Meski Penyandang Tuna Netra Mustofa Tak Menghentikan Niat Khatamkan Al Quran Tiap Ramadan
Muhtar Mustofa (31) tetap semangat mengkhatamkan Al Quran setiap Ramadan meski memliki keterbatasan dalam penglihatan.
TRIBUNJAMBI.COM, TRENGGALEK – Muhtar Mustofa (31) tetap semangat mengkhatamkan Al Quran setiap Ramadan meski memliki keterbatasan dalam penglihatan.
Mustofa merupakan seorang tunanetra yang mengkhatamkan Al Quran setiap Ramadan.
Walau memiliki keterbatasan fisik, Mustofa fasih melafalkan ayat Al Quran.
Setiap hari dia bertadarus di ruang utama Yayasan Naemaa, tempat bernaung para penyandang disabilitas di Kelurahan Ngantru, Trenggalek, Jawa Timur.
Al Quran yang dibacanya memang berbeda pada umumnya.
Mustofa mengaji menggunakan Al Quran braille yang diperuntukan bagi penyandang tunanetra sepertinya.
Baca juga: Lupa Baca Niat Puasa dan Lupa Sahur, Apakah Puasa Tetap Sah?
Dia mulai membaca Al Quran braille juz pertama di awal Ramadan.
"Alquran braille ini satu Al Quran satu juz. Jadi perlu 30 Al Quran agar lengkap," kata Mustofa kepada SURYAMALANG.COM, Jumat (16/4/2021).
Mustofa tidak leluasa membawa Al Quran ke mana-mana.
Biasanya dia membaca Al Quran di yayasan atau di rumahnya di Perumahan Inklusif di Kecamatan Tugu.
Mustafa selalu menyempatkan waktu untuk merapal Al Quran setiap ada waktu senggang.
Baca juga: Ramadan di Masjid Al-Ihsaniyah Kota Jambi, Kami Tarawih dan Witir 23 Rakaat
Dia mengaku selalu mengkhatamkan Al Quran setiap Ramadan dalam beberapa tahun terakhir.
"Kadang khatam dua kali. Kadang sekali. Kadang sekali lebih. Semoga bisa khatam lagi tahun ini," ujar Mustofa.
Mustofa kehilangan penglihatan saat duduk di bangku kelas II SD.
Penyebabnya diduga karena penyakit yang berhubungan dengan katarak.
Dia pun melanjutkan belajar di Sekolah Luar Biasa (SLB) di Trenggalek ketika duduk di bangku kelas IV.
Dia belajar membaca tulisan latin di buku braille di SLB tersebut.
Baca juga: LPQ Ummu Salamah Gelar Pesantren Ramadhan, Latih Kebiasaan Berpuasa Anak dengan Kegiatan Produktif

Ilustrasi. (Tribunnews)
"Saat itu saya belum bisa baca Al Quran braille karena tidak ada yang mengajari. Akhirnya saya belajar sendiri lewat buku dan kaset di perpustakaan sekolah," ucap Mustafa.
Mustofa hanya butuh waktu sekitar 3 bulan untuk belajar membaca Al Quran braille itu.
Awalnya masih terbata-bata. Tapi seiring berjalannya waktu, Mutofa sudah cukup fasih.
"Rata-rata saya membaca sekitar setengah jam 1 juz," kata Mustafa.
Baca juga: Begini Cara Mengusir Jin dari Rumah Dengan Menggunakan Bacaan Alquran
Sebagian banyak waktu yang dihabiskan Mustofa untuk mengaji adalah subuh hari.
Seringnya, ia mengaji bersama sang istri yang juga seorang tunanetra.
"Tapi istri saya masih bisa kelihatan kalau jarak dekat. Jadi dia bisa pakai Al Quran biasa, bukan Al Quran braille," sambung dia.
Ketika banyak waktu longgar, Mustofa yang juga tukang pijat ini bisa menyelesaikan pembacaan Al Quran sebanyak 3-4 juz. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com