Ali Imron Ingatkan Jokowi Bahaya Teroris Lulusan Afghanistan, Setara Kopassus Bisa Buat Bom Nuklir
Ali Imron ungkap betapa bahayanya teroris lulusan akademi militer di Afghanistan.
Ali Imron Blak-blakan Ungkap Bahaya Teroris Lulusan Afganistan, Setara Kopassus Bisa Buat Bom Nuklir
TRIBUNJAMBI.COM - Ali Imron ungkap betapa bahayanya teroris lulusan akademi militer di Afghanistan.
Mereka punya kemampuan yang menyetarai Kopassus, bahkan bisa membuat Bom Nuklir.
Pemerintahan Presiden Jokowi perlu waspada, sebab teroris didikan Afghanistan lebih berbahaya.
Ali Imron dahulu adalah aktor utama Bom Bali I yang kini bersama pemerintah dalam upaya deradikalisasi.
Dalam tayangan Youtube Akbar Faizal Uncensored yang tayang 29 April 2021 lalu, Ali Imron mengatakan ia adalah lulusan Akademi Militer Mujahidin Afghanistan.
Masuk di akademi militer ini, tak main-main.
Kalau di Indonesia, Ali Imron menyebut Akademi Militer Mujahidin Afghanistan ini sekelas Kopassus di TNI kalau di Indonesia.
Saat masuk Akademi Militer Mujahidin Afghanistan Ali Imron ditempatkan di datasemen logistik.
Saat itu bersama teroris Imam Samudra yang satu leting dengan dirinya.
Ali Imron mengatakan Akademi Militer Mujahidin Afghanistan punya banyak kelebihan, layaknya Kopassus di Indonesia.
Di situ ia belajar senjata paling kecil hingga mengoperasikan tank.
"Kalau sekarang kabur ada tank, saya bisa. Pesawat tak bisa karena tak ada pelajarannya," ujarnya lalu tertawa.
Selain itu, di Akademi Militer Mujahidin Afghanistan Ali Imron dan teman-temannya bisa membuat bom.
Tak main-main, bahkan bom kimia dan nuklir sekalipun.
"Bom paling ringan petasan, hingga bom kimia dan nuklir kami bisa. Terutama angkatan kami," katanya.
Bom Bali Itu hanya percobaan saja kelompoknya, yang masih kategori bom kecil.
Akademi Militer Mujahidin Afghanistan sendiri diajari oleh para militer Afghanistan yang pro mujahidin.
Tonton video lengkapnya:
Cara Kerja Teroris
Ali Imron menjelaskan cara kerja para teroris untuk melakukan serangan teror.
Ali Imron mengatakan bahwasanya para teroris itu memang suka dengan kerusuhan dan kericuhan.
Maksudnya, sebagai mantan teroris, Ali Imron mengimbau agar tidak memberi ruang terhadap teroris dan penganut paham radikalisme.
Ali Imron lantas menjabarkan alasan terjadinya aksi terorisme di Indonesia. Yaitu para teroris tujuannya ingin membentuk negara Islam.
Pernyataan itu diungkap Ali Imron dalam acara Indonesian Lawyers Club TV One edisi “Misteri Penusuk Wiranto” 2019 lalu.
Rekaman pernyataan Ali Imron itu ditayangkan lagi pada beberapa bulan yang lalu,
tepatnya tanggal 30 November 2020 di kanal Youtube ILC, kala itu lagi ramai peristiwa terorisme di Sigi, Sulawesi Tengah,
yang didalangi oleh Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora di wilayah Poso.
Menurut Ali Imron sendiri, teroris itu—baik Al-Qaeda maupun ISIS, memiliki dua tujuan yang sama.
Pertama, para teroris ingin mendirikan negara Islam.
Kedua, mereka menjalankan Jihad Fi Sabilillah.
“Negara Islam dan khilafah ada hubungannya, tidak mungkin bisa mendirikan negara Islam tanpa adanya jalan Jihad (perang),” tuturnya kala itu, seperti dikutip tribunmanado.co.id, Selasa 30 Maret 2021.
“Teroris paling radikal menganggap pemimpin muslim statusnya tauhid.
Bom Bali 2002. Tersangka teror siap diadili Amerika Serikat.
(Foto: bom Bali 1 tahun 2002. Aksi teror kelompok Ali Imron./Youtube)
Sedangkan non muslim statusnya kafir, semuanya boleh diperangi dan diserang,” lanjutnya.
Hal itu pulalah yang mendasari Ali Imron melakukan pengeboman Kedubes Filipina di Indonesia.
Ia menjelaskan, hal itu karena Indonesia dianggapnya bukanlah negara Islam, maka itu sah dilakukan.
Demikian juga ketika Ali Imron melancarkan pemboman gereja saat malam Natal di beberapa kota di Indonesia yang ditimbulkan oleh nuansa SARA di Ambon dan Poso.
Sama dengan Bom Bali I yang merupakan program oknum Jamaah Islamiyah pimpinan Ali Ghufron alias Mukhlas bersama Ali Imron.
Tujuannya saat itu, yaitu mereka hendak membalas serangan Amerika terhadap Afghanistan pascatragedi 9/11 dengan menargetkan turis asing yang berlibur di Bali.
Dalam video, Ali Imron lantas menyampaikan pesan kepada masyarakat agar jangan sampai tambah “pecah”.
Ali Imron menjelaskan cukup urusan pemilu saja yang sudah pecah.
Pada akhir video pernyataannya, Ali Imron turut menanyakan pertanyaan terhadap Presiden ILC Karni Ilyas terkait kapan dirinya akan dibebaskan dan tak dianggap sebagai antek pemerintah.
Melansir Tribunwow.com, Ali Imron sempat kemudian menjelaskan alasan dirinya melakukan aksi terorisme.
Ali Imron kemudian menceritakan kepada Garil, anak dari salah satu korban bom Bali 1, apa yang ia percayai kala itu.
Ia mengakui dirinya memiliki kepercayaan bahwa aksi pembunuhan masal yang dilakukan olehnya memiliki dasar yang dapat dibenarkan.
"Satu yang saya ingat, apakah jihad melawan atau membalas Amerika dengan cara melakukan pengeboman terhadap orang-orang Bule di Bali itu benar menurut Islam atau fiqih jihad," paparnya.
"Bahkan menurut Osama bin Laden, ini benar," lanjut Ali Imron.
Kala itu, Ali Imron menjelaskan target pengeboman ia pilih lantaran di wilayah tersebut paling banyak terdapat orang asing.
"Pilih diskotek atau klub yang paling banyak bulenya," ujarnya.
"Kami dapatilah Sari Club dan Paddies Pub yang berseberangan jalan," tambah Ali Imron.
Ali Imron mengatakan dirinya menjelaskan semua hal tersebut untuk menyampaikan fakta yang terjadi kala itu.
"Saya cerita seperti ini bukan karena saya bangga, saya menyampaikan fakta," terangnya. (tribunmanado.co.id/finneke wolajan)
Artikel ini telah tayang di TribunManado.co.id dengan judul Ali Imron Ungkap Bahaya Teroris Lulusan Afghanistan, Akmil Setara Kopassus, Bisa Bikin Bom Nuklir.