Joe Biden dan Xi Jin Ping Berbicara 2 Jam di Telepon, Ini yang Dibicarakan soal Laut China Selatan

Joe Biden dan Xi Jin Ping Berbicara 2 Jam di Telepon, Ini yang Dibicarakan soal Laut China Selatan

Editor: Heri Prihartono
South China Morning Post
Tangkapan layar foto kapal PLA yang mengawasi Laut China Selatan. 

TRIBUNJAMBI.COM - Panasnya sengketa atau di Laut China Selatan tak bisa terlepas dari keberadaan militer dua negara seperti Tiongkok dan Amerika Serikat (AS).

Bahkan akhir-akhir ini, armada laut kedua negara diketahui makin sering berpapasan di tengah samudera, bak siap perang satu diantaranya siap serang.

Hal itupun disebut-sebut sebagai tanda pertempuran besar semakin dekat dan nyata di laut sengketa.

Laut China Selatan bergejolak, PLA Navy China bakal bentrok dengan US Navy
Laut China Selatan bergejolak, PLA Navy China bakal bentrok dengan US Navy (Kolase/Tribun Jambi)

Selain itu dalam waktu yang hampir bersamaan, kedua pemimpin negara juga diketahui berkomunikasi lewat telepon.

Tak tanggung-tanggung, komunikasi keduanya itu berlangsung selama 2 jam.

Ketegangan di Laut China Selatan mencapai titik yang tidak pernah terjadi sebelumnya.

Pasalnya, pasukan Angkatan Laut AS beberapa kali tampak berpapasan dengan militer Beijing di Laut China Selatan.

Melansir Express.co.uk, Laksamana Muda James Kirk, komandan USS Nimitz yang melakukan latihan di wilayah tersebut pada hari Selasa bersama USS Theodore Roosevelt.

"Kami telah melihat perluasan kemampuan militer mereka."

Kirk berbicara selama panggilan video kepada wartawan bersama Laksamana Muda Doug Verissimo, komandan Theodore Roosevelt, menurut Financial Times.

FILE : Kelompok kapal induk AS USS Theodore Roosevelt memasuki di perairan Laut China Selatan, berdekatan Teluk Filipina.
FILE : Kelompok kapal induk AS USS Theodore Roosevelt memasuki di perairan Laut China Selatan, berdekatan Teluk Filipina. (ist)

“Kami telah melihat perluasan kemampuan militer mereka; jumlah pesawat yang lebih banyak, jumlah kapal yang lebih banyak digunakan setiap hari. Jadi kapasitasnya jelas meningkat. Saya tidak akan menyimpulkan apa maksud mereka ... (tetapi) jumlah kekuatan yang kami lihat di semua domain telah meningkat secara signifikan," papar Kirk seperti yang dilansir dari Express.co.uk.

China dan AS mengirim pesawat militer ke sudut barat daya pertahanan udara Taiwan dua minggu lalu, setelah jet China melakukan "serangan rudal simulasi" terhadap kapal induk AS, USS Theodore Roosevelt.

Baca juga: China vs Amerika Serikat Makin Nyata! Armada US Navy dan PLA Navy China Bertemu di Laut Sengketa

Baca juga: China Gugup, Joe Biden Mulai Pamer Otot, Kapal Perang dan Jet Tempur Serbu Laut China Selatan

Baca juga: Indonesia Wajib Siaga! China Mendadak Ajak Rusia dan Iran Unjuk Kekuatan Militer di Samudra Hindia

Sebelas jet tempur militer China, termasuk pembom H-6, terbang ke daerah itu saat kapal melintas.

Militer AS menuduh China mengganggu stabilitas dan perilaku agresif sehubungan dengan insiden tersebut. Meski demikian, mereka menegaskan tidak ada personel mereka dalam bahaya.

USS Nimitz dan USS Theodore Roosevelt keduanya melakukan latihan bersama di perairan pada hari Selasa, dengan Nimitz telah menghabiskan hampir 10 bulan di wilayah tersebut.

Latihan bersama hari Selasa dengan Theodore Roosevelt dan Nimitz merupakan yang ketiga kalinya untuk kedua kapal bekerja sama sejak 2012.

ni mengikuti laporan dari China bahwa 26 rudal pembunuh kapal induknya menutupi seluruh Laut China Selatan.

"Kami selalu memperhatikan kemampuan militer lain dan kami beroperasi dengan cara yang menghargai kemampuan ini, jadi menurut saya kekhawatiran bukanlah sesuatu yang kami lakukan. Kami benar-benar mempersiapkan dan memperhatikan kemampuan militer yang berbeda di luar sana untuk memastikan bahwa kami dapat mempertahankan pasukan kami jika kami diminta untuk melakukan hal itu," kata Kirk.

Sementara itu, Presiden AS Joe Biden telah mengumumkan bahwa Departemen Pertahanan AS telah membentuk satuan tugas untuk strategi di China.

Baca juga: Cara Aktifkan Mode Grayscale, Bisa Kurangi Kecanduan Terhadap Smartphone

Baca juga: Birahinya Tak Tertahankan, Pria Ini Perkosa Jasad Wanita yang Dibunuhnya, Korban Sempat Minta Ini

Baca juga: Fajar Rudi Manurung Isi Jabatan Kajari Jambi, Gantikan Almarhum Rahman Dwi Saputra

“Kami perlu memenuhi tantangan yang semakin besar yang ditimbulkan oleh China untuk menjaga perdamaian dan mempertahankan kepentingan kami di Indo-Pasifik dan secara global," kata Biden.

Departemen Luar Negeri sebelumnya menyatakan Biden ingin "sejalan" dengan sekutu.

Xi Jinping, Presiden China, memperingatkan para pemimpin global terhadap "Perang Dingin baru", yang mengancam AS.

"Untuk membangun kelompok kecil atau memulai Perang Dingin baru, menolak, mengancam atau mengintimidasi orang lain ... hanya akan mendorong dunia ke dalam perpecahan," kata Xi Jinping.

(Kontan)

IKUTI KAMI DI INSTAGRAM:

Artikel ini telah tayang di SOSOK.ID

Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved