Berita Nasional
Temuan Komnas HAM, Ada Anggota Laskar FPI Tertawa-tawa Saat Bentrok dengan Polisi
Komnas HAM melakukan investigasi terhadap anggota laskar Front Pembela Islam ( FPI) yang bentrok dengan anggota Polda Metro Jaya.
Temuan Komnas HAM, Ada Anggota Laskar FPI Tertawa-tawa Saat Bentrok dengan Polisi
TRIBUNJAMBI.COM - Komnas HAM melakukan investigasi terhadap anggota laskar Front Pembela Islam ( FPI) yang bentrok dengan anggota Polda Metro Jaya.
Hasil investigas Komnas HAM, ada anggota laskar Front Pembela Islam ( FPI) yang tertawa-tawa saat terlibat bentrok dengan anggota Polda Metro Jaya pada 7 Desember 2020 silam.
Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik menuturkan, informasi itu diperoleh dari rekaman voice note laskar FPI.
Baca juga: Detik-detik Aiptu Kifni Kawulur Tewas Tertimbun Longsor, Sempat Teriak Minta Tolong
Baca juga: Bantuan Tenda Terbatas, Pengungsi Gempa Majene Sulbar Terpaksa Tinggal di Kandang Ayam
Baca juga: Ikatan Cinta 18 Januari 2021: Elsa Panik Nino Tahu Rahasia Al, Papa Surya Minta Al Ceraikan Andin
“Setelah ada tembakan dan ada yang menangis terkena tembakan, ‘serang balik’, ada. Sebelum ada tembakan, ada suara yang itu kelihatan menikmati pergulatan itu, ketawa-ketawa,” ucap Taufan dalam diskusi daring di akun Youtube Medcom.id, Minggu (17/1/2021).
Rekaman voice note selama 20 menit itu juga sudah didengarkan oleh ahli psikologi forensik yang independen dan bahkan memiliki pengalaman bekerja dengan Biro Investigasi Federal AS atau FBI.
Berdasarkan keterangan ahli tersebut, kata Taufan, suasana psikologis para pengawal pemimpin FPI Rizieq Shihab itu tidak mencekam saat kejadian.

“Voice note menampakkan bahasa-bahasa bahwa mereka memang mau melakukan, kalau bahasa forensik psikologis istilahnya bertahan dan melawan, itu kesimpulan baseline-nya,” tuturnya.
Dari temuan Komnas HAM, eskalasi bentrok mulai terjadi ketika mobil laskar FPI menunggu mobil yang ditumpangi polisi.
Padahal, Rizieq dan rombongannya yang menjadi target dari operasi pembuntutan anggota Polda Metro Jaya telah menjauh dari petugas.
Baca juga: Suami Dikira jadi Korban Sriwijaya Air, Istri Sudah Gelar Tahlilan, Rupanya Malah Selingkuh di Bali
Baca juga: 7 Fakta Seorang Ibu Tewas Diserang Buaya di Depan Anak Kandungnya,Diseret Hingga Jasadnya Tidak Utuh
Baca juga: Janda Muda Ditemukan Tewas Tanpa Busana di Homestay & Tubuh Berlumuran Darah, Polisi Dapat Benda Ini
Taufan menuturkan, dari keterangan anggota laskar FPI yang diperiksa, mereka tidak menyebut secara spesifik mengetahui bahwa pihak yang membuntuti adalah polisi.
Namun, kata Taufan, ada keterangan yang didapat menunjukkan bahwa pihak laskar FPI ingin berhadapan dengan pihak yang membuntutinya.
Setelah mobil laskar FPI dengan mobil polisi bertemu, Komnas HAM mengungkapkan, terjadi kejar-mengejar, saling serempet hingga berujung pada kontak tembak.
Akibatnya, dua anggota laskar FPI tewas. Sementara, empat anggota laskar lainnya yang masih hidup ditangkap polisi di Tol Jakarta-Cikampek KM 50.
Akan tetapi, keempat laskar FPI itu kemudian tewas dengan tembakan di dada.
Alasan polisi menembak keempat laskar FPI tersebut karena mencekik dan mencoba merebut senjata aparat.
Komnas HAM kemudian menyimpulkan tewasnya keempat laskar FPI itu termasuk kategori pelanggaran HAM.
Sebab, keempatnya tewas saat berada dalam penguasaan polisi. Maka dari itu, Komnas HAM merekomendasikan tewasnya keempat laskar FPI itu dibawa ke ranah pengadilan pidana.
Baca juga: Sempat Disebut Prostitusi Artis, Nikita Mirzani Curiga saat Hana Hanifah Beli Mobil Mewah, Ngegadun?
Baca juga: Takut Perangainya Diketahui Gempi dari Orang Lain, Gisel Pilih Jujur Soal Video Syur: Aku Ajarin Dia
Baca juga: Kisah Pemuda Bersorban Mantan Santri Dengan Wajah Penuh Tato, Hijrah & Ingin Ketemu Ibu Kandung
"Saya ingin mengajak, marilah kita cermati proses ini nanti di peradilan pidananya," ungkap Taufan.
Selain itu, Komnas HAM juga merekomendasikan adanya pengusutan kepemilikan senjata yang diduga digunakan laskar FPI serta terhadap dua mobil yang membuntuti rombongan Rizieq, tetapi tidak diakui sebagai mobil polisi.
Untuk menindaklanjuti temuan serta rekomendasi Komnas HAM, Kapolri Jenderal (Pol) Idham Azis telah membentuk tim khusus yang terdiri dari Bareskrim Polri, Divisi Hukum Polri, dan Divisi Propam Polri.
Tim khusus tersebut bertugas menyelidiki dugaan pelanggaran HAM oleh oknum polisi terhadap empat laskar FPI yang tewas.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Komnas HAM Ungkap Ada Anggota Laskar FPI Tertawa-tawa Saat Bentrok dengan Polisi"