Pertempuran Yonif Linud 501 dan Kopassus vs Tropaz, Ditembaki saat di Udara
Karena terpencar-pencar, para personel Kopassus dan Yon 501 harus berkonsolidasi dengan lainnya. Namun sama saja, tiap-tiap personel harus cepat
TRIBUNJAMBI.COM - Sebagai pasukan elite, Kopassus kerap dikirim ke misi berisiko tinggi.
Komando Pasukan Khusus yang merupakan pasukan penggebuk utama, mempunyai mobilitas tingkat tinggi.
Tak heran, skema penyerbuan Korps Baret Merah harus cepat, mendadak dan mematikan.
Ini terjadi saat operasi di Timor Timur.
Satu di antaranya sudah dipraktikkan di palagan Operasi Seroja 7 Desember 1975.
Kala itu Kopassus beramai-ramai menyerbu Bumi Lorosae Melalu Langit.
Mengutip buku "Hari H 7 Desember 1975, Reuni Operasi Lintas Udara di Dili Timor Portugis", sebelum melakukan operasi penyerbuan ini, TNI/ABRI kala itu melakukan operasi intelijen bersandi Flamboyan.
• Misteriusnya Anggota Satgas Rajawali Kompi Pemburu, Kopassus Marinir Infanteri Cekatan Mematikan
Mengutip Kiki Syahnakri, Timor-Timur The Untold Story, dalam operasi Flamboyan, ABRI membentuk tiga tim yang semuanya dinamai dengan nama perempuan yakni Tuti, Umi dan Susi.
Tiga tim itu bertugas memetakan dan menyiapkan rencana Operasi Seroja di Timor-Timur.
Tim juga bertugas mengamankan pimpinan partai di sana yang pro Indonesia, semacam Apodeti yang dipimpin Arnaldo dos Reis Araujo.
Setelah rencana operasi dinilai sudah matang, maka segera dilaksanakanlah Operasi Seroja.
Sebagai serangan pembuka maka dipilihlah 270 prajurit Para Komando Grup 1 Kopassandha dan 285 prajurit Yonif Linud 501 Kostrad.
Dua satuan itu bakal melakukan Operasi Lintas Udara tepat diterjunkan ke jantung kota Dili.
Namun sial bagi mereka.
Ternyata data intelijen dari tim Flamboyan meleset, awalnya hulubalang Indonesia itu yakin Dili hanya dijaga hansip.
Nyatanya di Dili dijaga satuan elite Tropaz.
• 7 Kopassus Dikirim ke Hutan Papua Selidiki Lembah X dan Misteri Manusia Kanibal, Kaget saat Tiba
Tropaz merupakan unit militer di Timtim yang anggotanya dilatih tentara Portugal.
Tak menutup kemungkinan ada juga personel angkatan bersenjata negara itu di sana.
Benar saja, pesawat C-130 Hercules AURI yang mengangkut tim penyerbu sudah ditembaki saat melayang di Dili.
Bahkan tembakan itu menewaskan Load Master pesawat.
Kecut hati para pasukan penyerbu lantaran unsur pendadakan sudah hilang yang merupakan ciri khas serbuan komando.
Namun peduli setan dengan semua itu, misi harus tetap dijalankan.
Dan sejurus kemudian satu persatu personel Kopassus dan Yon 501 sudah melayang di udara.
Maut langsung menghampiri para pasukan penyerbu.
Dengan enaknya, pasukan Tropaz menembaki dari bawah personel Kopassus dan Yon 501 sehingga belum mencapai tanah mereka banyak yang sudah gugur.
Sialnya, tembakan tersebut belum bisa dibalas lantaran AK-47 tentara Indonesia terikat di paha.
Bagi yang selamat mendarat di darat, petaka belum usai.
• Kopassus Dikirim ke Hutan Papua untuk Pertempuran, Tidur di Antara Mayat Selama Lima Hari
Karena terpencar-pencar, para personel Kopassus dan Yon 501 harus berkonsolidasi dengan lainnya.
Namun sama saja, tiap-tiap personel harus cepat-cepat kokang senjata karena keberadaan mereka juga diburu Tropaz.
Walhasil kota Dili pada petang itu semrawut karena lalu lalang peluru.
Granat meledak dimana-mana.
Pasukan Linud Indonesia dari Yonif 501 Kostrad dan Grup-1 Kopassus saat melakukan serbuan ke Dili 7 Desember 1975.
Salah satu anggota Kopassus yang ikut penyerbuan yakni Letkol Inf Soegito.
Setelah mendarat, ia langsung berlindung di balik tembok.
Beringsut-ingsut dirinya waspada.
Ternyata ia mendapati sekelompok pasukan Tropaz sedang asyik menembaki tentara Indonesia yang baru mendarat.
Tak berpikir lama, Soegito langsung menyaut granat dan melemparkannya ke arah Tropaz.
Namun granat tak meletus.
Soegito berang.
Ia melemparkan lagi granat untuk kedua kalinya.
• Intel Kopassus Nyamar Jadi Tukang Durian, Teman Sendiri Tak Sadar
Blaaarrr!
Ledakan granat mengenai pasukan Tropaz.
Beberapa personel Tropaz berhamburan terkena ledakan granat.
Bahkan ada musuh yang tertatih-tatih, sekarat berusaha menyelamatkan diri.
Tak mau buruannya lepas, Soegito mengokang AK-47 miliknya.
Ia langsung memberondong para personel Tropaz yang sudah diambang maut itu.
Setelah pertempuran membabi buta petang subuh itu, siang harinya Kopassus dan Yon 501 berhasil menguasai Dili.
Tropaz dan kombatan Fretilin mundur teratur ke Gunung Matebian untuk melakukan perang gerilya.
Serbuan linud yang sudah kehilangan unsur pendadakan harus dibayar mahal oleh ABRI.
10 Anggota Kopassus dan 35 prajurit Yon 501 gugur di medan laga.
Sementara itu di pihak Tropaz, disebutkan ada 122 personel tewas.
Meski Dili sudah direbut, itu baru permulaan.
Pasalnya berbagai operasi dan penyergapan pimpinan Fretilin masih terus berlangsung. (Seto Aji/Sosok.ID)
• Misteri Tujuh Kopassus di Lembah X Tahun 1969, Setelah Kaki Michael Rockfeller Ketemu