Berita Internasional
MESKI Tak Jadi Presiden AS Lagi, Donald Trump Tetap Jadi Buruan Utama Balas Dendam Negara Ini
Namun, meski tidak lagi menjabat sebagai Presiden AS, Donald Trump masih terancam hukuman atas kerusuhan di Capitol Hill pada 6 Januari 2021 kemarin.
Namun benarkah ancaman itu?
Seorang juru bicara mengatakan kepada Reuters bahwa akun @khamenei_site adalah palsu dan melanggar manipulasi platform Twitter dan kebijakan spam.
Namun, postingan tersebut juga di-retweet oleh akun Twitter Farsi Ayatollah Khamenei yang jauh lebih besar dengan lebih dari 300.000 pengikut.
Sejak itu, tweet itu menghilang dari akun tersebut.
Dalam tweet, yang ditulis dalam bahasa Farsi, kata "balas dendam" berwarna merah dan sisa posting mengatakan: "Pembunuh Soleimani dan dia yang memerintahkannya harus membayar".
Di situs resmi Ayatollah Khomeini, gambar tersebut diposting secara mencolok.
Teks yang menyertainya mengutip komentar yang dibuatnya pada 16 Desember, sekali lagi bersumpah akan membalas dendam "kapan saja".
Twitter telah didesak untuk bertindak setelah beberapa pengguna menunjukkan apa yang mereka lihat sebagai inkonsistensi pelarangan Trump, tetapi tidak terhadap pemimpin Iran.
Diketahui bersama Twitter menutup akun Trump yang sangat berpengaruh awal bulan ini.
Ini setelah dia mengunggah postingan yang secara luas dianggap mendorong kekerasan yang membanjiri Capitol AS.
"Kenapa psikopat yang kejam ini dapat secara terbuka menyerukan pembunuhan mantan presiden AS, dan tidak dikeluarkan dari Twitter?" salah satu pengguna menulis dalam bahasa Inggris.
"Trump dilarang tapi ini tidak apa-apa. Apakah ini lelucon?" tulis pengguna lain.
Baca juga: Sholat Tahajud agar Mendapatkan Keberkahan, Bacaan Niat dan Cara Mengerjakan di Sepertiga Malam
Baca juga: Masalah Baru di Kehidupan Nobu, Lawan Main Gisel di Video Syur Telan Pil Pahit, Diputusi Pacarnya
Baca juga: Jadwal BWF World Tour Finals 2020, 5 Wakil Indonesia Diturunkan, Ada Ahsan/Hendra & Anthony Ginting
Tweet Iran mengacu pada Jenderal Soleimani, yang dibunuh oleh pesawat tak berawak AS di Baghdad setahun lalu.
Di mana serangan itu diperintahkan langsung oleh Trump yang bertindak sebagai Panglima Tertinggi.
Padahal, di bawah kepemimpinan Soleimani, Iran telah mendukung kelompok-kelompok militan pro-Iran, memperluas kehadiran militernya di Irak dan Suriah, dan mengatur serangan Suriah terhadap kelompok pemberontak dalam perang saudara yang telah berlangsung lama.