Berita Batanghari

Permintaan Bata Merah di Batanghari Stabil, Rumise Mampu Menjual Dalam Sebulan 50 Ribu Batang Bata

Tak hanya dari Kabupaten Batanghari, permintaan juga datang dari konsumen di wilayah Kabupaten Merangin, Tebo, Bungo, Kerinci dan dari Kota Jambi dan

Penulis: A Musawira | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
tribunjambi/musa
Rumise (55) perajin batu bata di Kelurahan Muara Bulian Kabupaten Batanghari. 

TRIBUNJAMBI.COM, MUARABULIAN - Meski masih dalam suasana pandemi Covid-19, perajin bata merah di Batanghari justru malah banyak permintaan.

Saat ini memang memasuki musim kemarau pada awal 2021. Para perajin pun semangat untuk memproduksi bata.

Tak hanya dari Kabupaten Batanghari, permintaan juga datang dari konsumen di wilayah Kabupaten Merangin, Tebo, Bungo, Kerinci dan dari Kota Jambi dan sekitarnya.

Lowongan Kerja Terbaru Februari 2021, Gaji Mencapai Rp 7 Juta

April 2021 Kantor Bupati Merangin yang Baru Selesai, Aspan: Insya Allah 2023 Bisa Dihuni

Syarat Mendapatkan Insentif Kartu Prakerja 2021, Subsidi Gaji Pekerja Dihapus Tahun Ini

Rumise (55) perajin batu bata di Kelurahan Muara Bulian Kabupaten Batanghari.

Saat ditemui di tempat pencetakan bata, Rumise mengaku di tengah wabah Covid-19 usahanya tidak berdampak, penjualan tetap stabil. Hanya saja ada harga kebutuhan lain yang menjadi naik.

“Misalnya bahan bakar kayu saat ini naik menjadi Rp 600 ribu, sebelumnya hanya Rp 400 ribu per satu mobil pikap dan dalam satu bulan bisa menghabiskan 15 mobil pikap,” kata Rumise pemilik pencetak bata merah, Rabu (10/2/2021).

Dia menceritakan bahwa ada 10 orang pekerja di tempatnya satu hari masing-masing pekerja bisa menghasilkan 400–500 batang bata.

“Satu bulan berhasil menjual 50 ribu bata merah kepada pelanggan, mungkin kalau ketersedian bata lebih dari 50 ribu juga terjual,” katanya.

Rumise menggeluti usaha ini sejak 1986, awal mulanya dia pernah menjadi kuli bangunan di Jambi, dengan cekatan dia membuka pencetakan sendiri.

“Pertama kali buka pada 1986, waktu itu hanya mengantongi modal Rp 15 juta, kegunaanya beli lahan dan perlengkapan cetak bata,” ujarnya.

Seiring berjalannya, pada 2007-2008 usaha yang digeluti Rumise banyak permintaan.

Saat ini harga bata untuk pembelian di lokasi Rp350 batang. Sedangkan jika diantar diwilayah Kabupaten Batanghari, biasanya Rp450 batang tapi tergantung lokasi.

“Sepi pembeli menjadi hal biasa saat sepinya pembangunan, terlebih ketika musim penghujan, namun kondisi saat ini penjualan tetap stabil,” pungkasnya.

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved