Anak 10 Tahun Tewas Makan Sate Beracun, Berawal Ayah Bawa Pulang Paket Ojol yang Ditolak Penerima

Seorang bocah 10 tahun di Kelurahan Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Yogjakarta tewas setelah makan sate diduga beracun.

Editor: Teguh Suprayitno
Facebook
Seorang bocah di Bantul tewas usai makan sate pemberitan orang tak dikenal. 

Anak 10 Tahun Tewas Makan Sate Beracun, Berawal Ayah Bawa Pulang Paket yang Ditolak Penerima

TRIBUNJAMBI.COM - Malang nasib dialami Bandiman, seorang driver ojek online di di Kelurahan Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Yogjakarta.

Alih-alih membuat keluarganya senang setelah dapat paket sate bakar yang ditolak penerimanya, ia justru kehilangan putranya.

Anaknya yang berusia 10 tahun meninggal setelah makan sate yang diduga beracun.

Peristiwa ini berawal saat sang ayah yang bekerja sebagai driver ojek online membawa pulang paket yang ditolak penerima.

Paket itu dikirim seorang perempuan tanpa menggunakan aplikasi.

Sang penerima menolak paket tersebut karena merasa tak melakukan pemesanan makanan

Baca juga: Firasat Buruk Letkol Heri Sebelum KRI Nanggala 402 Tenggelam: Jika Muncul di Berita, Doakan Kami

Baca juga: Pria Ini Nangis Minta Ampun Usai Lecehkan Istri Korban KRI Nanggala 402, Warga Emosi: Masih Mulus?

.

Kasus ini viral di media sosial dan pertama kali tersebar di Facebook Info Cegatan Jogja (ICJ) oleh akun bernama Fahmi Ansy.

Fahmi menyebut ada seseorang yang mengunggah kisah memilukan yang menimpa tetangga desanya.

Belakangan diketahui korban berinisial NFP yang masih berusia 10 tahun.

Bocah yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) itu berasal dari asal Kelurahan Bangunharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul.

Bandiman memperlihatkan foto anaknya yang meninggal usai menyantap paket sate misterius, Senin (26/4/2021)
Bandiman memperlihatkan foto anaknya yang meninggal usai menyantap paket sate misterius, Senin (26/4/2021) (TRIBUNJOGJA.COM / Miftahul Huda)

Ia meninggal dunia karena keracunan makanan, Minggu (25/4/2021) kemarin.

Siswa kelas empat itu meninggal dunia setelah menyantap sate pemberian orang tak dikenal yang diterima oleh ayahnya yang bekerja sebagai pengemudi ojek online (Ojol).

Kepala Sekolah SD Muhamadiyah IV Karangkajen, Jawadi mengatakan, dirinya mendapat kabar jika anak didiknya telah meninggal dunia sekitar pukul 18.15 WIB.

Ia ditelepon oleh seorang staf sekolah di SD Muhamadiyah IV Karangkajen yang mengabarkan bahwa murid berinisial NFP dinyatakan meninggal karena keracunan.

Saat itu juga, Jawadi meminta para guru untuk memastikan kebenaran informasi tersebut.

"Begitu dipastikan ternyata memang betul. NFP sudah meninggal karena keracunan," katanya, saat ditemui Tribunjogja.com, Senin (26/4/2021)

Jawadi sempat tak percaya, karena menurut pengetahuannya jika seseorang keracunan makanan tidak mungkin bereaksi sangat cepat.

"Kalau keracunan makanan itu gak mungkin langsung meninggal. Anak itu kan meninggalnya pas ketika di jalan menuju rumah sakit. Tapi ya sekarang masih diselidiki polisi," jelas Jawadi.

Kronologi Kejadian

Jawadi menuturkan, pada Minggu sore, NFP masih terlihat mengikuti kegiatan pengajian yang diadakan di sebuah masjid tak jauh dari tempat tinggalnya.

Saat menjelang magrib, NFP izin pulang karena berniat untuk buka puasa bersama bapak dan ibunya di rumah.

"Magrib itu bapaknya pulang bawa makanan, bawa sate. Setelah itu dimakan bersama-sama, dan tak lama ibu dan NFP itu keracunan," tuturnya.

Seorang bocah di Bantul tewas usai makan sate pemberitan orang tak dikenal.
Seorang bocah di Bantul tewas usai makan sate pemberitan orang tak dikenal. (Facebook)

Ditemui terpisah, orang tua NFP, Bandiman masih terlihat syok atas kejadian yang menimpa keluarganya pada Minggu sore.

Pria yang akrab disapa Bandi itu menjelaskan, kronologi awal kejadian itu bermula ketika dirinya habis istirahat dan seusai menunaikan salat Ashar di sebuah masjid di Kota Yogyakarta.

Tiba-tiba Bandi dihampiri oleh perempuan tak dikenal dan ia dimintai tolong untuk mengantarkan sebuah paket berisi sate bakar ke wilayah Kasihan, Kabupaten Bantul.

"Waktu saya siap-siap jalan, tiba-tiba ada perempuan menghampiri saya. Dia minta tolong antarkan paket ke daerah Kasihan ke pak Tomy. Saya bilang, pakai aplikasi saja. Terus mbaknya alasannya gak ada aplikasi Ojol," jelasnya.

Sore itu juga Bandi bergegas menuju rumah penerima paket yang berada di daerah Kasihan, Kabupaten Bantul.

"Dia minta offline, ya saya antarkan ke penerima tersebut. Perempuan itu berpesan, pengirim atas nama pak Hamid," ungkap dia.

Sesampainya di rumah tujuan penerima paket, Bandi lalu menelepon ke nomor kontak bernama Tomy yang diberikan oleh perempuan yang ia temui di masjid.

Telepon Bandi pun direspon oleh Tomy.

Namun terjadi proses konfirmasi yang cukup lama karena keluarga Tomy merasa tidak memesan makanan apa pun pada hari itu.

"Saya tanya, lah ini paket sudah sampai alamatnya bener, nomornya bener kok ndak diterima. Terus bapaknya bilang, udah dibawa kamu saja pak, buat buka puasa," terang dia.

Setelah pemilik rumah enggan menerima paket kiriman misterius itu, Bandi kemudian pulang menuju rumah dengan membawa satu paket sate bakar.

Sesampainya di rumah, istrinya bernama Titik Rini dan NFP kemudian membuka paket sate bakar yang dibawa oleh Bandiman.

Bandiman, beserta istri dan NFP kemudian memakan sate tersebut.

Tak berselang lama, NFP yang memakan begitu lahap mengeluhkan rasa sate yang pahit.

"Pas saya makan itu gak apa-apa. Ternyata racunnya itu ditaruh dibumbunya. Anak saya bilang bumbunya pahit. Dia lalu ke dapur dan sudah muntah-muntah. Istri juga muntah-muntah. Pas tak pastikan anak saya sudah tidak sadarkan diri," jelasnya.

Karena panik Bandi kemudian membawa putranya ke rumah sakit terdekat.

Sayangnya, NFP sudah tak tertolong lagi.

"Sudah meninggal pas perjalanan ke rumah sakit. Tapi hasil pemeriksaan di laboratorium itu katanya racunnya lebih kuat dari racun pupuk pertanian," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di TribunManado.co.id dengan judul Bocah 10 Tahun Tewas Setelah Makan Sate Beracun, Berawal Ayah Bawa Pulang Paket Ditolak Penerima.

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved