Sriwijaya Air Jatuh
AKHIRNYA Tim Penyelam Dislambair Temukan Black Box Sriwijaya Air, Usai 8 Kali Lakukan Penyelaman
Black box berisi data penerbangan yang bisa digunakan untuk mengungkap penyebab jatuhnya pesawat nahas tersebut tersebut sudah diangkat dari dasar
TRIBUNJAMBI.COM - Setelah melakukan delapan kali penyelaman Dinas Penyelam Bawah Air (Dislambair) berhasil menemukan black box atau kotak hitam pesawat Sriwijaya Air SJ 182.
Kabar baik itu muncul dalam pencarian korban dan puing-puing dari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di Kepulauan Seribu, Jakarta Utara.
Black box berisi data penerbangan yang bisa digunakan untuk mengungkap penyebab jatuhnya pesawat nahas tersebut tersebut sudah diangkat dari dasar laut.
Baca juga: BREAKING NEWS: Black Box Sriwijaya Air SJ 182 Ditemukan, Bisa Ungkap Penyebab Kecelakaan Pesawat
Baca juga: Media Asing Ini Sampai Bilang Indonesia Jadi Tempat Terburuk di Asia untuk Lakukan Penerbangan
Baca juga: Promo Terbaru BreadTalk 12 Januari 2021, Soft Choco atau Pandan Toast Cuma Rp 37.000
Seperti yang dikutip Tribunjambi.com, melalui tayangan Kompas TV Breaking News 'Kotak Hitam Sriwijaya Air SJ-182 Ditemukan'.
Black box diangkut menggunakan KRI Rigel ke Posko JICT, Tanjung Priok.
Sriwijaya Air SJ 182 jatuh pada Sabtu (9/1) lalu usai lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta.
Sedianya pesawat nahas tersebut akan menuju Bandara Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat.
Mengenal Teknologi Kotak Hitam yang Jadi Kunci Kecelakaan Pesawat
Apa itu black box atau kotak hitam?
Black box atau kotak hitam adalah sekumpulan perangkat perekam data penerbangan yang di dalamnya terdiri atas flight data recorder (FDR) yang merekam data penerbangan dan cockpit voice recorder (CVR) yang merekam suara pilot yang bisa menangkap percakapan antara pilot dengan pemandu lalu lintas udara atau air traffic controller (ATC).
Awalnya alat perekam ini menggunakan pita magnetik, seperti yang digunakan ketika pertama kali diperkenalkan pada 1960-an. Pita magnetik bekerja seperti tape recorder.
Pita Mylar ditarik di kepala elektromagnetik, yang meninggalkan sedikit data pada pita. Namun saat ini kotak hitam menggunakan papan memori solid-state, yang muncul pada 1990-an.
Baca juga: Saat Bermasalah dengan Elza Syarief, Pendapatan Endorse Nikita Mirzani Capai Rp 1,2 Miliar Sehari
Baca juga: Akibat Jalan Licin, Sedan Tabrak Xeon di Jalinsum di Sarolangun
Baca juga: Bupati, Wakilnya, Kepala Dinas dan Pejabat Forkopimda di Bungo akan Divaksin Serempak Nakes
Perekam solid-state dianggap jauh lebih andal daripada alat perekam magnetiknya.
Solid state menggunakan susunan chip memori yang ditumpuk, sehingga mereka tidak memiliki bagian yang bergerak. Tanpa bagian yang bergerak, ada lebih sedikit masalah pemeliharaan dan berkurangnya peluang terjadinya kerusakan saat terjadi tabrakan.
Black box ini terdiri atas dua perangkat utama yaitu Cockpit Voice Recoreder (CVR) dan Flight Data Recorder (FDR). Berikut penjelasannya :
1. Cockpit Voice Recoreder (CVR)