Berita Internasional

AS Sedang Genting, 15.000 Pasukan Militernya Menuju Washington, Bakal Terjadi Perang Saudara?

Ya, di tanggal itu, dipastikan Joe Biden akan dilantik sebagai presiden AS, sementara Donald Trump dilengserkan.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
US ARMY/JOY DULEN VIA SOSOK.ID
Ilustrasi Tentara Amerika Serikat 

TRIBUNJAMBI.COM - Keadaan Negeri Paman Sam saat ini disebutkan sedang genting jelang tanggal 20 Januari 2020.

Ya, di tanggal itu, dipastikan Joe Biden akan dilantik sebagai presiden AS, sementara Donald Trump dilengserkan.

Mengahadapi hal itu, Amerika pun dalam situasi yang cukup berbahaya.

Hal itu diprediksi akan menarik masa pendukung Donald Trump yang tidak terima, karena percaya pemilu Amerika telah dicurangi.

Situasi ini juga sudah dilaporkan oleh FBI yang mengatakan, bahwa kekacauan besar akan terjadi di Amerika mendekati tanggal 20 Januari.

Joe Biden bersiap masuk Gedung Putih setelah mengalahkan Donald Trump di Pilpres AS 2020.
Joe Biden bersiap masuk Gedung Putih setelah mengalahkan Donald Trump di Pilpres AS 2020. (Instagram @joebiden @realdonaldtrump)

Menurut 24h.com.vn pada Selasa (12/1/21), dalam menghadapi ancaman berbahaya itu, penegak hukum akan mengerahkan 15.000 tentara Garda Nasional ke Washington DC.

Kemudian mereka akan mendirikan pos pemeriksaan di seluruh kota.

Sebanyak 16 kelompok di antaranya ada kelompok bersenjata dan sebagian besar pendukung setia Donald Trump.

Mereka telah mendaftar untuk mengadakan protes di Washington, membuat pejabat Federal merasa khawatir dan prihatin.

Di tengah meningkatnya jumlah infeksi Covid-19 yang meningkat pesat dan kerusuhan baru-baru ini di Capitol.

Para pemimpin District of Columbia, Maryland dan Virginia telah mengeluarkan pemberitahuan yang menuntut agar penduduk tidak menghadiri pelantikannya.

Baca juga: DAFTAR PRESIDEN Amerika Kena Impeachment, Presiden Donald Trump Dinilai Rusak Demokrasi

Baca juga: Selain Donald Trump, Berikut Presiden Amerika yang Memboikot Pelantikan Presiden Penerus Mereka

Baca juga: Barack Obama Sebut Penyerbuan Capitol Hill Adalah Aib Besar Bagi Bangsa Amerika

Biro Investigasi Federal (FBI) memberi tahu penegak hukum setempat tentang kemungkinan demonstrasi bersenjata di semua 50 ibu kota negara bagian, yang diorganisir oleh kelompok ekstremis sayap kanan.

Pada 11 Januari, Jenderal Daniel Hokanson, direktur Pengawal Nasional, mengatakan sekitar 6.000 tentara Pengawal Nasional dari enam negara bagian telah tiba di Washington.

Pada akhir pekan ini, jumlah itu diperkirakan akan meningkat menjadi 10.000 tentara.

Pada saat yang sama, pejabat Departemen Pertahanan menyatakan keprihatinan bahwa beberapa pengunjuk rasa yang masuk ke Capitol adalah para veteran.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved