Berita Nasional

AWALNYA Bantah Mau Kudeta AHY, Mendadak Moeldoko Terima Jadi Ketum Partai Demokrat Versi KLB Medan

Moeldoko diketahui dipilih secara aklamasi dalam Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat yang digelar di Deliserdang, Sumatera Utara.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Istimewa
Kepala Staf Presiden Moeldoko tidak masalah dirinya digunjingkan atau dikaitkan dengan isu kudeta Partai Demokrat. 

TRIBUNJAMBI.COM - Sudah hampir satu bulan ini, kisruh partai Demokrat muncul dan menjadi pembicaraan publik.

Melansir dari Kompas.com, partai Dmokrat sedang mengalami permasalahan intern.

Kubu intern Demokrat dikabarkan pecah sehingga memunculkan kubu baru.

Dikutip Tribunjambi.com dari wartakotalive.com, sosok Kepala Staf Kepresidenan (KSP), Jenderal (Purn) Moeldoko terpilih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat, kubu yang kontra dengan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Jumat (5/3/2021).

Baca juga: Setelah KLB Partai Demokrat Terlihat Ada Bagi-bagi Uang untuk Masa Berkaos Wajah Moeldoko

Baca juga: SBY Tak Menyangka Partai Demokrat Ditimpa Isu Kudeta Pihak Eksternal, Moeldoko : Halah

Baca juga: VIDEO Detik-detik Moeldoko Terpilih dan Ditetapkan Jadi Ketua Demokrat Versi KLB

Moeldoko diketahui dipilih secara aklamasi dalam Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat yang digelar di Deliserdang, Sumatera Utara.

Berikut ini profil Moeldoko, sosok Panglima TNI pada tahun 2013 di zaman pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Dikutip dari situs moeldoko.com miliknya, Moeldoko merupakan sosok Panglima TNI pada masa jabatan 2013-2015.

Moeldoko menjabat sebagai Panglima TNI setelah dilantik oleh SBY, selaku Presiden RI saat itu di Istana Merdeka pada 30 Agustus 2013.

Moeldoko
Moeldoko (Instagram)

Moeldoko menggantikan Laksamana (TNI) Agus Suhartono yang memasuki masa pensiun sebagai Panglima TNI.

Setelah dua tahun menjabat sebagai Panglima TNI, lalu pada 14 Juli 2015, Moeldoko pun secara resmi menyerahkan jabatannya pada Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

Moeldoko diketahui lahir di Kediri, Jawa Timur, pada 8 Juli 1957.

Moeldoko menjadi perwira penerima Bintang Adimakayasa sebagai lulusan terbaik Akabri tahun 1981.

Moeldoko juga mengawali karier sebagai Komandan Peleton di Yonif Linud 700 Kodam VII/Wirabuana pada tahun 1981.

Lalu, karir Moeldoko makin melesat sejak menjabat sebagai Kasdam Jaya pada 2008.

Karier TNI

Berikut perjalanan karier Moeldoko di TNI, dikutip Tribunjambi.com dari Kompas.com:

- Danton 1A Yonif Linud 700/BS

- Danki-A Yonif Linud 700/BS

- Kasi-2/Ops Yonif Linud 700/BS

- Pasi Ops Dim 14-08/BS

- Kasi 2/Brigif-1 PIK/JS Dam Jaya

- Wadanyonif 202/TM Brigif -1 PIK/JS Dam Jaya

- Danyonif 202/JY Brigif -1 PIK/JS Dam Jaya

- Dandim 0501/JP BS Dam Jaya

- Sespri Wakasad

- Pabandya-3/Ops/ PB- V/Sopsad

- Danbrigif-1 PIK/JS Dam Jaya

- Asops Kasdam VI/TPR

- Dirbindiklat Pussenif

- Danrindam VI/TPR

- Danrem 141/TP Dam VII/WRB

- Pati Ahli KSAD Bidang Ekonomi

- Dirdok Kodiklat TNI AD Kasdam Jaya

- Panglima Divisi Infanteri 1/Kostrad

- Panglima Kodam XII/Tanjungpura

- Panglima Kodam III/Siliwangi

- Wakil Gubernur Lemhannas

- Wakil KSAD

- KSAD

- Panglima TNI

Penghargaan :

- Satya Lencana Kesetiaan VIII, XVI, XXIV

- Satya Lencana Santi Dharma

- Satya Lencana Seroja

- Tanda Jasa dari PBB

- Bintang Kartika Eka Paksi Nararya

- Ops Timtim

- Konga Garuda XI-A

Karier Politik

Nama Moeldoko tidak lah redup begitu saja usai pensiun dari militer.

Moeldoko pun menjajaki ranah politik praktis usai pensiun dari TNI.

Moeldoko tercatat pernah masuk ke dalam jajaran pengurus Partai Hanura saat itu pimpinan Oesman Sapta Odang pada 2016.

selanjutnya, Moeldoko juga tercatat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Hanura.

Dia mendampingi Jenderal TNI (Purn) Wiranto yang menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina kala itu.

Karier politiknya punsemakin cemerlang, dengan merambah kabinet dan masuk Istana Kepresidenan.

Pada 17 Januari 2018, Moeldoko ditunjuk sebagai Kepala Staf Kepresidenan menggantikan Teten Masduki.

Baca juga: Partai Demokrat Kubu Moeldoko Berpeluang Dapat SK Kemenkumham

Baca juga: Pernyataan Mahfud MD : Pemerintah itu Menganggap Belum Ada Kasus KLB Partai Demokrat

Baca juga: Hari ini Sampai Besok, Diprediksi Akan ada Dua Fenomena Bulan, Ada yang Terjadi 18,6 Tahun Sekali

Terbaru, Moeldoko juga terpilih jadi Ketua Umum Partai Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB), Jumat (5/3/2021).

Keputusan ini diketuk dalam acara sidang KLB, tapi masih menunggu persetujuan Moeldoko, yang langsung dihubungi melalui panggilan suara panitia kongres.

"Bapak Moeldoko yang terhormat, kami sepakat bapak sebagai Ketua Demokrat," katanya.

Mendengar pernyataan itu, Moeldoko memberikan sejumlah pertanyaan sebelum menerima amanah yang diberikan padanya, yaitu meminta kader untuk serius mendukungnya.

"Walaupun secara aklamasi memberikan kepracayaan kepada saya. Tapi saya ingin memastikan keseriusan teman-teman semua," katanya dikutip dari Kompas TV.

Kemudian karena para peserta KLB sangat serius untuk mendukung Moledoko menjawab dan menerimanya.

"Baik, saya terima menjadi Ketua Umum Demokrat," ujarnya.

Sempat Bantah Isu Kudeta

Sementara itu, pernyataan akan mengkudeta Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) pernah menghampiri Kepala Staf Kepresidenan itu.

Mengetahui itu, pada Rabu (3/2/2021) lalu, Moeldoko menggelar konferensi pers untuk kembali membantah tudingan terlibat dalam isu mendongkel kepemimpinan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Ia mengaku tak punya hak lantaran bukan bagian dari internal partai.

"Saya ini orang luar, enggak punya hak apa-apa gitu lho, yang punya hak kan mereka di dalam."

"Apa urusannya? Nggak ada urusannya," kata Moeldoko di kediamannya, Rabu (3/2/2021), dikutip dari Kompas.com.

Moeldoko pun sampai berandai-andai, seandainya punya pasukan bersenjata, ia tetap tak bisa mengudeta kepemimpinan AHY dari Partai Demokrat.

Sebab, baginya, pergantian au perubahan kepemimpinan partai tak bisa dilakukan sembarangan dan harus mengacu pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah (AD/ART).

Baca juga: Ramalan Zodiak Besok Minggu 7 Maret 2021, CANCER: Anda Pantas Mendapat Perhatian

Baca juga: SIAP Tantang China, Filipina Beli Rudal Maut yang Juga Dipakai Indonesia Pada TNI AL

Baca juga: Tempat Nongkrong Asik dan Murah di Kota Jambi, Nikmati Hangatnya Sekuteng Sambil Nongkrong Malam

"Anggaplah (saya) Panglima TNI yang pengin bisa jadi Ketua Umum Demokrat, emangnya gue bisa gitu todong-todong senjata untuk para DPC, DPD, ayo datang ke sini, gue todongin senjata. Semua kan ada aturan AD/ART," kata dia.

Moeldoko juga menegaskan, sama sekali ia tak punya kuasa untuk mengudeta kepemimpinan Partai Demokrat.

Ia bahkan mengultimatum berbagai pihak yang terlibat dalam tudingan ini untuk berhati-hati dan tidak melakukan fitnah.

"Jadi saya ingatkan, hati-hati, jangan memfitnah orang. Hati-hati saya ingatkan itu," ujar Moeldoko.

"Di Demokrat ada Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono), ada putranya, Mas AHY, apalagi kemarin dipilih secara aklamasi. Kenapa mesti takut dia?" katanya.

(*)

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

Artikel ini telah tayang di GridHot.ID

Sumber: GridHot.id
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved