Kisah Ibu Muda Menjadi Korban Rudapaksa 23 Tentara, Dokter Syok Saat Periksa Bagian Intim
Peristiwa itu bermula pada saat ibu muda tersebut pulang menggunakan minibus menuju Adigrat, kota di negara bagian Tigray, Ethiopia.
TRIBUNJAMBI.COM - Ibu muda menjadi korban pemerkosaan brutal oleh 23 tentara selama 11 hari.
Para tentara itu juga memasukan dua paku 3 inci, bongkahan batu, kresek dan kapas ke organ intim ibu muda malang tersebut.
Peristiwa memilukan itu terjadi di Eritrea wilayah utara Tigray, Ethiopia.
Ibu muda berusia 27 tahun itu ditemukan tak sadarkan diri di semak-semak.
Baca juga: Pertamina Pastikan Stok BBM dan LPG Aman Selama Ramadhan Hingga Idul Fitri 1442 H
Baca juga: Simak Foto-foto Amanda Manopo saat Pertama Kali Terjun Kedunia Entertain
Baca juga: VIDEO Penemuan Ular Piton Berbobot 300 Kg Gegerkan Warga Aceh Jaya
Peristiwa itu bermula pada saat ibu muda tersebut pulang menggunakan minibus menuju Adigrat, kota di negara bagian Tigray, Ethiopia.
Lantaran minibus melebihi muatan, gerombolan tentara menyuruh ibu muda itu keluar.
Usai disuruh keluar dari bus, ia pun diikat dan digiring ke semak-semak dekat kamp dan memperkosanya secara bergilir.
Penduduk desa menemukannya tidak sadarkan diri dengan patah kaki dan membawanya ke rumah sakit terdekat.
Ibu muda yang dirahasiakan identitasnya itu mengatakan dia masih mengalami pendarahan akibat luka dalam yang parah dan tidak bisa mengendalikan diri saat buang air kecil.
Ia bahkan harus berjalan menggunakan tongkat karena kakinya patah.
Dokter pun syok saat mendapatkan paku, batu, kresek dan kapas diorgan intim ibu muda malang tersebut.
Ibu muda itu merupakan satu di antara ratusan wanita yang menjadi korban kekerasan seksual secara brutal oleh tentara Ethiopia di Eritrea setelah pertempuran pecah pada November di Tigray.
Dr Fasika Amdeselassie, pejabat tinggi kesehatan masyarakat untuk pemerintahan sementara yang ditunjuk pemerintah di Tigray, mengatakan beberapa wanita disekap selama berhari-hari atau berminggu-minggu.
"Wanita ditahan dalam perbudakan seksual," kata Fasika kepada Reuters.
"Pelakunya harus diselidiki." desak Fasika.