Berita Nasional

Hati-hati Tiga Varian Baru Virus Corona Sudah Masuk ke Indonesia, B.1.1.7 Dinilai Lebih Berbahaya

Tiga varian baru virus Corona dipastikan sudah masuk ke Indonesia. Hal itu membuat masyarakat harus berhati-hati.

Editor: Rahimin
The Scotsman
ILUSTRASI varian baru virus Corona. Hati-hati Tiga Varian Baru Virus Corona Sudah Masuk ke Indonesia, B.1.1.7 Dinilai Lebih Berbahaya 

Hati-hati Tiga Varian Baru Virus Corona Sudah Masuk ke Indonesia, B.1.1.7 Dinilai Lebih Berbahaya 

TRIBUNJAMBI.COM - Tiga varian baru virus Corona dipastikan sudah masuk ke Indonesia. Hal itu membuat masyarakat harus berhati-hati.

Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan sudah mengonfirmasi masuknya tiga varian baru virus Corona dari luar negeri tersebut.

Sudah ada 16 kasus Covid-19 disebabkan penularan tiga varian baru virus Corona tersebut.

Dijelaskan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin,tiga varian baru virus Corona itu berasal dari Inggris, India, dan Afrika Selatan.

Hingga saat ini, sudah ada 16 kasus Covid-19 di Indonesia yang disebabkan penularan mutasi varian baru virus Corona dari ketiga negara tersebut.

Belasan kasus ini telah dilaporkan Budi kepada Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas pada Senin (3/5/2021).

"Tadi juga sudah dilaporkan kepada Bapak Presiden karena sudah ada mutasi baru yang masuk, yaitu mutasi dari India. Ada dua insiden (penularan dari India) yang sudah kita lihat dua-duanya di Jakarta dan satu insiden dari Afrika Selatan itu ada di Bali," ujar Budi dalam siaran langsung konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden.

"Jadi, selain mutasi dari Inggris yang sekarang sudah ada 13 insiden, (kemudian) sudah ada dua mutasi dari India masuk dan satu mutasi dari Afrika Selatan," jelasnya.

Kata Budi Gunadi Sadikin, varian baru virus Corona yang menyebabkan 16 kasus penularan itu masuk sebagai kategori varian of concern atau mutasi yang memang sangat diperhatikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Sebab, penularan yang diakibatkan ketiga varian baru itu lebih besar sehingga dia meminta masyarakat lebih waspada.

"Mumpung masih sedikit karena mereka pasti akan segera menyebar karena penularannya relatif lebih tinggi dibandingkan yang lain," katanya.

Ivan Gunawan Akui Pernah Berciuman dengan Ayu Ting Ting, Janda Enji Baskoro: Lu ngomong gitu . . .

Kok Bisa Golongan PNS Ini Tak Dapat THR dan Gaji Ke-13, Rupanya Karena Hal Ini!

VIRAL Foto Pengirim Sate Sianida Pakai Daster di Penjara, Polisi Kesulitan Karena Pelaku Introvert

"Adalah tugas kita bersama untuk segera melakukan isolasi untuk yang terkena, disiplin melakukan testing, tracing untuk kontak erat dari daerah sekitarnya," sambungnya.

Budi Gunadi Sadikin mengingatkan masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak secara disiplin.

Katanya, apa pun virusnya dan seperti apa pun mutasinya akan bisa dicegah penularannya apabila protokol kesehatan diterapkan secara maksimal.

"Itu sebabnya kenapa saya akan terus-menerus mengingatkan bawa disiplin protokol kesehatan itu harus dijalankan oleh kita semua di mana pun kita berada," ujarnya.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi membenarkan ketiga varian baru virus Corona itu B.1.1.7 asal Inggris, varian mutasi ganda B.1.617 asal India, serta B.1.351 yang berasal dari Afrika Selatan.

Nadia bilang B.1.617 ditemukan pada dua kasus positif Covid-19 di Jakarta. Kemudian, varian B.1.351 ditemukan pada satu kasus di Bali.

"Iya benar demikian (B.1.617 di Jakarta dan B.1.351 di Bali)," ujar Nadia, saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (3/5/2021).

ilustrasi pencegahan virus corona atau Covid-19
ilustrasi pencegahan virus corona atau Covid-19 (ist)

Nadia membenarkan ada 13 kasus positif Covid-19 di Indonesia yang disebabkan penularan varian B.1.1.7.

"Itu benar. Rencananya Selasa, 4 April 2021, kami akan mengadakan konferensi pers (menjelaskan masuknya mutasi-mutasi ini)," ujarnya.

Lebih berbahaya daripada varian lain

Seperti diberitakan Kompas.com, varian B.1.1.7, yang pertama kali ditemukan di Inggris diperkirakan 50 persen lebih menular daripada varian sebelumnya.

Sejak 20 Desember 2020, beberapa negara telah melaporkan kasus infeksi dari garis keturunan B.1.1.7, termasuk Amerika Serikat.

Varian ini dikaitkan dengan peningkatan transmisi yang lebih efisien dan cepat.

Pada Januari 2021, ilmuwan dari Inggris melaporkan bukti yang menunjukkan varian B.1.1.7 berpotensi menyebabkan peningkatan risiko kematian dibandingkan dengan varian lain.

Sayangnya, laporan tersebut tidak menemukan bukti yang menunjukkan bisa berdampak pada tingkat keparahan penyakit atau kemanjuran vaksin.

Sementara itu, varian B.1.617 merupakan varian baru virus corona yang pertama kali terdeteksi di India pada Oktober 2020.

Mengutip dari Strait Times, varian B.1.617 disebut juga dengan "mutan ganda". Hal ini karena varian virus ini mengandung dua mutasi di dalamnya, yakni L4525 dan E484Q.

Mutasi L425R dikhawatirkan dapat meningkatkan transmisi virus dan mengurangi kemanjuran antibodi.

Sementara E484Q dikhawatirkan akan membuat virus memiliki pengikatan sel yang lebih baik dibanding sebelumnya yang berpotensi menghindari kekebalan.

Saat ini strain tersebut telah terdeteksi di setidaknya 16 negara, termasuk Singapura dan Inggris. Kemudian, mutasi baru B.1.351 pertama kali ditemukan di Teluk Nelson Mandela, Afrika Selatan, pada awal Oktober 2020.

Sejak saat itu, virus menyebar dan kini telah ditemukan di luar negara asalnya, misalnya di Zambia dan AS.

Kasus B.1.351 dilaporkan di Amerika Serikat pada akhir Januari 2021. Mutasi virus ini dicurigai dapat memengaruhi netralisasi beberapa antibodi, tetapi tidak terdeteksi meningkatkan risiko keparahan penyakit.

DPR minta masyarakat tak panik

Menanggapi telah masuknya berbagai varian mutasi virus corona ke Indonesia, anggota Komisi IX DPR dari Fraksi PDI-P Rahmad Handoyo meminta masyarakat tidak perlu panik atas temuan sejumlah varian baru virus corona hasil mutasi di Indonesia.

Namun, menurut Rahmad, bukan berarti masyarakat lantas boleh bersikap biasa saja, melainkan mesti lebih waspada.

Jadwal Terbaru Malaysia Open 2021 Lengkap, Indonesia Kirim Marcus/Kevin hingga Ahsan/Hendra

Reaksi Ariel NOAH saat Diminta Segera Nikahi BCL: Agak Susah Sih Kita Memang Kenal Sudah Lama

Cara Nathalie Holscher Mandi Wajib Usai Berhubungan Intim Diungkap Sule, Rico Ceper: Keseringan Kali

"Saya kira ini kita tidak perlu panik, tetapi kita semakin waspada meningkatkan kewaspadaan, meningkatkan kedisiplinan kita terhadap protokol kesehatan," kata Rahmad saat dihubungi Kompas.com, Senin (3/5/2021).

Rahmad menuturkan, disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan menjadi salah satu cara menghalau virus tersebut menyebar di masyarakat.

Sebab, pada dasarnya, ia menilai bahwa semua virus dapat bermutasi, termasuk virus corona.

"Perubahan virus itu menjadi satu keniscayaan. Mau menjadi lemah atau semakin tidak kita kehendaki, satu hal yang perlu kita tekankan adalah apa pun perubahan karakteristik, apa pun perubahan mutasi, yang paling bisa kita lakukan saat ini adalah bagaimana kita meningkatkan kewaspadaan," ujarnya.

Kata Rahmad, saat ini pemerintah dan masyarakat perlu bergerak bersama untuk membumikan protokol kesehatan.

Khusus kepada pemerintah, dalam setiap kesempatan, dapat ditekankan pentingnya protokol kesehatan, yaitu 5M mulai dari mengenakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

"Sehingga, ketika sudah masuk Indonesia, harapannya ya mutasi virus itu tidak bisa berkembang, tidak bisa menular ke tempat yang lain karena kita sudah disiplin protokol kesehatan," ucapnya.

"Tetapi, karena virus itu sudah masuk ke Indonesia, maka tidak ada lain, harga mati, dalam rangka menangkal virus itu dengan cara protokol kesehatan," sambung dia.

Petugas kesehatan menyuntikan vaksin AstraZeneca kepada seorang karyawan perbankan di Mandiri University ,Batam, Kepulauan Riau, Jumat (26/3).
Petugas kesehatan menyuntikan vaksin AstraZeneca kepada seorang karyawan perbankan di Mandiri University ,Batam, Kepulauan Riau, Jumat (26/3). (ANTARA FOTO/Teguh Prihatna/rwa.)

Rahmad menekankan, disiplin protokol kesehatan merupakan hal yang penting dalam rangka perang melawan Covid-19 agar Indonesia tidak bernasib sama seperti di India.

Rahmad mengingatkan bagaimana kondisi di India akibat abai dan lalai menerapkan protokol kesehatan sehingga mengalami gelombang "tsunami" Covid-19.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved