Renungan Kristen

Renungan Harian Kristen - Rancangan Kekal Karya Penyelamatan Allah dalam Yesus Kristus

Bacaan ayat: Efesus 1:4-6 (TB) - "Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat hadapan-N

Editor: Suci Rahayu PK
ist
Ilustrasi renungan harian 

Rancangan Kekal Karya Penyelamatan Allah dalam Yesus Kristus

Bacaan ayat: Efesus 1:4-6 (TB) - "Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.
Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya,
supaya terpujilah kasih karunia-Nya yang mulia, yang dikaruniakan-Nya kepada kita di dalam Dia, yang dikasihi-Nya".

Oleh Pdt Feri Nugroho

Pdt Feri Nugroho
Pdt Feri Nugroho (Instagram @ferinugroho77)

Keberhasilan seorang peramal dalam meramalkan sesuatu peristiwa dan terbukti peristiwa itu terjadi, selalu menjadi berita menarik untuk diperbincangkan.

Ramalan tentang kecelakaan, bencana alam dan peristiwa tragedi lainnya akan menjadi tajuk berita yang akan ditonton dan dibaca berulang-ulang.

Ketika ramalan terjadi maka beritanya akan semakin menggemparkan.

Orang berduyun-duyun datang memberikan komentar dan penilaian terhadap fenomena tersebut.

Bagi sang peramal, ketenaran sudah ada di depan mata. Jutaan rupiah menanti jika dia mampu memperlihatkan keahliannya dalam menyingkap misteri yang hanya diketahui sedikit orang.

Baca juga: Renungan Harian Kristen - Dibenarkan Karena Iman Keselamatan Bukan Upaya Manusia Tapi Anugerah Allah

Faktanya, manusia memang pada dasarnya selalu ingin tahu dengan masa depan.

Tentang apa yang akan dialaminya nanti, dan diyakinkan bahwa ada happy ending dalam perjalanan hidupnya.

Secara positif, keingintahuan akan masa depan dijadikan sebagai dasar untuk bersikap antisipatif.

Jika itu kemungkinan tragedi, paling tidak dapat merekayasa apa yang perlu dilakukan hari ini sehingga dapat terhindar dari tragedi; atau, paling tidak dapat mengantisipasi dengan persiapan sehingga dapat menyiapkan diri ketika sebuah tragedi terjadi.

Pada sisi lain, ada kesadaran dalam diri manusia, bahwa tidak ada orang yang bisa mengetahui apa yang akan terjadi, jika Tuhan tidak menyertainya.

Hanya Tuhan yang tahu tentang masa depan, dan jika seseorang bisa tahu tentang masa depan maka dia pasti hidup dekat dengan Tuhan.

Ini menyebabkan seseorang yang berhasil membuktikan bahwa ramalannya benar terjadi, akan dipuja-puji keberadaannya.

Tidak jarang terjadi pengkultusan nama sehingga pemujaan kepada manusia menjadi pilihan yang menarik.

Baca juga: Renungan Harian Kristen - Merespon Pangggilan Tuhan dengan Ketaatan

Waspadalah, karena Iblis bisa menjelma menjadi malaikat terang. Keingintahuan manusia menjadi celah bagi Iblis untuk menyusup.

Secara perlahan (namun pasti), Iblis mulai membelokkan arah hati manusia dari Allah kepada dirinya.

Perlahan kehidupan seseorang mulai mempercayai sebuah ramalan; selanjutnya mulai tergoda untuk meramal atau diramal lagi.

Dan ajaibnya ramalan benar terjadi.

Godaan meramal dan diramal semakin kuat, perlahan menjadi kebutuhan: tidak akan bertindak tanpa dasar sebuah ramalan. Keterikatan pada ramalan mulai tercipta.

Seiring waktu, tiba-tiba mendapatkan diri telah jauh dari Tuhan.

Bagaimana kita bisa membedakan bahwa sesuatu itu adalah dari Tuhan?

Fakta pertama, bahwa memang benar adanya bahwa hanya Tuhan yang tahu akan masa depan.

Bagi manusia, masa depan adalah misteri dimana kemuliaan Tuhan itu berada.

Masa depan menjadi bagian Tuhan untuk berkarya.

Fakta kedua, dalam hubungannya dengan masa depan, manusia pada posisi mempergunakan akal budinya untuk belajar.

Proses belajar menciptakan pengetahuan yang dapat membuat manusia dapat memprediksi kemungkinan apa yang akan terjadi di masa depan.

Baca juga: Renungan Harian Kristen - Kerukunan Tercipta Ketika Sikap Saling Menerima Dikembangkan

Dengan melihat ketebalan awan dan mendung, manusia dapat menyatakan bahwa tidak lama lagi akan turun hujan.

Perubahan suhu menandai perubahan musim sehingga manusia dapat bersiap menghadapi musim berikutnya.

Fakta ketiga, pengetahuan Tuhan tentang masa depan tidak untuk diobral dan diperdagangkan.

Sebagai Perancang Agung kehidupan, Tuhan pada posisi berkarya mengatasi ruang dan waktu.

Ketika Ia menyelipkan sebuah rancangan di masa depan melalui mulut seorang manusia (nabi yang menyampaikan nubuat), bukan dalam rangka kemulian diri orang tersebut; bahkan terkadang yang bersangkutanpun tidak memahami maknanya.

Rancangan peristiwanya terjadi ratusan tahun bahkan ribuan tahun setelahnya; jauh dari masa kehidupan pengucapnya.

Tujuan Tuhan menyelipkan rancangan tersebut adalah dalam rangka membuktikan bahwa karya-Nya terus tersambung dalam sejarah lintas generasi; bahwa Tuhan yang merancangkan mengatasi ruang dan waktu kehidupan manusia, tanpa bisa dibelenggu oleh pengetahuan manusia atau kepercayaan manusia yang terlembaga dalam agama.

Catatan yang ditinggalkan dari generasi ke generasi menjadi bukti autentik bahwa apa yang terjadi benar-benar rancangan Tuhan; bukan sebatas ramalan manusia semata berdasarkan pengetahuannya.
Inilah yang menjadi bukti terkuat dan paling autentik tentang kehadiran Yesus Kristus sebagai Juruselamat.

Sejak semua ketika manusia jatuh dalam dosa, Allah sudah merancang penyelamatan.

Baca juga: Renungan Harian Kristen - Kerukunan Tercipta Ketika Sikap Saling Menerima Dikembangkan

Puluhan nubuat telah Allah sematkan melalui mulut dan pemberitaan para nabi dari masa ke masa.

Berhadapan dengan konteks kehidupan yang dinamis para nabi pada masanya, Allah memberikan janji pengharapan dengan menyematkan berita tentang hadirnya Seorang Juruselamat.

Dari kelahiran-Nya, siapa yang melahirkan, apa yang diajarkan, kehidupan-Nya, kematian-Nya, kebangkitan-Nya; bahkan tujuan dan maksud dari kehidupan-Nya telah tersemat rapi melalui mulut para nabi, jauh sebelum peristiwanya terjadi.

Yang luar biasa, tingkat akurasinya sangat mengagumkan tepatnya sampai pada hitungan angka: dijual dengan 30 keping perak melalui pengkhiatan Yudas Iskariot, pun telah ada nubuat yang menyatakannya.

Bukan hanya satu atau dua nubuat, tapi puluhan dan sangat mendetail, sehingga lebih dari cukup untuk membuktikan bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat yang telah dijanjikan.

Kepada jemaat di kota Efesus, Rasul Paulus hendak mengucap syukur atas karya besar penyelamatan Allah yang telah terjadi dalam Yesus Kristus.

Ucapan syukur tersebut membawa jaminan pengharapan bahwa karya penyelamatan tersebut nyata dialami.

Jemaat Efesus semakin diteguhkan dalam iman, meskipun berhadapan dengan penganiayaan dan penderitaan, jemaat akan tetap setia dalam iman dan pengharapan.

Kehadiran Yesus Kristus adalah bukti nyata tentang karya penyelamatan Allah yang terjadi dalam sejarah. Amin

Renungan oleh Pdt Feri Nugroho S.Th, GKSBS Palembang Siloam

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved