Berujung Maut, Yati Dimakan Buaya dan Dicabik-cabik Disaksikan Anak, Begini Kondisi Jasad Korban!
Berujung Maut, Yati Dimakan Buaya dan Dicabik-cabik Disaksikan Anak, Begini Kondisi Jasad Korban!
Namun karena melihat dari kejauhan, warga mengira bangkai yang tengah dicabik-cabik reptil tersebut adalah bangkai binatang.
"Awalnya dikira burung, ternyata manusia. Kolongnya (sisa galian tambang tempat Yati mandi) cukup besar."
"Habis itu (korban) diseret keliling kolong sekitar 2 jam lah," kata Faharudin.
Dikatakan Faharudin, mulanya sang reptil enggan melepas jasad Yati.
Namun, beberapa kapal boat warga Desa Ranggi yang mencari keberadaan Yati, membuat sang reptil terkejut lalu membiarkan tubuh Yati mengapung begitu saja.
"Terakhir ada boat kawan kawan dari Desa Ranggi, setelah itu baru jasadnya bisa diambil."
"Kalau tidak ada boat itu mungkin tidak akan dilepas oleh buaya itu," tegasnya.
Tewasnya Yati menambah panjang kasus konflik antara buaya dengan manusia di Kabupaten Bangka.
Kepala Resort Bangka BKSDA Sumsel, Septian Wiguna mengatakan, lokasi tempat kejadian merupakan aliran sungai yang telah tergerus oleh aktivitas pertambangan timah.
Dikatakannya, hal ini menjadi salah satu indikasi kuat bahwa adanya fragmentasi habitat buaya.
"Sehingga menimbulkan tumpang tindih ruang aktivitas manusia dengan buaya dan juga semakin sedikitnya pakan alamiah buaya, berdasarkan kondisi tutupan lahan indikasinya mengarah kesana," ucap Septian.
Hal itu membuat habitat buaya terpotong dengan adanya aktivitas manusia.
Diketahui, habitat asli buaya berada di sungai.
Namun apabila keberadaannya di Kolong eks tambang, menunjukan adanya fragmentasi habitat buaya yang semakin tergerus.
Pihaknya pun tak memungkiri masih kesulitan untuk upaya konservasi.