengan Zaid.

Hingga akhirnya pada tahun 5 Hijriyah, saat perang Khandak, Zaid bin Tsabit barulah ikut berperang di jalan Allah.

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved