Begini 'Bisikan' Rocky Gerung pada Moeldoko jika Inginkan Demokrat, AHY Bisa Guling, Apa SBY Rela?
Mantan Panglima TNI itu disebut-sebut ingin mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat dari tangan Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY).
Begini 'Bisikan' Rocky Gerung pada Moeldoko jika Inginkan Demokrat, AHY Bisa Guling, Apa SBY Rela?
TRIBUNJAMBI.COM - Nama Kepala Kantor Staf Presiden Moeldoko mendadak menjadi perbincangan setelah Partai Demokrat gaduh.
Mantan Panglima TNI itu disebut-sebut ingin mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat dari tangan Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY).
Tak tinggal diam, putra Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY) inipun mengungkapkan ke publik upaya kudeta terhadap partainya.
Situasi politik di Partai Demokrat ini juga jadi perhatian Pengamat Politik Rocky Gerung.
Bahkan, Rocky Gerung menyarankan Moeldoko memanfaatkan kedekatan dengan SBY untuk bergabung ke Partai Demokrat.
Baca juga: Mendadak Moeldoko Diminta Mundur dari KSP, Jangan Sampai Pak Jokowi yang Tertibkan Ada Apa?
Baca juga: Partai Demokrat Bahaya! AHY: Ada Upaya Kudeta, Nama Moeldoko Kepercayaan Jokowi Disebut-sebut
Baca juga: SBY Sibuk Jualan Nasi Goreng, Posisi AHY Terancam Digulingkan Orang Istana, Ternyata Ini Targetnya!
Rocky Gerung juga menyebut cara--tudingan makar--Moeldoko jauh dari etika politik yang baik.
Pengamat Politik Rocky Gerung ikut memberikan komentarnya terkait adanya isu gerakan kudeta Partai Demokrat.
Nama yang santer dikabarkan terlibat dalam gerakan tersebut satu di antaranya adalah Kepala Staf Presiden (KSP), Moeldoko.
Padahal dilihat dari latar belakangnya, Moeldoko sendiri merupakan sosok yang begitu dekat dengan Susilo Bambang Yudhoyono yang notabene mantan ketum Partai Demokrat sekaligus Presiden ke-6 RI.

Kedekatan antara Moeldoko dengan SBY juga diakui oleh Rocky Gerung.
"Iya jelas, seorang jenderal yang dekat dengan SBY adalah Moeldoko," ujar Rocky Gerung, dalam tayangan YouTube pribadinya, Selasa (2/2/2021).
Oleh karenanya, Rocky Gerung menyebut bahwa kedekatan itu harusnya bisa dimanfaatkan oleh Moeldoko.
Yakni dengan cara berbicara langsung dengan Partai Demokrat dan menyatakan keinginannya untuk bergabung.
"Kedekatan itu kadang kala dianggap justru kurang mampu untuk memberi sinyal pada Moeldoko bahwa dia bisa mengambil alih partai," kata Rocky Gerung.
"Kalau kedekatan itu dipakai kan bisa saja dia datang 'Oke saya ingin jadi kader demokrat dan mempersiapkan diri dari sekarang untuk fight masuk ke gelanggang 2024," ungkapnya.
Terkait dugaan itu, Rocky Gerung menilai permainan politik dengan cara mengudeta atau mengambil alih secara paksa telah merusak proses demokrasi.
Selain bergabung dengan Demokrat dengan cara yang baik-baik, Rocky Gerung menyarankan Moeldoko untuk membuat partai sendiri jika memang memiliki tujuan di Pilpres 2024.
"Tapi dengan cara yang diduga dia perlihatkan sekarang, itu betul-betul etika politiknya itu terbaca buruk," katanya.
"Pelajaran kita adalah kalau demokrasi mau dihidupkan lakukan dalam kompetisi yang fair," sambungnya.
"Jadi kalau Pak Moeldoko mau maju kalau enggak bisa masuk partai politik yang bikin partai politik jangan ambil partai orang," pungkasnya.
Sebut Tudingan ke Moeldoko Masuk Akal
Rocky Gerung mengatakan bahwa tudingan kepada Moeldoko cukup masuk akal.

Dirinya juga menyakini bahwa Moeldoko memiliki keinginan untuk maju di Pilpres 2024.
"Pak Moeldoko kan tokoh yang sudah matang secara politis," kata Rocky Gerung.
"Karena itu beliau pasti ingin untuk mencalonkan diri di 2024."
"Yang jadi blunder adalah apakah betul Moeldoko direstui oleh Jokowi untuk manuver yang gagal ini," imbuhnya.
Lebih lanjut, dirinya mempertanyakan alasan Moeldoko jika memang benar ingin mengkudeta Demokrat.
Pasalnya menurutnya, ada cara yang lebih konstitusional untuk maju di Pilpres 2024, yakni dengan bergabung baik-baik dengan Demokrat.
"Publik merasa bahwa sangat mungkin memang Pak Moeldoko berharap masuk lewat Demokrat."
"Tapi cara masuknya kenapa musti ambil alih partai, kan bisa mendaftar sebagai anggota Demokrat lalu ikut konferensi," pungkasnya.
Klarifikasi Moeldoko
Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko angkat bicara soal tudingan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono ( AHY) yang menyebut adanya gerakan untuk mengambil alih kepemimpinan Partai Demokrat yang melibatkan pejabat tinggi Istana Presiden.

Moeldoko meminta agar pihak Partai Demokrat tidak dengan mudah menuding Istana.
Ia juga mengingatkan agar Demokrat tak mengganggu Presiden Joko Widodo.
"Jangan sedikit-sedikit Istana.
Dalam hal ini saya mengingatkan, sekali lagi jangan sedikit-sedikit Istana dan jangan ganggu Pak Jokowi dalam hal ini," kata Moeldoko melalui konferensi pers virtual, Senin (1/2/2021) malam.
Moeldoko menyebut bahwa Presiden Jokowi tak tahu menahu soal isu ini.
Oleh karena itu, persoalan ini menjadi urusan Moeldoko semata.
"Beliau (Jokowi) dalam hal ini tidak tahu sama sekali, enggak tahu apa-apa dalam hal isu ini.
Jadi itu urusan saya, Moeldoko ini bukan selaku KSP," ujar dia.
Baca juga: Profil Moeldoko Orang Kepercayaan Jokowi, Dulu Dekat SBY, Kini Dituduh Akan Kudeta Partai Demokrat
Baca juga: Pesona Angel Sepang Sulit Ditolak, Wajar Saja James Kepincut Penampilanya Begini Saat Pertama Ketemu
Baca juga: GP Ansor Gregetan Abu Janda Pengen Disikat: Kapolri Listyo Sigit Mana Janjimu di Gedung DPR!
Moeldoko kemudian menjelaskan awal mula isu ini berkembang.
Ia menyebut bahwa kerap kedatangan tamu di Kantor KSP.
Sebagai mantan Panglima TNI, Moeldoko mengaku selalu membuka pintu untuk siapa saja selama 24 jam.
Moeldoko tak menyebutkan secara detail tamu yang ia maksud.
Namun, ia hanya menyebut bahwa tamu itu datang berbondong dan membicarakan banyak hal, terutama situasi terkini.
Dari situlah, berkembang isu yang saat ini beredar.
Moeldoko menduga isu itu berangkat dari foto-foto dirinya bersama tamu-tamu tersebut.
"Saya sih sebetulnya prihatin melihat situasi itu karena saya juga bagian yang mencintai Demokrat, begitu.
Terus muncullah isu itu. Mungkin dasarnya foto-foto, ya orang dari ada dari orang Indonesia Timur, dari mana-mana kan pengin foto sama saya, ya saya terima aja, apa susahnya," kata Moeldoko.
Ia pun mengaku tak mempersoalkan digulirkannya isu ini.
Namun, ia menyebut bahwa seorang pemimpin harus kuat dan tidak mudah terombang-ambing.
"Kalau anak buahnya nggak boleh pergi ke mana-mana ya diborgol aja kali ya," kata dia.
Terkait munculnya wacana kudeta dalam isu ini, Moeldoko menyebut bahwa kudeta hanya berasal dari dalam kekuasaan, bukan dari luar.
( TribunKaltim.co / Rafan Arif Dwinanto)
Artikel ini telah tayang di pos-kupang.com dengan judul Dekati SBY! Rocky Gerung Beri Saran ke Moeldoko Jika Ingin ke Partai Demokrat! Etika Politik Buruk.