Berita Nasional

Melihat Desa Purba di Jember, Ratusan Batu Megalitikum Tersebar di Berbagai Sudut Desa

Ada satu desa di Kabupaten Jember, Jawa Timur banyak ditemukan batu dari zaman Megalitikum.

Editor: Rahimin
Kompas.com/Bagus Supriadi
Batu kenong di situs Duplang di Desa Kamal Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember. 

Batu kenong yang berukuran kecil dan tidak terlalu berat dipindah di lokasi situs. Sedangkan yang cukup besar, dibiarkan tetap ada di sekitar rumah warga.

“Ini Cuma sebagian kecil yang diamankan, di sawah dan pekarangan warga masih banyak,” katanya.

Wahyudi menjelaskan batu kenong merupakan lambang bentuk persembahan kepada arwah nenek moyang dan menjadi alat pemujaan.

Batu ini diperkirakan dibuat pada sekitar 4 Masehi. Batu kenong dengan satu tonjolan mengindikasikan sebagai tanda tempat penguburan.

Sedangkan batu kenong dengan dua tonjolan sebagai alas bangunan rumah dari kayu.

Situs Duplang

Tidak jauh dari Situs Klanceng, sekitar 2,6 kilometer, terdapat Situs Duplang di Dusun Duplang Desa Kamal.

Batu kenong di situs Duplang di Desa Kamal Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember.
Batu kenong di situs Duplang di Desa Kamal Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember. ((Kompas.com/Bagus Supriadi))

Situs Duplang memiliki lebih banyak batu megalitikum. Lokasinya berada di pinggir jalan area lahan pertanian masyarakat.

Situs Duplang memiliki koleksi berupa satu kubur batu, tujuh batu kenong dan dua batu menhir atau tugu batu.

Semua batu tersebut ditata dengan rapi layaknya sebuah museum. Kubur batu merupakan peti mayat dari batu, empat sisinya berdinding papan batu.

Dalam tempat pemakaman mayat ini terdapat jenazah yang disimpan dalam keadaan terbaring dengan posisi kepala ke arah tempat yang lebih tinggi.

Batu itu dibuat sekitar 3.000 tahun lalu. Sedangkan batu menhir merupakan tugu batu yang didirikan sebagai tanda peringatan yang melambangkan arwah nenek moyang dan menjadi tempat pemujaan.

Batu ini dibuat sekitar 2.000 tahun yang lalu.

“Batu ini memang asli di sini semua, kecuali yang di luar pagar, itu barang sitaan saya dari luar,” kata juru pelihara situs Duplang, Abdul Rahman.

Ia memperkirakan sudah memelihara situs tersebut sejak 1987. Abdul Rahman meneruskan leluhurnya merawat situs tersebut.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved