Kerumunan di NTT
Dokter Tirta Sebut Kerumunan di NTT Bukan Salah Jokowi, Tapi Salah Orang Lapangan,Tengku Zul Tertawa
Dokter Tirta menyebut presiden Joko Widodo tidak bisa dipermasalahkan dalam merumunan yang terjadi di NTT. 'Itu Bukan Salah Jokowi'
"Yang kedua, ada pelanggaran seruis yakni terjadinya kegagalan orang-orang di lapangan jaga SOP. Beliau presiden, bukan dokter Tirta, Raffi Ahmad atau Atta Halilintar.
Mobil beliau diseruduk orang banyak. Paspampres naik motor motor gede sampai rubuh. jadi logikanya itu warga banyak. kalau sampeyan jadi presiden, lihat warga nyegat, masak ditubruk. Maju kena mundur kena. Berarti yang bisa membuat bubar, presidennya keluar dari atap."
Sementara itu, terkait pembagian souvenir, dokter Tirta juga menyebut hal itu sebagai hal wajar.
"Kalau yang dipermasalah hadiah, itu kan dalam rangka supaya membubarkan kerumunan," ujar dokter Tirta.
Di sisi lain, dalam talkshow itu, Pengamat Politik Ujang Komarudin tidak sependapat dengan pernyatan dari dokter Tirta yang menyebut pembagian souvenir oleh presiden agar warga membubarkan diri.
"Sudah saya katakan, pak Jokowi itu hobinya membagi-bagikan souvenir. persoalannya ini membagi souvernir bukan memisahkan kerumunan, justru merekatkan kerumunan. Tapi faktanya orang ketika diberi hadiah, pasti berkerumun. Jadi jangan membalikkan persoalan, itu harus dicatat," jelasnya.
Dokter Tirta pun menanggapi dengan menyebut pembagian souvernir terjadi setelah adanya kerumunan warga.
"Kalau emang bagi souvenir jadi masalah, jadi mengundang massa, massa-nya ada sebekum dibagi souvenir atau massanya ada setelah dibagi souvenir," ujar dokter Tirta.
Ujang pun kembali menegaskan, seharusnya presiden bisa melihat situasi ketika hendak membagi-bagikan soivenir.
"Begini, dokter Tirta. Harusnya, ketika Pak Jokowi melihat ada kerumunan, menghindari itu, jangan membagikan souvenir. Jadi kebaikan hati pak Jokowi membagikan souvenir itu jangan dilakukan saat ada kerumunan seperti itu," tanggap Ujang.
Sementara itu, meanggapi pernyataan dokter Tirta, mantan Sekretaris Jenderal MUI, Tengku Zulkarnain tertawa.
Ia menganggap, logika yang digunakan oleh dokter Tirta aneh dan kontradiktif.
"Sama saja ingin membubarkan ayam dengan menabur padi. Ingin membubarkan semut dengan menabur gula. Haha... Kenapa banyak yg gabung kolam akal jadi terbalik, ya? Sudah cukup syarat jadi Menteri kayaknya," tulis Tengku Zul lewat akun twitter pribadinya.
Laporan ditolak polisi
Bareskrim Polri kembali menolak laporan kerumunan yang ditimbulkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Maumere, Sikka, NTT.