Elektabilitas Risma Pepet Anies Baswedan di Bursa Pilgub DKI Jakarta, Ternyata Ini Penyebabnya
Elektabilitas Risma Pepet Anies Baswedan di Bursa Pilgub DKI Jakarta, Ternyata Ini Penyebabnya
TRIBUNJAMBI.COM - Pengaruh blusukan Tri Rismaharini atau Risma dalam bursa pemilihan Gubernur DKI Jakarta cukup besar.
Pasalnya nama Risma melesat setelah 2 bulan menjadi menteri sosial.
Bahkan elektabilitas Risma dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, selisihnya hanya 9 persen.
Menurut hasil Lembaga survei Media Survei Nasional (Median) awal Februari 2021, mantan Wali Kota Surabaya itu dipilih oleh 23,5 persen responden.
Fakta tentang Elektabilitas Risma.
1. Meningkat 19 persen
Elektabilitas Risma meningkat lebih baik dibanding survei pada Juli 2020 lalu.
Saat itu, Risma saat itu hanya dipilih oleh 4,2 persen responden.
"Elektabilitas Risma meningkat signifikan sampai 19 persen hanya dalam waktu kurang dari setahun," kata Direktur Riset Median Ade Irfan Abdurrahman dalam konferensi pers virtual, Senin (15/2/2021).
2. Pengaruh blusukan

Menurut Ade, melonjaknya elektabilitas Risma tak lain karena blusukan yang kerap dilakukannya di DKI Jakarta setelah dilantik jadi Mensos.
Sebenarnya blusukan Risma itu membuat perbincangan mengenai isu Risma akan maju di Pilgub DKI semakin gencar.
"Ini saya pikir ada efek dari kehadiran beliau setelah ditunjuk jadi Menteri Sosial, ada kegiatan beliau blusukan yang langsung dirasakan masyarakat Jakarta," kata Irfan.
Hal ini juga tergambar dari hasil survei. Sebanyak 11,7 persen responden mengaku memilih Risma karena gaya blusukan yang kerap ia lakukan.
3. Elektabilitas Anies stagnan
Menurut survei Median mencatat elektabilitas Anies sebagai calon petahana cenderung stagnan.
Padahal pada bulan Juli lalu, dengan survei metode semi terbuka, Anies dipilih oleh 40 persen responden.
Pada survei hari ini elektabilitasnya hanya naik sedikit ke angka 42,5 persen.
4. H2H cuma selisih 9 persen

Sementara dalam skenario head to head Anies Vs Risma, Anies Baswedan sebagai petahana masih unggul dengan dipilih oleh 45 persen responden.
Namun, elektabilitas Risma tak terpaut cukup jauh.
Mantan Wali Kota Surabaya itu dipilih oleh 36 persen responden.
Artinya elektabilitas Anies dan Risma hanya selisih 9 persen.
Dengan data tersebut, Ade menilai bukan tidak mungkin Risma bisa mengancam elektabilitas Anies.
Apalagi masih ada cukup waktu untuk sampai di pilkada DKI selanjutnya.
Pilkada DKI paling cepat akan digelar pada 2022 mendatang, atau bisa jadi pada 2024, tergantung dengan hasil pembahasan UU Pemilu antara DPR dan pemerintah.
"Kalau Risma terus melanjutkan aktifitas beliau blusukan di DKI Jakarta ini akan mengancam elektabilitas Anies Baswedan," kata Ade.
5. Ahok nomor 3
Selain Risma dan Anies, sosok yang elektabilitasnya tertinggi adalah Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Ahok BTP berhasil menempati posisi ketiga setelah Anies dan Risma.
Direktur Riset Media Survei Nasional (Median) Ade Irfan Abdurrahman mengaku cukup terkejut karena sebagian responden masih menyebut nama Ahok, mantan Gubernur DKI.
Sebanyak 8,5 persen responden mengaku ingin Ahok kembali menjabat Gubernur DKI.
Angka itu masih lebih tinggi dibanding nama Sandiaga Uno, mantan Wakil Gubernur DKI.
"Yang menarik di posisi ketiga secara top of mind, Ahok muncul di posisi ketiga dengan angka 8,5 persen barulah kemudian disusul dengan Sandiaga Uno 5,3 persen," tutur Ade.
Nama-nama lainnya yang muncul, yaitu Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Mantan Wakil Gubernur DKI Djarot Syaiful Hidayat, Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi hingga artis Baim Wong dengan masing-masing 0,5 persen.
Adapun survei tersebut dengan cara tatap muka dengan populasi survei warga Jakarta yang memiliki hak pilih dengan teknik multistage random sampling dan proporsional atas populasi dan gender.
Sampel yang digunakan 400 responden dengan margin of error sebesar +/- 4,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
"Survei ini kami danai sendiri dan kami gunakan dana lebih dari survei-survei kami sebelumnya," ucap Ade.
(KOMPAS/SURYA)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Survei Median: Elektabilitas Risma di Bursa Cagub DKI Melonjak karena Blusukan"