Detik-detik Gadis 19 Tahun Tewas Tertembak Dalam Aksi Damai Menentang Kudeta Myanmar
Kematian Angel pun viral. Angel dengan kaus hitamnya yang bertuliskan "Segalanya Akan Baik-Baik Saja" pun menjadi semangat perlawanan.
Kerusuhan berdarah tersebut menambah kepiluan masyarakat Myanmar atas kudeta sejak 1 Februari lalu.
Pemimpin politik ditahan militer, antara lain Aung San Kyi.
Editor: Hasanudin Aco
38 Orang Tewas
Sebelumnya diberitakan, Utusan Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Myanmar, Christine Schraner Burgener melaporkan setidaknya 38 orang tewas di Myanmar Rabu (3/3/2021) ketika aparat keamanan menemnaki para demonstran untuk membubarkan massa aksi protes terhadap pemerintahan militer pada Rabu (3/3/2021).
Dia menyebut setidaknya 50 orang sudah tewas dan masih banyak warga sipil menjadi korban luka-luka sejak kudeta yang menggulingkan pemerintahan yang terpilih secara demokratis di bawah Aung San Suu Kyi.
Kudeta militer dan penahanan Aung San Kyi terjadi 1 Februari yang menyulut aksi protes warga di Myanmar dan kecaman dari dunia.
Pasukan keamanan Myanmar menembaki demonstran aksi protes menentang pemerintahan militer pada hari Rabu, sehari setelah negara-negara tetangga di Asia Tenggara menyerukan untuk menagan diri dan menawarkan diri membantu Myanmar menyelesaikan krisis.
Insiden berdarah ini terjadi sehari setelah negara-negara Asia Tenggara yang tergabung dalam ASEAN menyerukan agar menahan diri dan menawarkan untuk membantu Myanmar menyelesaikan krisis.
Demikian seperti dilansir Reuters, Rabu (3/3/2021) dari laporan saksi dan media setempat.
Sebelumnya dilaporkan sembilan orang tewas dalam insiden penembakan oleh aparat keamanan.
Aparat keamanan menembakkan peluru tajam ke massa demonstrasi di beberapa kota, kata para saksi.
"Ini mengerikan, ini pembantaian. Tidak ada kata-kata yang dapat menggambarkan situasi dan perasaan kami," kata aktivis pemuda Thinzar Shunlei Yi kepada Reuters melalui aplikasi pesan.
“Pasukan keamanan menembakkan peluru tajam di beberapa kota,” kata para saksi, seperti dilansir Reuters, Rabu (3/3/2021).
"Mereka berbaris ke arah kami dan menembakkan gas air mata, berbaris lagi dan menggunakan granat kejut," kata Si Thu Maung, seorang pemimpin aksi protes di kota pusat Myingyan, kepada Reuters.