Renungan Kristen
Renungan Harian Kristen - Mengenal Tuhan dalam Pengalaman Hidup
Bacaan ayat: Mazmur 18:3 (TB) - "Ya TUHAN, bukit batuku, kubu pertahananku dan penyelamatku, Allahku, gunung batuku, tempat aku berlindung, perisaiku,
Upaya keras manusia pada akhirnya sebatas menjaring angin. Pengenalan yang terjadi sebatas berhubungan dengan konteks pergumulan yang dialami, dan seringkali dikaitkan dengan kebutuhan untuk bertahan hidup.
Faktanya, keberadaan Tuhan meliputi segala aspek kehidupan.
Dalam keseluruhan cerita Alkitab tentang perjumpaan manusia dengan Tuhan, ada benang merah yang terus tersambung, bahwa Tuhan itu Mahakuasa. Dia pemilik alam semesta.
Bukan hanya apa yang bisa dilihat oleh mata, namun yang tidak terlihat pun ada dalam genggaman kuasa-Nya.
Konteks kehidupan pemazmur, yaitu Daud, mempengaruhi cara berfikirnya dalam mengenal Tuhan. Dalam syair lagu yang ia buat menyatakan keberadaan Tuhan dalam hubungannya dengan kehidupannya secara pribadi.
Baca juga: Renungan Harian Kristen - Roh Kudus yang Menolong
Daud menyatakan Tuhan sebagai bukit batu, kubu pertahanan dan penyelamat, gunung batu, tempat berlindung, perisai, tanduk keselamatan dan kota benteng.
Daud tidak sedang mengkerdilkan posisi Tuhan sebatas yang dia pahami, namun ia sedang memahami karya Tuhan didasarkan pada pengalaman kehidupannya sebagai seorang prajurit dan raja pada masanya.
Kehidupan padang gurun akan menempatkan bukit batu dan gunung batu sebagai tempat yang aman untuk berlindung dari tiupan angin panas dan terik matahari.
Bukit batu menjadi tempat yang ideal untuk berlindung dari ancaman bahaya.
Kubu pertahanan adalah tembok tebal yang melindungi kota dari serangan musuh.
Keberadaannya menjadi jaminan bahwa kota akan aman meskipun dikepung oleh musuh.
Perisai adalah alat pelindung diri bagi seorang prajurit ketika maju di medan perang.
Perisai melindungi dari ancaman anak panah dan pedang musuh. Tanduk keselamatan terdapat pada ujung sebuah mezbah.
Ketika seorang dihakimi dan dia merasa tidak bersalah, dia mendapatkan kesempatan untuk berpagangan pada tanduk keselamatan tersebut dan siapapun dilarang untuk membunuhnya.
Tanduk keselamatan menjadi simbol bahwa seseorang sedang berlindung kepada Tuhan. Ia menempatkan Tuhan sebagai hakim yang adil atas kehidupannya.