UMKM Jambi
Ketika Lima Pemuda Keren Jambi Bersatu Lahirkan UMKM Warkop Malalar
Sementara itu walaupun digawangi oleh pria macho, namun warkop ini sukses menyuguhkan makanan ringan sampai makanan berat yang menarik.
Penulis: M Yon Rinaldi | Editor: Nani Rachmaini
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI – “Ketika Kami bersama, nyalakan tanda bahaya,” sepenggal lirik Superman is Dead ini layak disematkan ke lima pemuda Jambi pecinta motor ini.
Alih-alih membuat kerusakan ala geng motor jaman Now, mereka malah melahirkan UMKM kuliner yang layak dijadikan tempat nongkrong pecinta malam.
Memanfaatkan halaman di pinggir Jalan Sumantri Brojonegoro Jambi Lima pemuda ini mampu menghadirkan suasana malam ala Jogja di Jambi.
Apa lagi trotoar di Jalan ini sudah disulap pemerintah Kota Jambi menjadi lebih keren dan tidak kalah dari Kota-kota besar yang ada di Indonesia.
Didi satu diantara pendiri UMKM Warkop Malalar mengatakan sebenarnya mereka hanya hobi menikmati malam Jambi dengan motornya, lalu mencari tempat nongkrong malam yang asyik.
“Lama kelamaan, kita memiliki ide untuk membuka tempat nongkrong sendiri,” ujarnya kepada Tribunjambi.com
Ide dari satu diantara anggota komunitas motor ini disambut dengan baik oleh yang lain sehingga lahirlah Warung Kopi Malalar ini.
Lebih lanjut mereka mengatakan warung kopi mereka mengusung konsep Misbar.
“Gerimis Bubar,” celetuk salah satu pendiri warkop ini yang disambut gelak tawa oleh yang lain.
Sebenarnya mereka mengusung konsep outdoor yang menyuguhkan suasana jalanan malam kota Jambi. apa lagi Jalan Sumantri Brojonegoro cukup padat di malam hari.
Dalam menjaring konsumen Warkop ini masih mengandalkan digital marketing dengan memanfaatkan sosial media Instagram.
Sementara itu, jaringan mereka di komunitas motor juga dirasa cukup ampuh dalam mendatangkan konsumen.
Mereka juga rajin membuat event keren di warung kopi mereka, dalam waktu dekat ini warkop Malalar direncanakan sebagai destinasi ngumpulnya para pecinta motor Jambi.\
Yang paling keren dari Warung kopi ini adalah harga untuk satu gelas kopi hanya dibandrol seharga Rp 5.000 sampai Rp 10 ribu.