Femalenial
Friska S Purba, Mengurangi Limbah dengan Trifting hingga Tulisan Mental Healthy dan Feminisme
Meskipun begitu, tidak sedikit pula yang peduli dan menjaga lingkungan, dengan caranya masing-masing, meskipun hanya melakukan hal yang di anggap sepe
Penulis: Ade Setyawati | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Tidak sedikit mahasiswa yang peduli dengan lingkungan, dan tidak sedikit pula mahasiswa yang tidak perduli terhadap lingkungan, mulai dari membuang sampah sembarangan setelah makan sesuatu, dan lain sebagainya.
Meskipun begitu, tidak sedikit pula yang peduli dan menjaga lingkungan, dengan caranya masing-masing, meskipun hanya melakukan hal yang di anggap sepele tetapi sangat berdampak bagi lingkungan.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk membuat perubahan, hal kecil yang dilakukan terus menerus juga akan membuat perubahan yang besar.
• Aurel Siap Lakukan Ini Jika Nantinya Atta Halilintar Jatuh Miskin, Raffi Ahmad Auto Angkat Jempol!
• VIDEO Viral Aksi Pemuda Dipengaruhi Narkoba Acungkan Pistol ke Polisi
• Pipa Besi Illegal Driling Sepanjang 10 Kilometer di Batanghari Dipotong Tim Gabungan TNI-Polri
Seperti Jannah Friska S Purba mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Jambi semester 6. Ia mencoba membuat perubahan dengan trifting.
"Banyak cara yang dapat kita lakukan untuk membuat perubahan, dan sekarang saya mencoba mengurangi limbah pakaian dengan cara trifting, menjual pakaian yang masih bagus dan tentu saja saya juga membeli barang-barang bekas yang masih bagus," jelasnya.
Ide trifting timbul ketika ia mulai terfikir, apa yang bisa ia bantu untuk membuat perubahan, dan Ini cara yang ia bisa untuk membantu mengurangi limbah pakaian, ia juga mengajak teman-temannya untuk menerapkan trifting.
Tidak hanya menerapkan trifting, ia juga selalu membawa pipet sendiri, karena ia sadar meskipun terlihat sepele, jika dilakukan terus menerus dan konsisten juga akan membawa dampak bagi lingkungan.
"Tidak hanya itu, saya juga membawa pipet sendiri, untuk mengurangi limbah plastik dan juga membawa tempat belanjaan sendiri jika berbelanja bukan di mall, karna di luar mall masih sering dikasih kantong plastik untuk tempat belanja," ucapnya.
Selain mengurangi limbah pakaian dan plastik, ia juga sangat perduli terhadap mental healthy dan feminisme, dimana ia merasa di usia SMA maupun Universitas kedua hal tersebut sangat rentan.
Kepeduliannya terhadap mental healthy dan feminisme dituangkan dalam bentuk tulisan di blog yang hingga saat ini masih berjalan dan rutin ia tulis.
"Aku juga masih rutin nulis tentang mental healthy dan faminisme di blog aku http://jannahfriscaprbmonologue.blogspot.com, selain menulis aku juga sering membuat tulisan-tulisan tentang mental health dan feminisme di Instagram," katanya.
"Feminisme penting di pakai dalam kehidupan sehari-hari dimana dalam masyarakat budaya patriarki masih kerap mengakar dan merugikan wanita" lanjutnya.
Selain itu di usia remaja juga mulai mengalami permasalahan, seperti mulai merasa mengalami penolakan baik di dalam lingkungan maupun keluarga, merasa di kucilkan, merasa sendiri, dan mulai mengalami toxic.
"Begitu pula dengan mental healthy yang mana memasuki usia ke 20 tahun juga hampir semua remaja mengalami mental healthy, seperti toxic masculinity, toxic friendship, toxic family dan lainnya yang sudah jelas akan sangat berpengaruh ke kesehatan mentalnya," tambahnya.
Memilih lingkungan yang tepat dan memilih pergaulan yang sehat juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan mental, selain itu juga jangan pernah takut untuk speak up.
"Jangan takut utnuk speakup, dan juga jika kalian merasakan ada yang salah dengan diri kalian, segera ceritakan dengan keluarga yang bisa memahami kalian, kalo kalian merasa sudah membahayakan diri sendiri maupun orang lain, jangan segan untuk meminta bantuan kepada tenaga profesional," tutupnya.