Temuan Baru WHO yang Bikin China Tak Bisa Bohong Lagi Terkait Kasus Awal Mula Munculnya Covid-19

Seperti kita ketahui, virus corona (Covid-19) pertama kali ditemukan di Wuhan, China. Kejadiannya sekitar akhir tahun 2019 lalu.

Editor: Leonardus Yoga Wijanarko
ist
ilustrasi pencegahan virus corona atau Covid-19 

TRIBUNJAMBI.COM - Tim ahli dari WHO menemukan sinyal bahwa Covid-19 yang pertama kali muncul di Wuhan, China, pada 2019 sebenarnya jauh lebih luas daripada yang diperkirakan.

Seperti kita ketahui, virus corona (Covid-19) pertama kali ditemukan di Wuhan, China.

Kejadiannya sekitar akhir tahun 2019 lalu.

Namun pada awal tahun 2020 barulah China melaporkan ke Organisasi raKesehatan Dunia (WHO) secara resmi.

Belum sempat bereaksi, pandemi sudah menyebar ke seluruh dunia dan membuat beberapa negara lockdown.

Dan di awal tahun 2021 inilah tim ahli WHO akhirnya diizinkan masuk ke China untuk mendalami awal mula virus corona.

Baca juga: Raja Pornografi Meninggal, Upacara Pemakamannya Dimeriahkan Penari Tanpa Busana dan Tarian Erotis

Baca juga: Pelantikan Anwar Sadat dan Hairan Sebagai Bupati dan Wakil Bupati Tanjab Barat Digelar Pekan Depan

Apa hasilnya?

Tim ahli dari WHO menemukan sinyal bahwa Covid-19 yang pertama kali muncul di Wuhan, China, pada 2019 sebenarnya jauh lebih luas daripada yang diperkirakan.

Hal itu diungkapkan oleh salah satu tim ahli dari WHO yang menyelidiki asal-usul Covid-19 di Wuhan beberapa waktu lalu, Peter Ben Embarek, kepada CNN.

Embarek mengatakan, pihaknya mendesak untuk mendapatkan akses terhadap ratusan ribu sampel darah di Wuhan.

Namun, otoritas China sejauh ini belum mengizinkan permintaan itu.

Embarek mengatakan kepada CNN dalam sebuah wawancara bahwa upaya penyelidikan tersebut telah menemukan beberapa tanda penyebaran Covid-19 pada 2019 yang lebih luas.

Dia juga menyebut ada lebih dari selusin strain virus yang sudah ada di Wuhan pada Desember 2019 sebagaimana dilansir dari 9News, Senin (15/2/2021).

Tim tersebut juga memiliki kesempatan untuk berbicara dengan pasien pertama yang menurut pejabat China telah terinfeksi tanpa catatan riwayat perjalanan.

Dia dilaporkan terinfeksi pada 8 Desember 2019.

Halaman
12
Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved