Konsumsi Miras dan Melihat Ada Roh Jahat, Pria ini Tega Aniaya Anak Usia 2 Tahun Hingga Tewas
Penganiayaan terhadap anak kandung Yeni sudah berlangsung lama, sejak Yeni dan korban tinggal satu atap dengan pelaku Rudi Hartono sudah hampir dua bu
TRIBUNJAMBI.COM - Kasus penganiayaan oleh pacar mama muda di Riau terhadap bocah 2 tahun itu sempat viral dimedia sosial Facebook .
Kasatreskrim Polres Bengkalis AKP Meki Wahyudi menjelaskan pelaku penganiayaan tersebut yakni Rudi Hartono alias Agi (32) warga Jalan Antara Bengkalis.
Agi merupakan selingkuhan mama muda di Riau yang merupakan ibu kandung korban yang lari dari Tebing Tinggi ke Bengkalis.
Penganiayaan terhadap anak kandung Yeni sudah berlangsung lama, sejak Yeni dan korban tinggal satu atap dengan pelaku Rudi Hartono sudah hampir dua bulan.
Baca juga: TERUNGKAP Perlakuan Putri Delina ke Nathalie Holscher Sebenarnya, Ini yang Dilakukan Anak Sule
Baca juga: Bayi Dua Tahun Dijambak Lalu Dihempaskan Selingkuhan Ibu Kandung, Saat Nangis Dicekoki Cabai Rawit
Baca juga: 4 Zodiak Diramalkan Kurang Beruntung dalam Percintaan Besok, Ada yang Dibawah Pengaruh Orang Lain
Yeni dan Rudi bukanlah pasangan yang sah menikah.
Keduanya berkenalan lewat media sosial yang akhirnya membawa Yeni kabur dari Tebing Tinggi, Sumut ke Bengkalis menemui Rudi Hartono.
Kanit PPA Bripka Mawanto mengatakan, pelaku Rudi melakukan kekerasan terhadap korban dengan menjambak dan mengangkat tubuh korban setinggi lehernya dan kemudian dilepas.
Hal itu dilakukan sebanyak dua kali.
"Kemungkinan dengan jambak ini membuat ada lebam di sekitar wajah korban.
Pelaku ini setiap mengkonsumsi miras samsu melihat seperti ada roh jahat di korban, dan perbuatan itu dilakukan untuk mengusir roh jahat. Ibu kandungnya membiarkan," sebut Mawanto.
Selama konferensi pers berlangsung, kedua tersangka yang dihadirkan oleh Satreskrim Polres Bengkalis.
Tidak ada penyesalan dari pelaku dan ibu kandung korban.
Keduanya hanya tertunduk lesu.
Kepada wartawan, ibu kandung korban mengaku sudah berusaha melarang Rudi melakukan kekerasan terhadap anaknya.
Rudi berkeras ada roh jahat di tubuh korban dan Yeni membiarkannya saja.
Kedua pelaku terancam hukuman berat karena melakukan kekerasan terhadap anak hingga meninggal dunia. Penyidik Satreskrim menerapkan Pasal 80 Ayat (3) dan (4), Jo Pasal 76C Undang - Undang RI Nomor 17 tahun 2016 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang - Undang Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang - Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak menjadi Undang - Undang. Ancaman pidana 20 Tahun kurungan penjara.
Pelaku menyiksa korban dengan menjambak dan menghempas tubuh korban.
Tidak cukup menjambak, pelaku Rudi juga menusuk tubuh anak Balita ini beberapa kali menggunakan api rokok dan memberikan korban cabe saat korban bertingkah rewel.
"Akibat penganiayaan dilakukan pelaku, korban mengalami lebam dan luka di sekujur tubuh," terang Meki.
Kasus penganiayaan terhadap anak dibawah umur ini terungkap setelah pelaku dan ibu kandung korban merujuk korban ke RSUD Bengkalis pada Minggu (25/4/2021) pukul 03.45 WIB dinihari.
"Keduanya mengantarkan korban ke IGD RSUD Bengkalis, karena keluhan sesak nafas.
Setelah dilakukan pengecekan fisik oleh dokter piket IGD RSUD yang menangani korban menemukan beberapa kejanggalan pada tubuh pasien," terang Kastareskrim.
Dari kejanggalan kondisi korban ini, dokter menanyakan apa yang terjadi pada tubuh pasien yang banyak luka lebam di sekujur tubuhnya.
Rudi menjawab bahwasanya korban terjatuh di dalam rumah.
Namun saat itu dokter RSUD menangani korban tampak tidak puas dengan alasan diberikan Rudi kembali melontarkan pertanyaan Rudi yang merasa dicurigai saat dicecar pertanyaan dokter ini menjawab dengan emosi.
"Dokter spesialis anak menanyakan kepada orangtua korban tersebut kenapa di kedua sisi leher korban juga memar.
Saat itu Rudi mengatakan agar dokter tidak menuduhnya menganiaya korban," terang Meki.
Sempat ditangani RSUD Bengkalis, Minggu siang sekitar pukul 12.20 WIB korban menghembuskan nafas terakhir.
Karena melihat kejanggalan pada korban akhirnya pihak RSUD Bengkalis berkoordinasi dengan Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak.
"Selanjutnya Dinas Perlindungan Perempuan dan Anak melihat korban di RSUD Bengkalis dan membuat Laporan Polisi ke Polres Bengkalis guna diusut lebih lanjut.
Jadi yang melaporkan ini pihak RSUD bukan ayah korban, ayah korban memang membuat laporan di Tebing Tinggi namun laporan kehilangan Yeni dan anaknya," tambahnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, penganiyaan anak berumur dua tahun ini heboh di media sosial media facebook warga Bengkalis.
Pemilik akun facebook Andrew Callista Wilsen Moms memposting kondisi keponakannya yang mengenaskan setelah dianiaya oleh ibu kandung korban dan selingkuhannya.
Saat dikonfirmasi tribun melalui seluler pemilik akun tersebut membenarkan apa yang dipostingnya di media sosial itu merupakan keponakannya.
Serta pelaku penaniayaan merupakan ibu kandung korban yang juga kakak iparnya bernama Yeni, Sedangkan pria yang ada di foto postingan merupakan selingkuhan kakak iparnya.
Pemilik akun ini bernama Ice (32) warga Kalimantan Tengah (Kalteng).
Ice bercerita, berawal pada Februari lalu sehabis Imlek kakak Iparnya bernama Yeni pergi dari Tebing Tinggi menuju Bengkalis menjumpai pria bernama Aldy Pranata pada akun facebooknya.
"Jadi Aldy Pranata ini kabarnya pacar kakak ipar saya, mereka berkenalan melalui facebook. Entah bagaimana ceritanya kakak ipar saya mengejar laki laki ini sampai ke Bengkalis dan membawa anaknya," awal Ice bercerita, Rabu (28/4) siang.
Awalnya Ice dan keluarga lainnnya dari pihak suami tidak tahu kepergian kakak ipar mereka ke Bengkalis.
Karena yang mereka ketahui Yeni dan abangnya Ades belum ada kata pisah atau bercerai.
"Awalnya kami tahu mereka sempat ada cekcok rumah tangga.
Saat itu abang saya diusir dari rumah oleh kakak Ipar saya dari rumah dan pulang ke rumah orangtua kami," terang Ice.
Karena tidak serumah lagi, abang Ice tidak mengetahui kalau istrinya sudah pergi ke Bengkalis.
Baru diketahui saat Yeni bercerita dengan istri paman mereka.
"Saat itu Yeni ngenalin cowok barunya kepada istri paman serta curhat dengan istri paman dan mengaku bawa anaknya ke Bengkalis," terang Ice.
Istri pamannya sempat mengingatkan Yeni apakah tidak takut berada di Bengkalis jauh dari keluarga.
Namun Yeni mengatakan tidak takut, karena pacar barunya ini menurut dia baik dan bekerja jual pinang serta beternak ayam dan kelinci.
"Istri paman kami sempat meninta Yeni untuk pulang, dan kasihan dengan anaknya jauh dari bapaknya.
Saat itu Yeni sempat mengaku mau pulang sekaligus menjalankan ritual sembahyang bapaknya," terang Ice.
Namun ketika Yeni meminta izin dengan pacarnya, raut wajah pacarnya berubah dan tidak mengizinkan pulang ke Tebing Tinggi.
Mengetahui Yeni dilarang pacarnya pulang istri pamannya mengingatkan kalau orang seperti itu tidak baik.
"Istri paman ini juga mengingatkan agar Yeni menyelesaikan dahulu hubungannya dengan suaminya.
Kemudian barulah melanjutkan hubungan dengan pacarnya tersebut," tambah Ice.
Namun setelah diingatkan ini Yeni ternyata tidak kunjung pulang.
Malah tidak lama setelah itu Yeni sempat berkomunikasi dengan kakak iparnya atau kakak dari Ice, Yeni menawarkan kakak iparnya untuk mengadopsi anak yang dibawanya ke Bengkalis.
"Kebetulan kakak saya itu sudah lama berumah tangga tapi belum memiliki anak," terang Ice.
Namun saat itu kakak Ipar Yeni menolak karena anak tersebut sudah dua tahun dan cukup besar dan sudah mengenal ibu dan ayahnya.
Yeni mendengar hal itu kemudian marah dan dia bilang kepada kakak iparnya kalau anak itu tetap bersamanya maka akan sengsara hidupnya.
"Awalnya keluarga kami tidak mengerti maksud Yeni ini.
Keluarga kami sempat bilang bawa pulang saja anaknya berikan kepada bapaknya," ungkap Ice.
Tidak kunjung ada kabar, beberapa waktu lalu Ice dapat kabar dari kakaknya yang mengirimkan foto anak Yeni dalam keadaan sakit.
Kabar tersebut diterimanya pada Sabtu (24/4) kemari.
Bahkan kakak Ice selang beberapa lama menelpon dan mengatakan anak Yeni sudah meninggal dunia.
Keponakannya itu meninggal dini hari Minggu (24/4) beberapa jam setelah Ice mendapat kabar keponakannya sakit
"Ketika menyadari hal ini saya melihat foto-foto keponakannya yang dikirimkan kakak saya.
Kondisinya sudah memar memar dan tidak wajar saya langsung telpon bapak korban yakni abang saya," terang Ice.
Saat menelpon Ice menanyakan apa benar kondisi anaknya seperti difoto yang diterima.
Ice meminta abangnya untuk melaporkan kondisi ini kepada polisi.
"Abang saya kemarin itu bilang bagaimana mau lapor polisi, dirinya saja tidak bekerja dan lagi tidak memegang uang.
Saat itu juga saya minta dia untuk buat laporan di Polres Tebing Tinggi, dan saya janji kirimkan uang untuk membantunya," tambah Ice.
Ades langsung melaporkan ke Polres Tebing Tinggi setelah mendapat dorongan dari adiknya ini.
Kemudian setelah menerina kiriman uang oleh Ice, Ades langsung menuju Bengkalis untuk membuat laporan di Polres Bengkalis.
"Baru sampai di kapal RoRo penyeberangan kemarin, kami dapat kabar dua orang ini sudah ditangkap Satreskrim Polres Bengkalis," tambahnya.
Saat Ades sampai Bengkalis tidak berjumpa dengan jasad anaknya karena sudah di kebumikan.
"Melihat fotonya saja keponakan saya ini saja kami sudah merasa hancur, anak sekecil itu babak belur kondisinya," terang Ice.
Inilah menjadi alasan Ice memposting kondisi keponakan di facebook grup warga Bengkalis.
Dirinya ingin tahu keberadaan dua pelaku sehingga memudahkan abangnya untuk mencari dan melaporkan ke Polisi.
"Makanya saya posting agar ada bantuan dari warganet, dan bersyukur warga Bengkalis mau membantu dan sangat baik memberi informasi sampai dua pelaku ini ditangkap," tandasnya.
Sumber : TRIBUNPEKANBARU