Kasus Kekerasan dengan Korban Anak di Bawah Umur di Tanjabtim Tinggi, Rerata Pelaku Orang Terdekat

TRIBUNJAMBI.COM, MUARASABAK - Kasus kekerasan anak di Tanjabtim masih menjadi kasus paling menonjol pada tahun lalu.

Polres Tanjabtim mencatat para pelaku lebih banyak dilakukan orang terdekat.

Berdasarkan data kasus kekerasan, pencabulan dan pelecehan terhadap anak yang ditangani Polres Tanjabtim tahun 2020 lalu, masih menjadi kasus tertinggi dari kasus kasus kriminal lainnya.

Hal tersebut dikatakan Kasat Reskrim Polres Tanjabtim AKP Johan Silaen, mengatakan, berdasarkan data kasus perkara tahun 2020 lalu memang kasus pencabulan merupakan kasus tertinggi terjadi.

"Jumlahnya mencapai 21 kasus, diantaranya pencabulan 14 kasus, kekerasan terhadap anak 1 kasus, KDRT 3 kasus, ditambah pencurian terhadap anak 2 kasus," jelas Johan, Senin (1/2/2021).

"Kasus kriminal paling menonjol dari bagian PPA," tambahnya.

Lanjut Johan, berdasarkan dari hasil penanganan pihaknya diketahui para pelaku pencabulan banyak didominasi dari kalangan orang terdekat korban (keluarga).

"Untuk kasus pencabulan dan seksual pelakunya ada yang ayah tiri dan paman, intinya ada keterkaitan keluarga dengan korban," jelasnya.

Terkait proses hukum terutama bagi kasus kriminal yang melibatkan anak anak, beberapa diantaranya sudah dalam proses hukum dan ada beberapa selesai mediasi damai.

Sedangkan untuk korban maupun pelaku tetap akan dilakukan pemeriksaan kejiwaan. Terutama bagi korban agar menghilangkan efek traumatik ataupun hal lain yang berdampak pada psikologis anak.

"Yang paling mengagetkan lagi, setelah dilakukan penyelidikan terhadap para pelaku. Alasan mereka (pelaku) kebanyakan karena sering ketemu di rumah akibat pandemi," pungkasnya.

Baca juga: Satgas Covid-19 Batanghari Memaksimalkan Tugas, Protokol Kesehatan Paling Utama

Baca juga: Alasan Ustaz Yusuf Mansur Mau Jodohkan Wirda dengan Hasan Ali Jaber: Siapa yang Ga Ingin Mantu Soleh