Update Sriwijaya Air
Analisis Data Sriwijaya Air SJ 182 Jatuh: Diduga Upaya Pindah Jalur, Pesawat Oleng dan Mesin Hidup
Analisis Data Sriwijaya Air SJ 182 Jatuh, Pesawat Diduga sedang berupaya pindah jalur, lalu oleng dan mesin hidup.
TRIBUNJAMBI.COM - Penyebab jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 hingga saat ini masih terus diselidiki.
Pengamat penerbangan menduga pesawat Sriwijaya Air SJ 182 mengalami oleng sebelum akhirnya jatuh dalam kondisi mesin masih hidup.
Sebelum jatuh, pilot Sriwijaya Air SJ 182 berupaya berpindah jalur.
Pilot juga diduga mengalami disorientasi.
Situs ini mengkombinasikan data dari Automatic Dependent Surveillance-Broadcast (ADS-B), Multilateration (MLAT), dan data radar.
Ketiga data itu diagregasi dan dikombinasikan dengan jadwal dan status penerbangan dari maskapai dan bandara untuk menghasilkan rekam jejak.
Baca juga: Salat Gaib untuk Pilot Sriwijaya Air SJ-182 , Keluarga Kapten Afwan Sudah Ikhlas Atas Tragedi Ini
Baca juga: Korban Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Diimbau Tidak Perlu Urus Akta Kematian, Ini Alasannya
Namun demikian, hal ini sebatas dugaan mengingat penyebab pasti jatuhnya Sriwijaya Air akan diketahui dari investigasi atas black box Sriwijaya Air SJ 182 yang telah ditemukan.
Merujuk data Flightradar24, sejak kembali aktif mengudara pada 19 Desember 2020, pesawat PK-CLC terbang dengan rute yang sama sebanyak sembilan kali.
Peta di bawah menggambarkan tiga penerbangan terakhir Jakarta-Pontianak, yakni pada 3 Januari dan 9 Januari pukul 05.14 WIB dan pukul 14.36 WIB.

Apabila digabungkan dengan data prosedur keberangkatan (Standard Instrument Departure) yang dirilis Kementerian Perhubungan, tampak dua jalur yang biasa ditempuh oleh pesawat.
Jalur pertama seperti yang tergambar pada rekam penerbangan 9 Januari pagi hari (garis berwarna biru).
Setelah lepas landas dari bandara, pesawat akan diarahkan menuju titik yang disebut Winar dan belok ke kanan, ke titik Arjuna.
Dari Arjuna, dia kemudian bergerak ke timur laut (pada peta, ke arah serong atas kanan) menuju Pontianak.
Pada beberapa kondisi, pesawat bisa diarahkan ke titik Abasa, jalur pintas.
Perjalanan ini nampak pada penerbangan 3 Januari (garis berwarna hijau), yang menjadi pilihan jalur kedua.