Berita Selebritis

Penyakit Autoimun Ashanty Disorot Usai Positif Covid-19, Anang Panik dan Tegaskan Hal Ini ke Istri

Sejak awal mula tersiar kabar Ashanty dan ketiga anaknya itu positif Covid-19, diketahui bahwa mereka memang menjalani isolasi mandiri di rumah hingga

Editor: Andreas Eko Prasetyo
ist
Kondisi Ashanty yang juga menderita penyakit autoimun buat Anang panik saat istrinya positif Covid-19 

Namun ketika ada bakteri atau virus yang masuk, sistem kekebalan tubuh akan bereaksi untuk menyerang bakteri atau virus tersebut.

Umumnya, sistem kekebalan tubuh itu dapat membedakan sel asing dengan sel kita sendiri.

Namun pada penderita autoimun, sistem kekebalan itu justru keliru, sistem imun malah menyerang sel tubuh penderitanya karena menganggapnya sebagai benda asing.

Menurut dr. Hendra Gunawan, dr., Sp.PD, penyakit autoimun ini merupakan penyakit kronis eksaserbatif, artinya suatu saat pasien dalam fase remisi (aktivitas penyakit rendah) dan sebaliknya ada suatu saat pasien dalam fase flare up (aktivitas penyakit tinggi).

Panduan dari IRA (Indonesian Rheumatology Association) menyebutkan, pasien autoimun lebih besar memiliki risiko untuk mengalami penyakit infeksi, termasuk infeksi virus.

Hal ini karena umumnya pasien autoimun memiliki kekebalan tubuh yang lebih rendah dari orang pada umumnya, yang disebabkan oleh obat-obatan yang bersifat immunosuppresant atau menurunkan kekebalan tubuh.

Obat-obatan tersebut digunakan untuk mengontrol penyakit autoimun setiap waktu.

Dr. Hendra juga membeberkan, tatalaksana Covid-19 pada pasien autoimun, secara umum pengobatannya ditujukan untuk atasi infeksi pada Covid-19.

Namun harus disesuaikan dengan aktivitas penyakit pasien pada saat itu.

“Dokter harus mengetahui dulu, apakah penyakit autoimun yang diderita pasien sedang berada dalam kategori remisi atau flare up (aktivitas penyakit tinggi),” ujar dr. Hendra kepada Kompas.com, Rabu (17/2/2021).

Sesuai dengan rekomendasi terbaru dari ACR (American College of Theumatology version 3), pasien autoimun dalam fase remisi/aktif dan tidak ada kecurigaan Covid-19, maka pengobatan dapat dilanjutkan kembali.

“Namun jika pasien ada riwayat paparan terhadap virus covid-19 atau masuk kriteria suspect maupun probable, maka tergantung jenis pengobatan sebelumnya, ada yang bisa tetap dilanjutkan ada yang harus dihentikan hingga 2 minggu untuk observasi,” beber dr. Hendra.

“Atau 7-14 hari bebas gejala pasca infeksi Covid-19 pada kasus terkonfirmasi dengan gejala ringan - sedang, atau 10-17 hari bila pasien dinyatakan konfirmasi Covid-19 namun tanpa gejala klinis,” lanjutnya.

Sementara itu, ia melanjutkan, pada pasien autoimun dengan infeksi Covid-19 gejala berat, keputusan untuk memulai mengkonsumsi obat-obatan terkait autoimun diputuskan sesuai pemeriksaan dan pertimbangan klinis dari dokter.

Selain treatment obat, dr. Hendra juga mengingatkan pentingnya menjaga diri terus dengan menerapkan protokol 5M, yaitu mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak aman minimal 1,5-2 M, memakai masker, menjauhi kerumunan, hingga mengurangi mobilitas.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved