Nasib Bule yang Tawarkan Iklan Latihan Orgasme Rp 8 Juta, Dikecam Warganet hingga Diperiksa Polisi
Nasib Bule yang Tawarkan Iklan Latihan Orgasme Rp 8 Juta, Dikecam Warganet hingga Diperiksa Polisi
TRIBUNJAMBI.COM - Baru-baru ini heboh pelatihan yang ditawarkan seorang bule Australia bernama
Andrew Irvine Barnes.
Pria itu sengaja membuat iklan tentang teknik senam yoga untuk melatih pencapaian orgasme, yang bertuliskan Tantric Full Body Energy Orgasm Retreat.
Dalam iklan itu dipasang tarif Rp 8 juta untuk mengikuti kelas tersebut.
Namun dengan diselipkannya kata orgasme, kelas itu sempat heboh dan sempat dianggap kegiatan ke arah asusila.
Hingga akhirnya netizen bereaksi keras terhadap kelas itu dan sampai polisi turun tangan.
Menanggapi hal itu, penyidik Polres Gianyar, Bali menyebut tidak ada unsur pidana dalam kasus yang sempat viral dan melibatkan bule itu.
Andrew Irvine Barnes dinyatakan tidak bersalah atas kaitannya menyediakan tempat untuk menyelenggarakan acara yoga Tantric Full Body Energy Orgasm Retreat.
Andrew Irvine Barnes bersama rekan perempuannya Xia Lee berniat membuka kelas yoga bernama Tantric Full Body Energy Orgasm Retreat.
Mereka kemudian mengunggah iklan di media sosial dengan memasang tarif kepada pesertanya sebanyak 600 dolar AS, hingga menyebabkan viral.
"Kita konfirmasi ke pihak vila memang betul akan ada pihak yang melaksanakan kegiatan yaitu yoga, karena di sana juga ada matras dan sebagainya.
Tapi pihak vila bilang satu hari sebelumnya acara dibatalkan oleh yang memesan dengan alasan situasi," kata Kasat Reskrim Polres Gianyar AKP Lusa Lusiano Araujo saat dikonfirmasi di Denpasar, Sabtu (6/3/2021) malam.
Sayangnya iklan itu mendapat respon atau komentar yang kurang baik, kemudian postingan itu dihapus oleh yang bersangkutan ini.
Dugaan awalnya ada perbuatan melanggar asusila, akan tetapi dugaan tersebut belum terjadi, acara dibatalkan dan postingan sudah dihapus.
"Kita periksa untuk klarifikasi terkait postingannya yang viral itu.
Saat diperiksa Andrew dan temannya mengakui jika sebenarnya merasa tidak pas dengan kata-kata yang diunggahnya, mereka juga tidak bermaksud mengatakan seperti yang dibayangkan.