Berita Internasional

NYATA Ancaman Perang AS ke China, Joe Biden Peringatkan Tiongkok Jangan Macam-macam di Pasifik

AS juga menegaskan kembali pandangannya terkait kebijakan China yang akan tegas di Laut China Selatan dinyatakan sangat ilegal.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
24h.com.vn
Kapal induk nuklir Amerika Serikat USS Ronald Reagan menuju Laut China Selatan. 

TRIBUNJAMBI.COM - Nyata sudah ancaman Amerika Serikat (AS) untuk China.

Washington langsung menurunkan ancaman ke China dengan mengingatkan agar Beijing jangan berbuat macam-macam di wilayah Pasifik.

AS menekankan, segala bentuk ketegangan apapun di sana berujung dengan perang.

Amerika Serikat (AS) mengingatkan China agar tidak gunakan kekuatan militer di Laut China Selatan.

Baca juga: BEGINI Penampakan 130 Mobil Terlibat Kecelakaan Beruntun, 6 Orang Tewas, Kejadian di Amerika Serikat

Baca juga: China vs Amerika Serikat Makin Nyata! Armada US Navy dan PLA Navy China Bertemu di Laut Sengketa

Baca juga: Ambisi China Jadi Negara Terkuat di Dunia bisa Ancam Cita-cita Amerika Serikat, Ini Penjelasannya

Ilustrasi Kapal Perang--Kapal Perang AS terdeteksi berlayar menuju Laut China Selatan.
Ilustrasi Kapal Perang--Kapal Perang AS terdeteksi berlayar menuju Laut China Selatan. (via Anadolu Agency dan Sosok.Grid.ID)

AS juga menegaskan kembali pandangannya terkait kebijakan China yang akan tegas di Laut China Selatan dinyatakan sangat ilegal.

Departemen Luar Negeri AS menyuarakan "keprihatinan" dengan adanya undang-undang baru yang diberlakukan China dengan mengizinkan penjaga pantainya untuk menggunakan senjata.

Undang-undang baru itu bisa dikatakan membolehkan penjaga pantainya China gunakan senjata terhadap kapal asing yang dianggap Beijing memasuki perairannya secara tidak sah.

"Teks di beleid tersebut secara tegas menyiratkan bahwa undang-undang ini dapat digunakan untuk mengintimidasi tetangga maritim China," ujar juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price seperti dilansir dari Strait Times, Sabtu (20/2).

"Kami mengingatkan China dan semua yang pasukannya beroperasi di Laut China Selatan bahwa pasukan maritim yang bertanggung jawab bertindak dengan profesionalisme dan menahan diri dalam menjalankan otoritas mereka," lanjut Price kepada wartawan.

Baca juga: TERBARU Hasil Survei Capres 2024, Prabowo-Sandi Melorot Digerus Ganjar dan Kang Emil, Anies dan AHY?

Baca juga: Benarkah Nissa Sabyan dan Ayus Sabyan Nikah Siri? Terungkap Fakta soal Hubungan Spesial Mereka

Baca juga: Promo Alfamart Hari Ini 21 Februari 2021 Diskon Kebutuhan Dapur Susu Sampo Deterjen Diapers Rp53.900

Price melanjutkan, pemerintahan Presiden Joe Biden menegaskan kembali pernyataan di Laut Cina Selatan yang dikeluarkan pada Juli 2020 oleh Menteri Luar Negeri AS saat itu Mike Pompeo, yang dikenal karena sikap hawkishnya terhadap Beijing.

Dalam pernyataan itu, Pompeo menyatakan klaim Beijing atas sumber daya lepas pantai di sebagian besar Laut China Selatan sepenuhnya adalah melanggar hukum.

AS memang sudah sangat lama menolak klaim luas China di jalur air strategis itu.

Joe Biden, Presiden Amerika
Joe Biden, Presiden Amerika (Reuters)

Tetapi Pompeo melangkah lebih jauh dengan secara eksplisit mendukung posisi negara-negara Asia Tenggara seperti Filipina dan Vietnam daripada menghindari sengketa.

Menteri Luar Negeri AS yang baru saat ini, Antony Blinken sebelumnya menyuarakan keprihatinan tentang hukum maritim China melalui panggilan telepon dengan mitranya dari Jepang, Toshimitsu Motegi baru-baru ini.

Blinken pada saat itu juga menegaskan kembali soal pulau-pulau Senkaku di Laut China Timur - juga diklaim oleh China- berada di bawah perjanjian keamanan yang mengikat Amerika Serikat dan Jepang untuk saling membela.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved