Berita Nasional

DICAP Sebagai Teroris Buat KKB Papua Makin Brutal, Bakar Sekolah, Puskesmas hingga Rusak Jalan

Mereka pun kembali membuat onar dengan membakar sekolah, puskesmas dan merusak 3 jalan di Distrik Ilaga Utara, Kabupaten Puncak, Papua Minggu

Editor: Andreas Eko Prasetyo
tribunnews
Anggota KKB Papua (istimewa) 

TRIBUNJAMBI.COM - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua kembali berulah dan bahkan semakin brutal setelah ditetapkan sebagai organisasi teroris.

Mereka pun kembali membuat onar dengan membakar sekolah, puskesmas dan merusak 3 jalan di Distrik Ilaga Utara, Kabupaten Puncak, Papua Minggu (2/5/2021).

Aksi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua itu dibenarkan pula oleh Kapolda Papua, Irjen Mathius D Fakhiri, di Timika, Selasa (4/5/2021).

"Memang benar ada pembakaran yang dilakukan oleh KKB di Kampung Mayuberi," ujar Irjen Mathius D Fakhiri.

Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'KKB Bakar Puskesmas, Sekolah, dan Rusak Jalan di Ilaga Utara'

Pasukan KKB Papua.
Pasukan KKB Papua. (istimewa via Tribun Manado)

Peristiwa itu diketahui terjadi pada Senin (3/5/2021), pukul 11.30 WIT, setelah saksi berinisial JE mengatakan, telah terjadi pembakaran puskesmas pada Minggu pukul 22.30 WIT.

Dari keterangan saksi, saat berada di Kampung Uloni melihat banyak kumpulan asap hitam tebal yang berasal dari Kampung Mayuber pukul 23.00 WIT.

Kemudian, JE kembali mendapat telepon bahwa Gedung SD Mayuberi telah dibakar juga oleh pihak KKB Papua.

JE pun langsung melaporkan kasus itu ke Polres Puncak.

Ia juga menyampaikan, ada tiga titik yaitu Jalan Kimak, Jalan Tagaloa dan Jalan Wuloni Pintu Angin yang dirusak oleh KKB Papua.

Menurut informasi, jalan itu digali dengan kedalaman 25-40 sentimeter.

Perusakan tersebut menurut JE kemungkinan bertepatan dengan waktu pembakaran gedung puskesmas dan Gedung SD Mayuberi.

Selain itu, ada banyak sekali simpatisan KKB yang membantu pembakaran gedung dan perusakan fasilitas jalan yang dibagi dalam beberapa kelompok.

Saat kelompok pertama melakukan pembakaran puskesmas dan dilanjutkan membakar SD Mayuberi, kelompok lain terlihat bertugas merusak tiga titik Jalan Mayuberi, Jalan Kimak, Jalan Wuloni dan kelompok yang bersenjata berada di pinggir jalan mengamankan simpatisan yang sedang bekerja merusak fasilitas umum tersebut.

Baca juga: Daftar 6 KKB Papua yang Aktif, Kelompok Lekagak Telenggen dan Egianus Kogoya Paling Kejam

Baca juga: VIDEO MENGEJUTKAN, 400 Personil TNI Pasukan Setan Dikirim Siap Gempur KKB Papua

Baca juga: Ulah KKB Makin Menjadi-jadi Kini Ancam Musnahkan Orang Jawa di Papua, Polri Minta Warga Tak Cemas

Khusus bangunan SD Mayubri, sambung Kapolda, ada lima ruangan yang sudah dibakar KKB Papua.

Sedangkan gedung puskesmas sudah tidak digunakan lagi karena sudah ada bangunan yang baru.

Fakhiri pun menyebut, pembakaran dilakukan oleh KKB Papua karena gedung puskesmas pernah dijadikan pos komando taktis (kotis) personel keamanan.

"Itu karena gedung puskesmas lama pernah kami jadikan pos kotis, sehingga mereka tidak mau ada pos keamanan lagi di lokasi itu," ujar dia.

Pembakaran lima ruang sekolah itu, sambung Fakhiri, sangat disayangkan karena wilayah itu sangat membutuhkan peningkatan sumber daya manusia.

OPM Ancam Musnahkan Pendatang di Papua

Sementara itu, OPM melalui Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) melayangkan adanya ancaman akan memusnahkan para pendatang di Papua.

Ancaman itu merespons keputusan pemerintah Indonesia yang menyebut Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua sebagai teroris.

"Jika Indonesia melanjutkan teror dan genosida terhadap penduduk sipil Papua Barat (seperti yang telah terjadi hampir 60 tahun) dan komunitas internasional tidak ikut campur."

"TPNPB-OPM akan mengumumkan kampanye untuk memusnahkan tidak hanya anggota militer ilegal yang menduduki Papua."

"Tetapi juga orang ilegal dan pemukim lainnya yang mencuri tanah adat dan sumber daya orang Papua Barat," kata Amatus Akouboo Douw, Dewan Diplomatik TPNPB-OPM yang berbasis di Australia, lewat keterangan tertulis, Minggu (3/4/2021).

Seperti dilansir dari Warta Kota dalam artikel 'KKB Ancam Targetkan Pendatang di Papua, Polri Minta Masyarakat Tak Khawatir'

Keterangan itu diteruskan oleh Jubir TPNPB-OPM Sebby Sambom.

Menurut OPM, kata Sebby, selama ini justru TNI/Polri yang meneror, mengintimidasi, dan melakukan genosida di Papua selama 59 tahun.

Jika pemerintah benar-benar membuat Perpres atau undang-undang terkait label teroris bagi OPM, maka mereka akan melapor ke PBB dan mendeklarasikan kampanye global bahwa Indonesia adalah negara teroris.

Polri juga meminta masyarakat di Papua tak khawatir dengan ancaman KKB Papua tersebut.

"Masyarakat di Papua tak perlu khawatir dengan keberadaan KKB," ujar Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono saat dikonfirmasi, Senin (3/5/2021).

Ia juga menyampaikan, pihaknya telah memastikan akan menjaga ketertiban dan keamanan seluruh masyarakat di tanah Papua.

"TNI-Polri akan menjaga dan mengawal warganya dalam bingkai NKRI di tanah Papua," katanya.

Strategi Mathius D Fakhiri Bongkar Jaringan KKB Papua

Begini strategi dari Polda Papua membongkar seluruh jaringan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua

Salah satunya dengan menangkap anggota KKB dalam keadaan hidup.

Seperti dilansir dari Tribun Papua dalam artikel 'Kapolda Papua Ingin Tangkap KKB Hidup-hidup: Kalau Melawan, Kita Lumpuhkan'

Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri pun mengatakan langkah ini dilakukan untuk mengetahui jaringannya.

"Tentu kita berusaha menangkap mereka hidup untuk mengetahui jaringannya, tetapi kalau mereka melawan kita akan lumpuhkan," kata Fakhiri saat dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu (2/5/2021).

Kapolda pun menegaskan, aparat keamanan telah melakukan berbagai upaya untuk menghentikan KKB.

"Tidak boleh lagi orang melakukan aksi kekerasan bersenjata yang membuat orang trauma sehingga penindakan hukum dengan tegas dan terukur kita lakukan," ujarnya.

"Setelah kejadian di Beoga kita ada turunkan tim di sana untuk melakukan pemulihan dan penegakan hukum, kita menggeser juga kekuatan untuk menyekat di Ilaga. Semua penguatan kita di dua titik itu untuk melakukan penindakan kepada mereka (KKB)" kata Fakhiri.

Mathius pun memastikan, penanganan terhadap KKB belum berubah, meski pemerintah melabeli kelompok itu sebagai teroris.

Baca juga: KKB Papua Balik Menantang TNI-Polri, Tak Gentar Lawan Pasukan Setan: Kami Tak Akan Mundur!

Baca juga: Perawat Cantik Ini Harus Terima Kenyataan Pahit Dibakar Hidup-hidup, Begini Kronologi Kejadian

Baca juga: Video Menyakitkan Amanda Manopo saat Permak Bibir, Perhatikan di Ikatan Cinta Terbaru

Dia pun menegaskan, aparat keamanan sebisa mungkin mengedepankan pendekatan kesejahteraan sebelum melakukan penindakan hukum.

"Kita tetap mengedepankan pendekatan kesejahteraan. Tentunya sebagai Kapolda dalam menyikapi keputusan pemerintah tentu kita laksanakan, tetapi tetap berpedoman terhadap apa yang sudah kita lakukan karena disitu penegakan hukum telah dilaksanakan," ujarnya.

Fakhiri tidak menginginkan, penindakan pun dilakukan aparat malah membuat keluarga dari KKB menyimpan dendam.

"Kita tegas tapi terukur, kita tidak main-main dengan kelompok ini, penegakan hukum itu kita lihat secara baik, dampak penindakan itu jangan sampai menimbulkan persoalan baru, kita tidak mau penindakan ini membuat luka," kata dia.

Irjen Mathius D Fakhiri Buru KKB Papua Jhony Botak hingga Terjepit (tribratanews.polri.go.id)

Dalam hal ini, kepala daerah pun dianggap memiliki peran penting dalam mendekati KKB dengan pendekatan kemanusiaan.

"Kita melakukan soft approach dengan mendekati semua elemen masyarakat, pemerintah daerah di titik-titik krusial kita usahakan agar mereka di depan dengan mengambil langkah konkret dalam melakukan penggalangan untuk menarik mereka (anggota KKB) keluar," kata Fakhiri.

Berita lainnya seputar KKB Papua

SUMBER: SURYA

Sumber: Surya
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved