Jika Uninstall WhatsApp, 4 Aplikasi Pesan Ini Bisa Jadi Pilihan Penggantinya
rencana kebijakan privasi tersebut akan diberlakukan pada 8 Februari, namun WhatsApp telah mengeluarkan pemberitahuan bahwa pemberlakukan kebijakan
TRIBUNJAMBI.COM - Tagar uninstall WhatsApp jadi trending topik di Twitter.
Hal itu, salah satunya lantaran adanya notifikasi permintaan persetujuan kebijakan privasi baru yang dikeluarkan oleh WhatsApp.
Kebijakan ini memicu munculnya kekhawatiran mengenai data pribadi pengguna WhatsApp yang akan dibagikan kepada Facebook.

Sebelumnya, rencana kebijakan privasi tersebut akan diberlakukan pada 8 Februari, namun WhatsApp telah mengeluarkan pemberitahuan bahwa pemberlakukan kebijakan baru tersebut akan diundur.
Pada Minggu (24/1/2021) malam, tagar UnistallWhatsapp bahkan menjadi salah satu trending topic di media sosial Twitter.
Baca juga: China-Taiwan Saling Serang, Militer AS Kirim Kapal Perang Masuk Laut China Selatan
Baca juga: Viral Ratusan Warga Negara China Tiba di Bandara Soekarno Hatta saat Pandemi, Ini Kata Imigrasi
Tagar tersebut dibicarakan lebih dari 6.224 pengguna.
Lantas, seandainya ingin uninstall WhatsApp dan berpindah menggunakan aplikasi lain, aplikasi apa yang bisa digunakan?
1. Telegram
Melansir dari Independent, Telegram adalah salah satu aplikasi perpesanan yang banyak disukai sebagai pengganti WhatsApp.
Aplikasi ini banyak memiliki fitur yang sama dengan WhatsApp dan bahkan memiliki beberapa tambahan.
Mengutip dari Telegraph, ketika menggunakan Telegram, salah satu fitur yang menonjol adalah pengguna dapat mengundang pengguna lain dalam 'obrolan rahasia' yang dienkripsi secara end to end, mampu menghapus dirinya sendiri, tak dapat diteruskan dan menurut aplikasi tak akan meninggalkan jejak di server Telegram.
Selain itu, pengguna yang melakukan obrolan rahasia ini akan diberitahu saat ada yang mencoba mengambil tangkapan layar.
Kelebihan lain dari Telegram adalah mampu mendukung hingga 200.000 anggota dalam satu kelompok.
Karena itulah aplikasi ini dipakai para kelompok aksi protes di Hong Kong, Iran dan Spanyol.
Aplikasi ini memiliki banyak fitur dan bukan produk Facebook yang dianggap banyak orang sebagai sebuah keuntungan.
Namun Telegram memiliki sejumlah kekurangan. Meskipun ia 'menjual diri' sebagai platform privasi namun aplikasi ini tidak menawarkan enkripsi pesan secara default.

Enkripsi hanya berlaku pada "Obrolan Rahasia" aplikasi.
Bahkan dalam obrolan rahasia itu Telegram mengirimkan pratinjau tautan ke server jarak jauh kecuali jika fungsi itu dimatikan.
"Telegram bukan 'utusan terenkripsi'" kata Zeynep Tufekci, seorang Profesor Ilmu Informasi di Universitas North Carolina. Ia menambahkan dukungan enkripsi end-to-end hanya ada jika obrolan rahasia diaktifkan dan hanya untuk obrolan pengguna tunggal namun tidak untuk grup seperti yang dilakukan Signal, WhatsApp dan iMessage secara default.
Kekurangan lain dari Telegram, ia tidak mempublikasikan semua kodenya sehingga pengaturan keamanannya tak bisa menjadi subjek pengawasan publik.
Layaknya WhatsApp, Telegram mengumpulkan metadata, informasi mengenai siapa menelpon siapa, pada waktu apa dan untuk berapa lama.
Dalam kebijakan privasinya Telegram menyebut itu dilakukan untuk mengatasi spam dan penyalahgunaan.
Namun bagi sejumlah orang ini juga menimbulkan kekhawatiran bahwa data bisa saja jatuh ke tangan yang salah.
2. Signal
Aplikasi ini dianggap memiliki fokus yang lurus sebagai aplikasi perpesanan dan memiliki keamanan yang sederhana.
Platform ini adalah pilihan untuk mereka yang mengkhawatirkan privasi, pelacakan, iklan atau pengawasan pemerintah.
Signal didirikan oleh Matthew Rosenfeld seorang ahli kriptografi dan peneliti keamanan Australia-Amerika.
Kelebihan Signal adalah ia mengumpulkan data dalam jumlah minimal sehingga ia tak akan banyak membagikan data seandainya pun aplikasi menginginkannya.
Tahun 2016, pemerintah AS memperoleh akses ke data Signal melalui keputusan pengadilan, dari situ diketahui Signal hanya menyimpan dua informasi tentang penggunanya yakni tanggal terakhir mereka terhubung dan tanggal mereka membuat akun.
“Signal tidak menjual, menyewakan, atau memonetisasi data atau konten pribadi Anda dengan cara apa pun-selamanya,” kata aplikasi tersebut dalam kebijakan privasinya.
Signal adalah project open source, sehingga aplikasi ini terbuka bagi siapa pun untuk meneliti keamanannya.
Signal juga merupakan perusahaan nirlaba di mana The Signal Foundation didanai oleh sumbangan.
Namun kekurangan Signal adalah pengguna tidak akan menemukan kontak di Signal sebanyak yang bisa dilakukan di WhatsApp. Selain itu, muncul keraguan mengenai keberlangsungn Signal mengingat ia hidup dari donasi.
Baca juga: Lowongan Kerja Jasa Raharja Bagi Lulusan SMA hingga S1, Pendaftaran Dibuka Hari Ini 25 Januari 2021
Baca juga: Viral Ratusan Warga Negara China Tiba di Bandara Soekarno Hatta saat Pandemi, Ini Kata Imigrasi
3. Viber
Viber juga salah satu aplikasi berbagi pesan populer. Akan tetapi pengguna Viber cenderung berkonsentrasi pada wilyah tertentu, sehingga cukup sulit untuk menemukan teman yang menggunakan aplikasi ini.
Basis pengguna inti Viber adalah di Eropa Timur, Afrika Utara dan Timur Tengah, meskipun saat ini pengguna sudah tesebar di berbagai tempat di dunia.
Viber memiliki fitur obrolan grup, pesan suara dan video instan. Aplikasi ini juga mendukung untuk panggilan video dan audio. Mengutip dari Independent pesan di Viber juga dienkripsi secara end-to-end aplikasi ini juga memiliki fitur menghancurkan pesannya sendiri.
4. Line
Aplikasi Line adalah aplikasi yang memiliki fitur hampir mirip dengan WhatsApp.
Sebagaimana WhatsApp, Line sebagai aplikasi yang berbasis di Jepang ini juga menawarkan panggilan suara dan video gratis.
Selain itu melalui aplikasi ini juga memungkinkan dilakukannya berbagi file dan lokasi secara gratis.
Layanan ini juga menyediakan fitur untuk memblokir seorang teman yang ada di kontak.
Selain itu, aplikasi ini juga mempelopori emoticon yang bervariasi.
5. BiP
Salah satu aplikasi yang juga populer dengan munculnya kebijakan baru WhatsApp ini adalah BiP.
Aplikasi yang berasal dari Turki ini mengiklankan dirinya sebagai platform komunikasi yang aman dan mudah digunakan yang tersedia secara gratis.
Melalui aplikasi ini seseorang bisa melakukan panggilan suara dan video, berbagi gambar, video dan lokasi mereka dengan pengguna lain.
Kantor Komunikasi Kepresidenan Turki dan Kementerian Pertahanan Negara bahkan dikabarkan telah memindahkan grup obrolannya ke aplikasi BiP ini.
Melansir Kompas.com 20 Januari 2021, aplikasi ini dapat menerjemahkan pesan ke lebih dari 100 bahasa.
Selain itu fitur lain yang ditawarkan adalah adanya fitur panggilan video grup hingga 10 orang, merinci cuaca dan nilai tukar.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Aplikasi Pesan Selain WhatsApp, Apa Saja?",