Aghita Putri Erlita Dewi Dikabarkan Meninggal tak Wajar, Begini Jawaban Ibu Tiri dan Ayah Kandung
Aghita Putri Erlita Dewi Dikabarkan Meninggal tak Wajar, Begini Jawaban Ibu Tiri dan Ayah Korban
TRIBUNJAMBI.COM - Tepis isu meninggal tak wajar atas kematian Agitha Cahyani Putri (15) begini jawaban ibu tiri korban.
Linda Halim i menjelaskan detik-detik sebelum kematian Agitha Cahyani Putri yang merupakan putri dari Erlita Dewi.
Linda Halim mengatakan, Agitha Cahyani Putri awalnya sempat minta gendong dan merasa kehausan ketika perjalanan dibawa ke rumah sakit.
Namun Erlita Dewi menduga ada kejanggalan kematian anaknya dengan ada dugaan bekas kekerasan.
Erlita pun memilih melaporkan kepada petugas kepolisian dan meminta pembongkaran makam Agitha untuk dilakukan autopsi.
Agitha Cahyani Putri adalah anak dari pasangan sebelumnya Agung Wahyudi Rahardi dan Erlita Dewi.
Tiga tahun lalu, Agung dan Erlita memutuskan bercerai dan anak-anaknya belum bertemu ibu kandungnya hingga tersiar kabar Agitha meninggal dunia.
Setelah cerai dari Erlita, Agung kemudian menikahi Linda Halim.
Simak versi ibu tiri yang menjelaskan kronologi sebelum Agitha Cahyani Putri meninggal dunia.
Awalnya, Agung Wahyudi Rahardi dan Linda Halim syok mendengar banyaknya kabar simpang siur mengenai kematian putrinya Agitha Cahyani Putri atau diinisial AP.
Kabar itu menjadi viral usai diunggah oleh Erlita Dewi.
Kepada wartawan, Agung Wahyudi Rahardi dan Linda Halim, ibu sambung AP menjelaskan peristiwa kematian AP bermula saat diagnosa dokter mengenai kebocoran pada ginjalnya.
"Saya membawa anak saya ke rumah sakit Delta Surya Sidoarjo sendiri bersama suami.
Sekitar tanggal 17 Maret, itu pun bolak balik mulai dari dokter spesialis penyakit dalam, kemudian diarahkan ke dokter spesialis jantung, lalu diminta lagi ke dokter spesialis penyakit dalam lagi.
Semua itu upaya ikhtiar kami mengobati anak kami," ujar Linda, Sabtu (3/4/2021).
Menurut petunjuk dokter, saat diperiksa kondisi AP kondisinya membaik.
Dokter saat itu hanya memberikan resep obat agar AP tetap bisa dilakukan rawat jalan.
Selepas pengobatan rawat jalan, kondisi AP juga menueurnya mulai membaik.
Pembengkakan di kaki dan wajah juga sudah berangsur menghilang.
Namun pada tanggal 27 Maret 2021, Linda sempat bercengkrama dengan AP dan tiga anak sambungnya itu seperti biasa hendak melakukan tugas sebagai ibu rumah tangga umumnya.
"Saat saya mau masakin anak-anak, anak saya (AP) ini teriak-teriak panggil mama - mama, begitu.
Saya langsung menuju ke kamarnya, dia minta gendong.
Saya langsung teriak memanggil asisten rumah tangga saya buat bikinkan air gula.
Saya juga panggil papanya anak-anak.
Saat itu saya tanya, mana yang sakit nak, anak saya (AP) cuma bilang gendong mama," kata Linda.
Karena panik, AP langsung dibawa ke rumah sakit dan di sana, AP sudah dinyatakan meninggal dunia.
"Kami satu mobil sempat tidak percaya. Anak saya itu ngobrol sama saya meskipun kesakitan itu saya peluk.
Minta air minum katanya haus. Itu di dalam mobil saya bilang, sabar ya nak," tambah Linda.
Setelah dinyatakan meninggal, Agung kemudian berupaya meminta dokter untuk melakukan upaya medis dengan memberikan kejut jantung.
"Kami memang meminta karena tidak percaya secepat itu anak saya pergi.
Dokter memang memberikan saran , kalau dikejut itu organnya bisa rusak.
Tapi tetap kami minta karena saya yakin anak saya masih ada," ujarnya.
Setelah hampir tiga jam menunggu tindakan medis, upaya Agung dan Linda tak bisa melampaui takdir Allah SWT.
Agung mencoba menghubungi Erlita, mantan istri dan ibu kandung AP mengabarkan kematian anaknya itu.
"Karena atas permintaan ibu kandungnya, AP agar disemayamkan esok harinya dan diminta formalin.
Namun saya menolak awalnya. Namun untuk menghindari kesalahpahaman akhirnya saya ikuti, tapi tetap menolak kalau diformalin.
Kemudian alternatifnya ya jenazah disimpan dalam lemari pendingin di kamar jenazah," kata Agung.
Agung mengatakan, saat memandikan jenazah AP, tidak ada sedikitpun darah yang keluar dari bagian tubuh anaknya itu.
"Saya sendiri ikut memandikan. Termasuk ada petugas rumah sakit yang ikut memandikan. Ada saksinya. Itu tidak ada keluar darah," imbuh Agung.
Baru kemudian tanggal 28 Maret 2020, kondisi jenazah Agitha yang ditutup plastik yang disebut sebagai protokol Covid-19 itu ditemui oleh Erlita.
"Kami juga tidak tahu. Darah itu baru keluar pada saat ibu kandungnya mencium jenazah AP, atau memegangnya," kata Agung.
Agung dan Linda merasa pemberitaan yang beredar begitu menyudutkan dan hanyalah sebuah penggalan dari konstruksi cerita yang sebenarnya.
"Kami juga merasa perlu memanggapi dan meluruskan kabar diluaran sana yang hanya sepenggal-sepenggal.
Tidak benar kami tidak memperlakukan anak kami dengan tidak baik. Ayah mana yang tega melihat anak kandungnya menderita," lanjutnya
Saat diminta untuk autopsi, pihak Agung dan Linda mengaku sempat ragu karena tidak tega melihat jenazah anaknya kembali dibongkar, namun karena adanya kepentingan penyidikan, akhirnya Agung bersikap kooperatif dan menandatangani pembongkaran makam buah hatinya itu.
"Kami akan kooperatif.
Apapun yang dibutuhkan kepolisian untuk mengetahui penyebab kematian anak saya, saya akan kooperatif. Awalnya saya menolak karena tidak tega.
Ayah mana yang tega melihat jenazah anaknya dibongkar. Tapi untuk kepentingan penyidikan sekali lagi kami akan kooperatif," jelasnya,
Baca Berita Lainnya di sini
SUMBER ARTIKEL : SURYA.CO.ID