Terapi Plasma Konvalesen untuk Covid-19 Jadi Perbincangan, Begini Tanggapan IDI Jambi

Deri Mulyadi, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Jambi menanggapi hal itu, Selasa (19/01/2021).

Penulis: Rara Khushshoh Azzahro | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
tribunjambi/mareza sutan
ketua IDI Provinsi Jambi, dr Deri Mulyadi 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Metode terapi plasma konvalesen hangat diperbincangkan karena jadi satu di antara pengobatan Covid-19.

Deri Mulyadi, Ketua IDI Jambi menanggapi hal itu, Selasa (19/01/2021).

Metode ini hanya satu di antara beberapa cara proses penyembuhan.

Baca juga: Cegah Penyelundupan Narkoba dan Benih Lobster, Polres Tanjabbar Kukuhkan Tim Pokdar Kambtibmas

Ia hanya dapat menjelaskan secara umum, karena pada dasarnya ia merupakan dokter spesialis tulang.

Deri mengatakan, dahulu pernah Jambi mengoordinasikan mengenai metode terapi plasma konvalesen.

"Pengobatan mengenai plasma konvalesen, tapi tidak tahu follow up nya gimana," ungkapnya.

Baca juga: Kemacetan Panjang Masih Terjadi di Ruas Jalan Desa Siau Tanjabtim, Begini Kondisinya

Selain itu metode ini tidak familiar di Jambi, karena Deri menyebutkan kasus-kasus kritis jarang terjadi di Jambi.

Biasanya hal tersebut dikoordinasikan dengan PMI, karena ia menyebutkan PMI memiliki teknologi tersebut.

"Sejauh ini di Jambi metode tersebut belum terpantau dengan kawan-kawan resesi. Biasanya koordinasi dengan dokter di ICU," lanjutnya.

Baca juga: Promo Alfamart Hari Ini 19 Januari 2021, Popok Susu Es Krim Bumbu Dapur Beras Sabun Pembersih Rumah

Ia juga menjelaskan secara umum cara kerja metode plasma konvalesen.

Pada prinsipnya, pada orang yang terinfeksi Covid-19 atau penyintas.

"Penyintas ya yang survivors dari Covid-19. Nah, dia akan terbentuk sistem imunitas di dalam tubuhnya," sebutnya.

Sistem imunitas itulah yang kemudian diambil dan diobati kepada orang yang sedang sakit, pada pasien kritis.

"Ya pasien kritis yang dirawat di ICU, supaya pengobatannya lebih optimal lagi," lanjutnya.

Untuk metode seperti ini, di Jambi belum digunakan.

"Sebenarnya kalau di Jambi itu ada dokter di RS Siloam Jambi dokter resesi juga. Beliau sudah paham mengenai terapi ini," ucapnya.

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved