BMKG : Gempa Susulan Masih Terjadi, Masyarakat Sulbar Diminta Tidak Eksodus, 'Tenang dan Waspada'
Rentetan gempa susulan masih terus melanda wilayah Sulawesi Barat (Sulbar) hingga Selasa (19/1/2021). BMKG minta warga untuk tenang dan tetap waspada.
TRIBUNJAMBI.COM, MAJENE - Berdasarakan data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sulawesi Barat gempa susulan masih akan terus terjadi.
Rentetan gempa susulan masih terus melanda wilayah Sulawesi Barat (Sulbar) hingga Selasa (19/1/2021).
Total gempa sejak gempa pembuka sebanyak 41 kali dengan gempa dirasakan sebanyak 5 kali.
Oleh karena itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau kepada masyarakat tetap tenang dan waspada.
Meskipun gempa susulan jumlahnya relatif sedikit, masyarakat dihimbau untuk tetap waspada karena gempa susulan masih terjadi.
Terkait masih adanya potensi gempa susulan, BMKG menegaskan tidak pernah menginstruksikan warga untuk meninggalkan Mamuju pasca gempa magnitudo 6,2.
BMKG mengeluarkan himbauan terkait arahan evakuasi untuk menyelamatkan diri dengan cara menempati tempat yang aman, jauh dari bangunan yang mudah roboh, jauh dari lereng yang mudah longsor dan cukup jauh dari pantai, bukan eksodus meninggalkan Mamuju.
Dengan memperhatikan data minimnya aktivitas gempa susulan, kita berharap hal ini sebagai pertanda baik meskipun kita harus tetap waspada.
"Semoga kondisi minim gempa susulan ini terus berlangsung dan tidak terjadi gempa kuat lagi, selanjutnya kondisi tektonik kembali stabil dan normal kembali," harapnya.
Gempa yang terjadi di Kabupaten Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat, sejak Kamis 14 Januari 2021 merupakan jenis gempa dengan tipe: gempa pembuka (foreshocks) - gempa utama (mainshock) - gempa susulan (aftershocks).
Gempa pembuka terjadi pada 14 Januari 2021 pukul 13.35 WIB dengan magnitudo 5,9 menimbulkan kerusakan.
Setelah terjadi rentetan gempa pembuka 8 kali, pada 15 Januari 2021 pukul 01.28 WIB terjadi gempa utama dengan magnitudo 6,2. Gempa ini berdampak guncangan lebih kuat dan lebih merusak.
Hasil monitoring BMKG hingga Selasa 19 Januari 2021 pukul 08.00 Wita telah terjadi sebanyak 32 kali gempa susulan. Total gempa sejak gempa pembuka sebanyak 41 kali dengan gempa dirasakan sebanyak 5 kali.
Baca juga: Anggota TNI Menikah di Lokasi Pengungsian Gempa Mamuju, Usai Ijab Kabul Cepat Tolong Pengungsi
Anggota TNI Menikah di Lokasi Pengungsian Gempa Mamuju
Gempa di Mamuju, Sulawesi Barat tak menyurutkan niat Arbol, seorang anggota prajurit TNI untuk menikah dengan kekasihnya.
Usai melangsukang akad nikah, Arbol langsung menolong para pengungsi gempa Mamuju Sulbar.
Arbol memiliki akun facebook bernama @Ganti Oli Gratis. Postingan tersebut langsung viral dan menjadi bahan pembicaraan warganet.
@Ganti Oli Gratis memposting suasana pernikahanya yang sangat sederhana di tengah kondisi bencana gempa yang melanda Sulbar.
"Saya sangat menginginkan pernikahan yang sangatlah sederhana, ternyata Tuhan mengabulkan (Terimakasih tuhan). Tapi tidak pernah terpikir sedikit pun bahwa sederhananya akan seperti ini (ditengah tengah bencana),"tulis ganti @Oli Gratis di Akun media sosialnya.
Rupanya ia bernama Amriadi AS yang akrab disapa Arbol.
Ia merupakan seorang tenaga medis sekaligus prajurit TNI yang sangat aktif melayani para korban di lokasi pengungsian di Mamuju Sulbar.
Terlihat di sampul beranda facebooknya dia bersama istrinya mengenakan seragam TNI dan seragam persit.

"Bersama istri. Kadonya cukup obat-obatan dan perlengkapan bayi kirim ke posko kami. Kami tunggu,"demikian keterangan foto Arbol di media sosialnya duduk bersama istrinya di posko pengungsian selepas akad nikah.
Dia pun mendapat banyak pujian, bagaimana tidak jelang akad pernikahannya dia masih sempat melayani para pengungsi padahal dia sudah berseregan resmi untuk siap-siap ijab kabul.
"Apalagi yang kau ragukan dari kepeduliaannya, menjelang Akad masih saja sibuk mengurusi bantuan untuk pengungsi.
SamawaQ bro berkah Pernikahan ta hari ini koordinator Posko,"tulis seorang rekannya Ashari Sarmedi di media sosial yang diposting bersama foto-foto arbol melayani pengungsi meski sudah memakai seragam untuk menikah.
"Deh, hari ini pernikahannya Kak arbol Ganti Oli Gratis . Tapi, karena berada di tengah bencana, setelah ijab qabul, langsung turun lapangan, bukan di kursi pelaminan. Luar biasa. Salut buatmu pak tentara,"tulis pemilik akun @Re yang menshare foto-foto Arbol melayani pasien meski masih kenakan pakaian akan nikah.
"Selamat bro. Pernikahanmu hari ini 18 Januari 2021 insyaa Allah berkah dan berkesan,"demikian Zulfihadi memberikan selama kepada Arbol melalui akun media sosialnya.
"Wah tidak ada yang siaran langsung akadnya ini komandan Ganti Oli Gratis , mauka tahu nahafal betulmi kah itu kata2 ijab kabul kanda Bang Bhayu Al Mansyuri,"tulis @Azzam Asrar Asyari di media sosial dengan memposting foto Arbol.
"Selamat bro (Arbol). Jangn pernah berhenti membantu sesama manusia. #Relawan cinta kemanusian,"tulis @Pellox memberi selamat Arbol lewat akun media sosialnya.

Selepas akan nikahnya di posko pengungsian, Arbol yang merupakan koordinator posko bantuan media pengungsi tampak tak surut menjalankan misi kemanusiaan.
Pantauan Tribun Timur yang terposting di media sosialnya, dia memposting bantuan kebutuhan bayi seperti susu dsn popok serta pembalut wanita.
"Popok, Bubur, susu, biskut bayi, pembalut. Silahkan merapat, terbatas Posko Kemanusiaan tamao,"tulisnya.
Beberapa postingan Arbol lainnya tampa melayani pengungsi gempa di posko bahkan merawat seorang pengungsi yang terbaring sakit.
Tinggal di kandang
Saat ini belasan ribu warga korban gempa Majene, Sulawesi Barat (Sulbar), memilih mengungsi. Mereka masih takut pulang ke rumah setelah merasakan gemba berkekuatan 6,2 magnitudo.
Saat ini ada sekitar 10 lokasi pengungsian di Majene dan Mamuju.
Beberapa diantaranya memanfaatkan kandang ayam sebagai tempat tinggal sementara.
Mereka makan sembari menghirup bau ayam ternak. Bukan cuman dewasa, pengungsi ini ada juga dari golongan anak-anak.
Warga saat ini sangat membutuhkan bantuan tenda, air bersih hingga kebutuhan bayi di posko pengungsian masih belum merata.

Misalnya yang dialami puluhan warga Kelurahan Maliaya, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat.
Mereka terpaksa tinggal di dalam kandang ayam yang hanya beralaskan tikar terpal.
"Ijin kami butuh tenda kasian warga saya yang tinggal dibawah kolom kandang Ayam Potong Posko Desa Maliaya, ada yang jual tenda hubungi saya Kades Maliaya," tulis Masri diunggahan postingan Facebook.
Saat dihubungi tribun-timur.com, Minggu (17/1/2021), Masri menuturkan bahwa sudah ada bantuan tapi belum cukup.
Terutama tenda untuk para pengungsi yang masih tinggal di kandang ayam.
Ia pun sangat mengharapkan bantuan pemerintah dan relawan kepada para pengungsi Maliaya.
Pasca gempa sejak Kamis, warga Majene panik dan ketakutan memilih meninggalkan rumah mereka sehingga daerah setempat kosong.
Mereka khawatir akan ada gempa susulan yang lebih besar. Apalagi rentetan gempa masih terjadi di wilayah itu hingga hari ini.
Tenda Pengungsi Porak-poranda
Angin kencang menerbangkan ratusan tenda pengungsi korban gempa di Kelurahan Rangas, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Minggu (17/1/2021).
Ribuan pengungsi berhamburan sambil menangis menyelamatkan diri dari tenda pengungsian.
Angin kencang melanda tempat pengungsian saat warga sedang makan.
Warga yang panik langsung berlarian menyelamatkan diri.
"Makanan belum habis kami dikagetkan dengan tenda terpal kami beterbangan," kata Samsiah (56), Minggu (17/1/2021), sambil menggendong cucunya.
Ia hanya bisa menyelematkan cucunya tanpa jaket dan sarung melekat di badan.
Cucu Samsiah menangis saat ia digendong berlari dari tenda pengungsian sekitar Sport Center Kabupaten Majene.
"Semua baju, selimut dan sarung basah, Tenda kami beterbangan. Entah di mana kami lagi akan berlindung," lirih Samsiah.
Hujan deras dan angin kencang melanda Kabupaten Majene. Angin sempat berputar tiga kali di lokasi pengungsian korban gempa.
"Tiga kali berputar dari arah utara angin berputar-putar di area tenda penungsi korban gempa. Kami panik, mau berlindung ke Gedung Sport Center takut gedung runtuh, mau lari ke tanah lapang anginya kencang," kata Apit, warga lainnya.
Saat kejadian, Apit sedang bersantai bersama kedua anaknya yang masih kecil.
Apit menggendong kedua anaknya dengan satu tangan, tangan yang satu menyambar sarung dan menyelimuti anaknya sambil berlari. (*)
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul BMKG: Gempa Susulan Masih Terjadi, Masyarakat Sulbar Diminta Tenang dan Waspada,
Penulis: Hasan Basri
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Viral TNI Menikah di Posko Bencana Gempa Sulbar, Usai Ijab Kabul Langsung Layani Pengungsi