Polisi Dalami Dugaan Dua Wanita Berikan Kode Sebelum Bom Makassar Terjadi
Terkait dengan dua wanita pemberi kode yang diduga terlibat dalam aksi Bom bunuh diri itu, pihak kepolisian dalam waktu dekat akan segera memeriksa ke
Ketika itu tiba-tiba terjadi ledakan dan semua panik. Dia pun panik meski kemudian memutuskan berhenti dan meliht situasi. "Saat itu berkendara bersama istrinya. Kami panik, lalu memutuskan berhenti setelah ada kejadian ledakan itu," katanya.
Nyaris Menjadi Korban
Diakui Saele mengatakan, kejadian itu sangat cepat, bahkan lebih cepat dari kecepatan motor yang dikendarainya bersama sang istri."Seandainya motor kami melaju lebih cepat, kemungkinan kami juga terkena ledakan bom. Kami panik karena melihat potongan tubuh berserakan di mana-mana," ujarnya.
Sementara itu dari Polda Sulawesi Selatan dikabarkan sejauh ini korban berjumlah 9 orang. Yakni, Lima petugas gereja dan empat anggota jemaat
Hal ini dijelaskan oleh Argo yang mengatakan, pihaknya melakukan penyelidikan terkait sirkuit atau sumber ledakan. Jaringan mata yang yang telah melakukan tindakan pengeboman ini.
"Apakah ada indikasi terkait penangkapan teroris JAD dan jaringan lainnya, ini masih bagian dari evaluasi penyidik Densus. Kita akan lihat bagian dari penangkapan di seluruh Indonesia. Masih kita evaluasi," kata Argo Yuwono.
Sebagaimana diketahui, peristiwa pengeboman terjadi di Gereja Katedral Makassar di Jalan Kajaolalido, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan pada Minggu (28/3/2021) Pukul 10.30 Wita. Pelaku dua orang berboncengan dengan motor.
Akibat ledakan, 14 orang yang terdiri dari sekuriti gereja dan jemaat jadi korban dan dirawat di tiga rumah sakit di Makassar.
Sumber : SRIPOKU