Korea Terlibat Membantu Restorasi Lahan Terbakar di Hutan Lindung Gambut Londerang

Lokasi program ini di Hutan Lindung Gambut Londerang, yang meliput Tanjung Jabung Timur dan Muarojambi

Penulis: Suang Sitanggang | Editor: Suang Sitanggang
TRIBUNJAMBI/IST
RESTORASI GAMBUT - Direktur Korea Indonesia Forest Center, Lee Sung-gil menempel kertas harapan di mural pohon harapan, saat peresmian kantor kerja sama restorasi gambut terbakar, di Jambi, Rabu (24/3. Indonesia-Korea kini bekerjasama merestorasi Hutan Lindung Gambut Londerang. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Upaya merestorasi lahan gambut terbakar di Jambi terus dilakukan oleh banyak pihak, baik yang dilakukan pemerintah maupun lembaga non pemerintah.

Kerjasama antar negara pun terjalin untuk memulihkan kondisi lahan gambut yang rusak.

Terbaru, Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan bekerjasama untuk restorasi lahan gambut bekas terbakar di Jambi.

Lokasi program ini di Hutan Lindung Gambut Londerang, yang meliput Tanjung Jabung Timur dan Muarojambi.

HLG Londerang saat ini kondisi memprihatinkan, sebab kebakaran hutan dan lahan yang terjadi telah menghanguskan pepohonan yang ada di sana.

Kawasan yang dikelilingi oleh lima konsesi perkebunan kelapa sawit dan hutan tanaman industri ini butuh untuk segera direstorasi.

Kerjasama Indonesia-Korea untuk pemulihan gambut ini menggunakan dana hibah dari Korea Forest Service dengan nilai USD 3 juta.

Kerjasama ini dimulai akhir tahun 2020, dengan targetnya selesai akhir tahun 2022, yang dikoordinir oleh Korea Indonesia Forest Center (KIFC).

Project Manager of KIFC, Kim Hyoung Gyun kepada Tribun mengatakan ada empat prioritas dalam proyek kerjasama Indonesia-Korea di lahan gambut terbakar ini.

Pertama adalah upaya pembasahan kembali lahan gambut melalui pembangunan sekat kanal.

Kedua, penanaman kembali areal bekas terbakar. Ketiga, revitalisasi pada masyarakat di 10 desa di sekitar areal restorasi. Keempat, pembangunan mini education center.

"Education center ini nantinya akan jadi tempat kegiatan pembelajaran bagi masyarakat sekitar tentang berbagai hal menyangkut restorasi, konservasi dan pemanfaatan lahan gambut," kata Kim di sela acara peresmian kantor proyek di Jambi, di Telanaipura, Rabu (24/3/2021).

Peresmian kantor dilakukan Direktur KIFC, Lee Sung-gil dan Direktur Pengendalian Kerusakan Gambut pada Kementerian LHK, Sri Parwati Murwani Budisusanti.

Pada peresmian kantor yang dilaksanakan secara tatap muka dan virtual tersebut, turut hadir perwakilan dari Korea Forest Service antara lain Director General of International Affairs Bureau dan Direktur Global Forest Resources Division dan perwakilan Kedutaan Besar Korea di Indonesia.

Direktur KIFC berharap kantor ini akan menjadi sarana untuk melakukan kegiatan proyek serta untuk berkoordinasi dengan berbagai pihak di provinsi Jambi dalam pelaksanaan kegiatan proyek.

Mr Park Eunsik
Mr Park Eunsik (TRIBUNJAMBI/IST)

“Meskipun dalam kondisi pandemi, kita tetap melakukan yang terbaik untuk keberhasilan proyek ini, dengan tetap menerapkan protokol kesehatan,” kata Lee Sung-gil.

Mr Lee menyebut, peresmian kantor yang berada di Telanaipuran ini juga menandai 10 tahun kontribusi KIFC terhadap kerja sama kehutanan antara Indonesia dan Korea.

Dia menjelaskan latar belakangan proyek ini didasari karena keprihatinan Indonesia dan Korea atas terjadinya kebakaran hutan dan lahan beberapa tahun terakhir ini.

Kebakaran di lahan gambut telah menimbulkan asap tebal, dan menimbulkan berbagai dampak negatif bagi lingkungan, ekonomi, dan kesehatan.

"Saat Presiden Indonesia bertemu Presiden Korea tahun 2016, salah satu yang dibahas adalah soal kebakaran di lahan gambut ini. Akhirnya saat itu muncul keinginan untuk bekerjasama untuk mengatasinya," kata dia.

Dalam pelaksanaan kegiatan hingga akhir 2022 ini, KIFC sebagai Project Management Team bersama Direktorat Pengendalian Kerusakan Gambut Kementerian LHK, akan bekerjasama dengan pemerintah daerah, instansi penelitian, universitas, serta masyarakat lokal.

"Pekerjaan di lapangan nantinya akan sebanyak mungkin menggunakan tenaga masyarakat di desa sekitar lokasi proyek, terutama dari 10 desa yang menjadi lokasi kegiatan revitalisasi masyarakat setempat," kata Mr Kim, Project Manager.

Direktur Pengendalian Kerusakan Gambut KLHK, Sri Parwati Murwani Budisusanti
Direktur Pengendalian Kerusakan Gambut KLHK, Sri Parwati Murwani Budisusanti (TRIBUNJAMBI/IST)

"Kami juga akan merekrut tenaga fasilitator untuk jadi pendamping bagi masyarakat di desa-desa tersebut," tambahnya.  (*)

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved