Bantuan Gempa Majene Dijarah Massa, Mensos Risma : Itu Bukan Penjarahan, Mereka Kelaparan
Diduga Bantuan Gempa Majene Dijarah Massa, Mensos Risma : Itu Bukan Penjarahan, Mereka Kelaparan
Konfirmasi polisi
Kepala Bidang Humas Polda Sulbar Kombes Syamsu Ridwan mengatakan, polisi masih menyelidiki video yang diduga terjadi di Tappalang itu.
Namun, dia mengimbau bagi instansi swasta maupun warga yang hendak memberi bantuan logistik terhadap korban gempa untuk terlebih dahulu melapor ke Polres terdekat.
Dengan begitu, polisi dapat memberikan pengawalan dalam distribusi bantuan korban gempa.
"Terkait video yang beredar itu kami masih penyelidikan. Bahwa diharapkan semua bantuan dikoordinasikan dengan posko, melalui kepolisian dan TNI, agar setiap bantuan dikawal," kata Ridwan kepada Kompas.com melalui telepon, Sabtu.
Ridwan tak menampik adanya warga yang berdesakan mengambil isi bantuan logistik.
Namun dia belum memastikan apakah itu penjarahan sebagai aksi kriminalitas atau warga yang terdampak gempa bumi.
"Kalau dari video itu, warga terlihat mau dapat bantuan tapi tidak melalui posko-posko. Jadi bagi masyarakat yang mau memberikan bantuan jangan sendiri-sendiri," ujar dia.
Sejauh ini, menurut Ridwan, akses jalur trans Sulawesi yang menghubungkan Kabupaten Majene dan Mamuju sudah bisa dilalui.
Meski demikian, proses pembersihan pasca longsor di wilayah Tappalang, Mamuju, masih berlangsung.
"Jalur dari Majene masih dalam proses pembersihan," kata dia.
Mensos Risma Angkat Bicara
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majene, Sulawesi Barat turut menjelaskan terkait dugaan penjarahan bantuan logistik yang beberapa videonya viral di media sosial.
Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Majene Sirajuddin membenarkan bahwa ada beberapa warga yang memberhentikan mobil yang membawa bantuan logistik untuk pengungsi gempa di Sulawesi Barat.
Namun warga yang memberhentikan mobil tersebut juga merupakan pengungsi gempa yang belum mendapatkan bantuan.