Sejarah Indonesia

Kisah Paspampres Soeharto Tempelkan Moncong Senjatanya ke Perut Pengawal PM Israel Karena Hal Ini

Seperti halnya cerita Paspampres yang sempat bersitegang dengan pengawal Perdana Menteri Israel saat itu dan bahkan nyaris adu tembak di dlam sebuah

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Instagram @soeharto_instagram_fanpage @sjafrie_sjamsoeddin
Sjafrie Sjamsoeddin, Jenderal TNI yang Pernah Saling Todong Senjata dengan Pengawal PM Israel Saat Kawal Soeharto 

Sementara di bandara Internasional Zagreb telah tersedia pesawat buatan Rusia jenis JAK-40 dengan nomor penerbangan RA 81439 unutk mengangkut Soeharto.

"Selamat jalan Pak! Hati-hati bapak-bapak yang lain!!" ujar para wartawan yang batal ikut ke Bosnia karena keadaan bahaya di sana, hanya dua orang pers saja yang ikut dalam rombongan pak Harto.

Berselimut mantel hitam tebal pak Harto lantas menuju pesawat dan menaikinya, saat itu ketegangan juga terlihat di raut muka presiden kedua RI tersebut.

Pesawat segera lepas landas menuju Bosnia dan saat perjalanan anggota United Nations Protection Force (UNPROFOR) serta pasukan perdamaian PBB di Bosnia, segera membagikan lembaran kertas putih ke semua penumpang pesawat.

Baca juga: Pak Tarno Sedih Disebut Bangkrut, Ternyata Begini Kondisi Mengejutkan yang Tak terungkap ke Publik

Baca juga: Terjadi Malam ini di Indonesia, Fenomena Langit Bulan Purnama Salju, Apa itu? Begini Penjelasannya

Baca juga: Demokrat Pecat 7 Kader yang Diduga Terlibat Kudeta Partai Demokrat, Siapa Menyusul?

Isi dalam lembaran kertas itu adalah PBB tidak bertanggung jawab atas keselamatan penumpang selama perjalanan, ya termasuk bagi pak Harto yang merupakan peminpin suatu negara.

Pak Harto tanpa peduli lagi langsung membubuhkan tanda tangannya di kertas pernyataan tersebut.

"Dia main tandatangan saja lho!" ujar salah satu sumber staf presiden.

Perjalanan pun serasa tegang sekali saat mendarat di bandara Sarajevo, pesawat yang ditumpangi pak Harto itu sudah dibidik oleh senapan anti pesawat udara kaliber 12,7mm oleh pihak Serbia yang siap siaga pula untuk negaranya.

Sesampainya di Sarajaevo pak Harto mulai membandel lagi, ia melepaskan helm pelindung dan rompi anti peluru dari badannya dan diserahkan ke paspampres.

"Eh, Sjafrie, itu rompi kamu cangking (jinjing) saja," ujar Soeharto pada Sjafrie Sjamsoeddin, komandan grup A pengaman presiden.

Sekarang pak Harto hanya mengenakan jas mantel hitam serta kopiahnya itu saja, dirinya bisa jadi sasaran empuk untuk ditembak oleh sniper.

Setelah itu 40 anggota UNPROFOR termasuk dari kontingen Garuda yang berasal dari Indonesia segera membentuk dan memagari pak Harto dan ia disambut oleh Yasushi Akashi.

Tanpa penyambutan seremonial, serta tanpa lagu kebangsaan dengan terburu-buru pak Harto dan rombongan lantas dimasukkan kedalam panser lapis baja warna putih bertuliskan UN.

Perjalanan menuju Istana Presiden Bosnia, Alija Lzetbegovic pun dimulai.

Rombongan yang mengikuti Pak Harto mulai was-was dengan perjalanan ini.

Bagaimana tidak, nantinya mereka akan melewati bukit-bukit yang disebut Sniper Valley, bukit ini diisi para sniper Serbia sering bergentayangan untuk mencari mangsanya di situ.

Saat melewati bukit itu pastilah para sniper Serbia sudah mengarahkan bidikkannya ke arah rombongan panser yang dikendarai pak Harto.

Namun untungnya semua berjalan lancar dan beliau tiba dengan selamat di istana presiden Bosnia kala itu.

Ketika pak Harto keluar dari pansernya, ratusan penduduk Sarajevo dan berteriak sambil melambaikan tangan dengan hangat menyambut kedatangannya.

Presiden Bosnia, Alija Lzetbegovic segera mengajak pak Harto masuk istananya dan makan siang bersama.

Istana kepresidenan Bosnia saat itu kondisinya sangat memprihatinkan, rusak sana-sini, tak ada air dan jamuan makan pun hanya daging serta keju beku.

"Terasa betul daging yang dihidangkan sudah lama disimpan di freezer. Lalu potongan kejunya… astaga… setipis potongan silet. Sunggh menyedihkan."

"Belum lagi para pengawal istana yang melihat hidangan kami dengan ngiler."

"Mereka sudah lama tidak mencicipi makanan enak."

"Mengharukan sekali sehingga membuat kami juga jadi tak enak makan."

"Pergi ke kamar mandi. WCnya tak ada air, hanya disediakan air dalam satu ember kecil saja."

"Istana pun seperti keadaan kantor biasa" ujar salah satu staf kepresidenan Indonesia.

Baca juga: Di Pendopo Fadhil Arief-Bakhtiar Beri Pesan ke OPD, Singgung Berhenti Jadi PNS dan Pensiun Dini

Baca juga: Fiersa Besari Ungkap Dampak Dirinya Usai Nonton Ikatan Cinta, Sebut Beban Hidupnya Tambah Berat

Baca juga: Benarkah Banyak Makan Biji Cabe dan Jambu Biji Sebabkan Usus Buntu? Ini Penjelasan Dokter

Presiden Bosnia tampak bahagia sekali pak Harto mau berkunjung ke negaranya yang sedang dilanda perang.

Menurutnya kunjungan itu dijadikan semangat moril para rakyat Bosnia dalam melawan penindasan Serbia.

Kunjungan selama 3 jam itu akhirnya selesai, pak Harto pun akhirnya pamit pulang ke Indonesia walaupun saat itu terdengar tembakan meriam tak jauh dari istana presiden Bosnia.

Setelah meninggalkan istana presiden Bosnia, komandan pengawal pengamanan presiden, Sjafrie Sjamsoeddin bertanya pada pak Harto kenapa sangat nekat untuk berkunjung ke sana.

"Ya kita kan tidak punya uang."

"Kita ini pemimpin Negara Non Blok tetapi tidak punya uang."

"Ada negara anggota kita susah, kita tidak bisa membantu dengan uang ya kita datang saja. Kita tengok."

"Yang penting orang yang kita datangi merasa senang, morilnya naik dan mereka menjadi tambah semangat," kata pak Harto kala itu.

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Saat Kawal Soeharto, Paspampres Nyaris Adu Tembak dengan Pengawal PM Israel, Sudah Todongkan Senjata

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Kisah Paspampres Soeharto Yang Sudah Saling Todongkan Senjata dengan Mossad,
https://jateng.tribunnews.com/2018/11/25/kisah-paspampres-soeharto-yang-sudah-saling-todongkan-senjata-dengan-mossad?page=all

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved