Berita Sarolangun
Dinas Pendidikan Sarolangun Sebut Pembelajaran Tatap Muka Harus Dipantau
Helmi, Kepala Dinas Pendidikan Sarolangun mengatakan, pembelajaran secara tatap muka tidak bisa dilepaskan begitu saja, karena memang harus dilakukan
Penulis: Rifani Halim | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Proses pembelajaran tatap muka di SD dan SMP di Kabupaten Sarolangun melalui tim internal dengan berkolaborasi bersama OPD terkait melakukan evaluasi setiap minggu.
Helmi, Kepala Dinas Pendidikan Sarolangun mengatakan, pembelajaran secara tatap muka tidak bisa dilepaskan begitu saja, karena memang harus dilakukan pemantauan secara kontiniu.
"Memang harus dipantau secara kontiniu, ini mengingat objek yang menjadi sasaran itu bukan hanya guru, tapi ada murid dan lingkungan," kata Helmi, Kamis (4/2/2021).
• Bakal Ada Guru Penggerak di Batanghari dari Kemendikbud, Dinas Pendidikan Tengah Persiapan
• Harga Emas Hari Ini 4 Februari 2021 di Pegadaian, Emas Antam dan Emas UBS Turun
• Dinas Pendidikan Sarolangun Sebut Pembelajaran Tatap Muka Sudah Patuhi Prokes
Salah satunya, dari pemantauan di lapangan, adanya orang tua murid yang mengantarkan anaknya hingga melewati gerbang sekolah, sehingga hal itu menjadi catatan.
Ia menyatakan, guru maupun sekolah sudah mengingatkan para orang tua, tapi hal itu belum bisa diterima orang tua, apalagi orang tua yang anaknya masih duduk di bangku kelas 1 SD.
"Ada orang tua masih belum memahami mengantar anak ingin ikut masuk dalam pekarangan sekolah. Maka ini perlu pengawalan khususnya kami sendiri selaku dari dinas pendidikan, dan Dinas terkait. Guru sudah memberikan pengertian, tali mereka menganggap ini masih hal yang biasa, maka selain motivasi petugas di lapangan seperti guru, kepala sekolah, kita juga ikut mengawasi orang tua terutama yang antar jemput," katanya.
Sedangkan dalam hal penunjang protokol kesehatan, pihak sekolah saat ini tidak ada kendala apapun, karena adanya petunjuk teknis realisasi penggunaan dana bos yang bisa digunakan dalam mencegah penularan covid-19 di lingkungan sekolah.
"Alhamdulillah sarana dan prasarana, karena dana bos memungkinkan untuk itu, jadi tidak menjadi kendala yang berarti, bahkan sekolah ada juga menyiapkan masker untuk anak-anak," katanya.
Sementara Kecamatan yang jauh dari pusat kota, kata Helmi, memang juga ditemukan adanya mindset masyarakat yang beranggapan karena jauh dari pusat kota atau aktivitas orang dari luar, sehingga tidak begitu dalam melaksanakan protokol kesehatan.
"Bahkan kita sudah turun ke batang asai, kendalanya ini agak sedikit masih beranggapan karena jauh lalu lalang lintas masyarakat, mereka masih kendor dalam menggunakan atribut protokol kesehatan," katanya.
Ia menghimbau kepada seluruh sekolah untuk tetap harus menerapkan protokol kesehatan secara baik, karena ini untuk kesehatan dan keselamatan bersama.
"Kita tidak tahu virus ini bagaimana seperti apa yang datang, jadi tetap harus waspada. Karena ada pemahaman beranggapan kami sama Kami lah, pemahaman seperti itu harus dihilangkan, dan ini tugas kita kelapangan menjelaskan hal yang menjadi persoalan di bawah, " katanya.